Tangga Yang Membawa Kepada Kesempurnaan
26 Oktober 2022
Tangga yang Membawa Kepada Kesempurnaan
“Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” 2 Petrus 1:3.
“Yesus adalah tangga ke surga, … dan Tuhan memanggil kita untuk menaiki tangga ini. Tapi kita tidak bisa melakukan ini sementara kita membebani diri kita dengan harta duniawi. Kita bersalah ketika kita menempatkan kenyamanan dan keuntungan pribadi kita di atas perkara-perkara Allah. Tidak ada keselamatan dalam harta atau kepentingan duniawi. Seseorang tidak akan ditinggikan di hadapan Allah, atau diakui oleh-Nya memiliki kebaikan, bila ia sekedar memiliki kekayaan duniawi. Jika kita mendapatkan pengalaman sejati dalam melangkah naik, … maka kita harus meninggalkan tiap-tiap rintangan. Barangsiapa yang sedang menaiki tangga, harus menjejakkan kakinya dengan mantap di tiap-tiap anak tangga.
“Kita diselamatkan dengan menaiki anak tangga demi anak tangga, sambil memandang kepada Kristus, dan berpegang teguh pada Kristus, kita mendaki selangkah demi selangkah ke ketinggian Kristus, sehingga bagi kita Dia menjadi hikmat dan kebenaran dan pengudusan dan penebusan. Iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan, kasih akan saudara-saudara, dan kasih akan semua orang adalah anak-anak tangga dari tangga ini.
“Diperlukan keberanian, ketabahan, iman, dan kepercayaan mutlak pada kuasa Allah untuk menyelamatkan. Kasih karunia surgawi ini tidak datang dalam sekejap; melainkan diperoleh melalui pengalaman bertahun-tahun. Tetapi, setiap pencari yang tulus dan sungguh-sungguh akan dapat mengambil bagian dari kodrat ilahi. Jiwanya akan dipenuhi dengan kerinduan yang mendalam untuk mengetahui kepenuhan kasih yang melampaui segala akal itu. Saat dia maju dalam kehidupan ilahi, dia akan lebih mampu memahami kebenaran Firman Allah yang ditinggikan dan dimuliakan, sampai kemudian, dengan memandang, dia pun diubahkan, dan dimampukan untuk mencerminkan rupa Penebusnya.” –The Faith I Live By, hal. 120.