Tidak Ada Yang Mustahil
8 Oktober 2022
TIDAK ADA YANG MUSTAHIL
“Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Markus 9:23.
“Kristus tidak menyatakan kepada kita bahwa mudahlah untuk mencapai kesempurnaan tabiat. Tabiat yang serba mulia itu tidak diwarisi manusia secara turun temurun. Itu tidak datang kepada kita secara kebetulan. Tabiat yang mulia hanya dapat diperoleh dengan usaha individu melalui jasa dan kasih karunia Kristus. Allah telah mengaruniakan talenta-talenta, dan kekuatan pikiran; kitalah yang membentuk tabiat. Itu dibentuk oleh pertempuran yang keras dan berat melawan diri sendiri. Konflik demi konflik harus dihadapi dalam melawan kecenderungan turun-temurun. Kita harus mengkritik diri kita sendiri dengan cermat, dan tidak membiarkan satu pun sifat yang tidak menguntungkan untuk dibiarkan tidak dikoreksi.
“Jangan sampai ada diantara kita yang mengatakan bahwa saya tidak dapat memperbaiki cacat tabiat saya. Jika engkau mengambil keputusan ini, maka engkau pasti akan gagal memperoleh kehidupan kekal. Kemustahilan terletak pada kehendakmu sendiri. Jika engkau tidak mau, maka engkau benar-benar tidak akan bisa mengatasinya. Kesulitan yang sebenarnya adalah muncul dari kerusakan hati yang tidak disucikan, dan keengganannya untuk tunduk pada kendali Allah.” –Messages to Young People, hal. 99.
“Dalam usahanya untuk mencapai cita-cita Allah baginya, orang Kristen tidak perlu putus asa. Kesempurnaan akhlak dan kerohanian, telah dijanjikan kepada tiap-tiap orang, melalui kuasa kasih karunia Kristus. Yesus adalah sumber kuasa, dan mata air kehidupan. Ia telah membawa kepada kita FirmanNya, dan dari pohon kehidupan mempersembahkan kepada kita daun-daun penyembuh untuk penyembuhan jiwa-jiwa yang sakit. Ia memimpin kita ke takhta Allah, dan menempatkan ke dalam mulut kita suatu doa yang dengannya kita dibawa ke dalam hubungan yang langsung dengan Dia. Demi kepentingan kita Ia mengerahkan segala tenaga yang berkuasa dari surga. Pada setiap langkah, kita dapat menjamah kuasa-Nya yang hidup.” –The Acts of Apostles, hal. 478.
