Tabiat Tidak Dapat Diperjualbelikan

10 Januari 2022

TABIAT TIDAK DAPAT DIPERJUALBELIKAN

Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup.” Matius 25: 10.

“Janganlah seorang pun mengikuti contoh gadis-gadis bodoh dan berpikir bahwa akan aman untuk menunggu sampai krisis datang sebelum memperoleh persiapan tabiat untuk dapat tahan berdiri pada waktu itu. Akan terlambat untuk mencari kebenaran Kristus ketika para tamu dipanggil dan diperiksa. Sekaranglah waktunya untuk mengenakan kebenaran Kristus—pakaian pernikahan yang melayakkanmu untuk masuk ke dalam perjamuan kawin Anak Domba. Dalam perumpamaan itu, gadis-gadis yang bodoh digambarkan sebagai pengemis minyak dan gagal mendapatkan apa yang mereka mintakan itu. Ini adalah simbol dari orang-orang yang belum mempersiapkan diri dengan mengembangkan tabiat untuk berdiri di saat krisis. Seolah-olah mereka harus pergi ke tetangga mereka dan berkata, Beri aku tabiatmu atau aku akan hilang. Gadis-gadis yang bijaksana tidak dapat memberikan minyak mereka kepada pelita yang telah redup dari gadis-gadis yang bodoh. Tabiat tidak dapat dipindahtangankan. Itu tidak untuk diperjualbelikan, melainkan diperoleh. Tuhan telah memberikan kepada setiap individu kesempatan untuk memperoleh tabiat yang benar …, tetapi Dia tidak menyediakan cara yang dengannya satu agen manusia dapat memberikan kepada orang lain tabiat yang telah dia kembangkan bqgi dirinya….
“Harinya akan datang, dan sudah dekat dengan kita, ketika setiap bagian tabiat akan terungkap oleh pencobaan khusus. Orang-orang yang tetap setia pada prinsip, yang mempertahankan iman sampai akhir, akan menjadi orang-orang yang telah terbukti benar di bawah ujian dan pencobaan selama jam-jam sebelumnya dari masa percobaan mereka, dan telah membentuk tabiat seturut dengan rupa Kristus. Orang-orang yang telah memupuk persekutuan yang karib dengan Kristus, melalui hikmat dan kasih karunia-Nya, mengambil bagian dalam kodrat ilahi. Tetapi tidak ada manusia yang dapat memberikan kepada orang lain, pengabdian hati dan kualitas pikiran yang mulia, dan melengkapi kekurangannya dengan kekuatan moral.” –That I May Know Him, hal. 350.

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×