SUKACITA VS. KESEDIHAN

Pelajaran Sekolah Sabat Tahun 2023 Kwartal Pertama (Keinginan Roh vs. Keinginan Daging)

3
Sabat, 21 Januari 2023

SUKACITA vs. KESEDIHAN 

“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Filipi 4:4.
“Jika Yesus tidak mati sebagai Korban bagi kita dan bangkit kembali, maka kita tidak akan pernah dapat mengenal kedamaian, dan tidak akan pernah merasakan sukacita, melainkan hanya mengalami kengerian kegelapan dan kesengsaraan karena keputus-asaan. Maka biarlah hanya pujian dan syukur yang menjadi bahasa hati kita. Sepanjang hidup kita, kita telah mengambil bagian dalam manfaat surgawi-Nya, sebagai penerima berkat-berkat dari penebusan-Nya yang tiada ternilai mahalnya. Oleh karena itu tidak mungkin bagi kita untuk dapat memahami keadaan yang rendah dan tidak berdaya … yang darinya Kristus telah mengangkat kita.” –In Heavenly Places, hal. 36.

MINGGU
KESEDIHAN MENDALAM

1. Siapakah Hana? Situasi apa yang ada dalam keluarganya?
1 Samuel 1:1-3 Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. 2Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak. 3Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.
“Elkana, seorang Lewi dari bukit Efraim, adalah seorang yang kaya dan berpengaruh, dan seorang yang mengasihi dan takut akan Allah. Isterinya, Hana, adalah seorang yang beribadat dengan sungguh-sungguh. Lemah lembut dan tidak sombong, tabiatnya ditandai oleh kesungguhsungguhan yang dalam dan iman yang teguh.
Berkat yang dengan sungguh-sungguh dicari oleh setiap orang Ibrani tidak diberikan kepada pasangan yang beribadat ini, rumah tangga mereka tidak digembirakan oleh suara anak-anak; dan keinginan untuk mengabadikan namanya memimpin suami itu—sebagaimana itu telah memimpin banyak orang lainnya—melakukan perkawinan yang kedua. Tetapi langkah ini, yang didorong olehkarena kurang iman dalam Allah, tidak memberikan kebahagiaan. Anak-anak-lelaki dan perempuan ditambahkan ke dalam rumah tangga; tetapi kesukaan dan keindahan lembaga Allah yang suci itu telah dinodai, dan suasana damai di dalam keluarga telah dirusak. Penina, isteri yang baru itu, cemburuan dan berpikiran sempit, dan ia adalah seorang yang sombong dan tidak tahu malu. Kepada Hana, harapan kelihatannya telah musnah, dan kehidupan terasa sebagai suatu beban yang menjemukan; namun demikian ia menghadapi ujian itu dengan rendah hati dan tidak bersungut.
Elkana dengan setia mengikuti upacara-upacara kebaktian kepada Allah. Perbaktian di Silo masih tetap dipertahankan, tetapi oleh sebab ketidakteraturan di dalam hal pelaksanaannya maka pelayanannya tidak dituntut di dalam kaabah, yang mana dalamnya, sebagai seorang Lewi, semestinya ia diharuskan hadir. Namun demikian ia hadir, bersama dengan keluarganya, untuk berbakti dan mempersembahkan korban pada kumpulan-kumpulan yang telah ditetapkan.” –Patriarchs and Prophets, hal. 569.
SENIN
2. Apa yang Elkana lakukan untuk tetap membahagiakan istri terkasihnya? Bagaimana perilaku istri keduanya, Penina?
1Samuel 1:4-8 Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan masing-masing sebagian. 5Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. 6Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya. 7Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. 8Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: “Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?”
