Tabiat Dibentuk Melalui Ujian-Ujian
1 Juli 2022
TABIAT DIBENTUK MELALUI UJIAN-UJIAN
“Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Roma 5:3, 4.
“Oleh teladan-Nya sendiri Juruselamat telah menunjukkan bahwa pengikut-pengikut-Nya dapat berada dalam dunia ini, tetapi bukan dari dunia ini. Ia datang bukan untuk mengambil bagian dari kepelesiran yang menyesatkan, atau untuk diombang-ambingkan oleh adat-istiadatnya, atau mengikuti kebiasaan-kebiasaannya, tetapi untuk melakukan kehendak Bapa-Nya, yakni untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Dengan tujuan yang tetap di hadapannya ini orang-orang Kristen boleh berdiri dengan tidak dicemari oleh lingkungan sekitarnya. Apapun kedudukan atau keadaan lingkungannya, baik mulia atau hina, ia akan menyatakan kuasa agama yang benar dalam pelaksanaannya yang setia akan kewajiban.
“Bukan bebas dari ujian, tetapi justru melalui berada di tengah-tengahnya, tabiat Kristen diperkembangkan. Diserang oleh berbagai penolakan dan pertentangan, memimpin pengikut-pengikut Kristus kepada kewaspadaan yang lebih besar dan doa yang lebih sungguh-sungguh kepada Penolong yang berkuasa. Melalu kasih karunia Allah, ujian besar yang diderita justru akan memperkembangkan kesabaran, kewaspadaan, ketabahan, dan kepercayaan yang dalam dan kekal kepada Allah. Adalah kemenangan iman Kristen yang menyanggupkan pengikutnya untuk menjadi kuat melalui derita; untuk berserah, sehingga ia dapat menang; untuk diancamkan pembunuhan sepanjang hari, sehingga ia hidup; untuk menanggung salib, agar ia dapat memenangkan mahkota kemuliaan. –The Acts of Apostles, hal. 467.