Tabiat Kita yang Membuat Kita Menjadi Orang Kristen

26 Januari 2022

TABIAT KITA YANG MEMBUAT KITA MENJADI ORANG KRISTEN

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Filipi 4:8, 9.

“Bukan tercatatnya nama kita di buku-buku gereja, melainkan tabiatlah yang membuat kita menjadi orang Kristen. Pernyataan apa yang akan muncul ketika Kristus, yang tinggal di dalam hati, bersinar di raut wajah orang-orang yang mengasihi Dia dan menaati perintah-perintah-Nya. Kebenaran tertulis di sana. Manusia yang demikian itu diubah menjadi serupa dengan gambar Kristus. Orang duniawi mungkin melewatkannya dan tidak mengenali perubahan itu, tetapi orang-orang yang telah memiliki persekutuan dengan Kristus dapat mengenali pernyataan Kristus dalam perkataan, dan dalam roh. Pengaruh pada hati terlihat dalam kelembutan kebiasaan yang terlihat, yang melebihi segala kasih sayang manusia. Kedamaian surga yang manis akan ada di dalam jiwa, dan akan terungkap di raut wajah.” –The Upward Look, hal. 28.
“Tabiat dan pengalaman kita sendirilah yang menentukan pengaruh kita terhadap orang lain. Untuk dapat meyakinkan orang lain tentang kuasa kasih karunia Kristus, maka kita harus pertama-tama merasakan kuasanya di dalam hati dan hidup kita sendiri. …
“Lencana Kekristenan bukanlah tanda lahiriah, bukan dengan mengenakan tanda salib atau mahkota lahiriah, melainkan tanda yang dinyatakan dari bersatunya manusia dengan Allah. Dengan kuasa kasih karunia-Nya yang terlihat dalam perubahan tabiat, dunia diyakinkan bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya sebagai Penebusnya. Tidak ada pengaruh lain yang dapat melingkupi jiwa manusia yang memiliki kekuatan yang sekuat pengaruh kehidupan yang tidak mementingkan diri. Argumen terkuat yang mendukung Injil adalah kehidupan orang Kristen yang pengasih dan terkasih.” –The Ministry of Healing, hal. 469, 470.

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×