“Sekalipun di tengah-tengah upacara-upacara suci yang berhubungan dengan perbaktian kepada Allah, roh jahat yang telah mendatangkan kutuk kepada rumah tangganya telah mengganggu. Setelah mempersembahkan korban syukur, seluruh keluarga, sesuai dengan adat yang sudah ditentukan, bersatu di dalam pesta yang khidmat tetapi meriah itu. Pada peristiwa ini, Elkana telah memberikan kepada ibu dari anak-anaknya satu bahagian dan juga kepada setiap anak lelakinya dan anak perempuannya; dan sebagai tanda penghargaannya kepada Hana, ia telah memberikan kepadanya dua bahagian, yang mengertikan bahwa kasihnya bagi dia adalah sama seolaholah ia sudah mempunyai seorang anak lelaki. Kemudian isteri yang kedua itu, dibakar oleh rasa cemburu, menuntut agar ia lebih diutamakan se-bagai seorang yang dikasihi oleh Allah, dan mencela Hana dengan keadaannya yang tidak mempunyai anak itu sebagai bukti bahwa Allah tidak senang kepadanya. Hal ini terulang kembali tahun demi tahun, sampai Hanna tidak dapat menahannya lagi. Olehkarena tidak sanggup untuk menyembunyikan kesedihannya itu, ia menangis sejadi-jadinya, dan menarik diri dari upacara itu. Suaminya berusaha menghiburnya, tetapi sia-sia. “Mengapa engkau menangis? apa sebab engkau tiada mau makan? dan karena apa susah hatimu?” katanya, “bukankah aku ini bagimu terlebih baik daripada anak laki-laki sepuluh orang?’” –Patriarchs and Prophets, hal. 569.
SELASA
3. Di mana Hana pergi untuk berdoa? Apa yang dia janjikan dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan?
1Samuel 1:9-11 Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN, 10dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu. 11Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”
“Hana tidak mengucapkan kata-kata yang mengecam. Beban yang ia tidak dapat bahagikan kepada sahabat di dunia ini, ia serahkan kepada Allah. Dengan sungguh-sungguh ia memohon agar Ia mau mengangkat kehinaannya itu, dan memberikan kepadanya satu karunia yang indah berupa seorang anak lelaki untuk dipelihara dan dididik bagi Dia. Dan ia mengadakan satu janji yang khidmat bahwa jikalau permohonannya itu dikabulkan, ia akan menyerahkan anaknya itu kepada Allah, sejak dari lahirnya. Hana telah berada dekat ke pintu kaabah, dan dengan dipenuhi oleh kesedihan ia “berdoa kepada Tuhan sambil menangis tersedu-sedu.’” –Patriarchs and Prophets, hal. 570.
RABU
4. Bagaimana imam itu telah sempat salah menilai perempuan yang mencurahkan isi jiwanya kepada Tuhan? Apa jawaban Hana atas teguran imam itu?
1Samuel 1:12-16 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu; 13dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk. 14Lalu kata Eli kepadanya: “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu.” 15Tetapi Hana menjawab: “Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN. 16Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama.”
“Tetapi ia berhubungan dengan Tuhan dengan diam-diam, tanpa mengeluarkan suara. Di dalam masa yang jahat seperti itu, perbaktian seperti ini jarang terjadi. Pesta-pesta yang tidak hormat, bahkan mabuk-mabuk, adalah perkara yang biasa terjadi, sekalipun di dalam upacara keagamaan; dan Eli imam besar itu, pada waktu melihat Hanna, menyangka bahwa ia sedang dikuasai oleh air anggur. Dengan maksud memberikan satu teguran, dengan keras ia berkata, “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu daripada mabukmu.”
Dengan rasa sedih dan terkejut, Hana menjawab dengan lemah lembut, “Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN. Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama.’” –Patriarchs and Prophets, hal. 570.
KAMIS
SUKACITA

5. Apa yang memperlihatkan bahwa sang imam mengubah pandangannya tentang perempuan yang saleh ini? Apa arti nama yang diberikan Hana kepada anaknya?

1 Samuel 1:17-21 Jawab Eli: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.” 18Sesudah itu berkatalah perempuan itu: “Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.” Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. 19Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya. 20Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: “Aku telah memintanya dari pada TUHAN.” 21Elkana, laki-laki itu, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada TUHAN.
“Imam besar itu tergerak, karena ia adalah seorang hamba Tuhan; dan gantinya memberikan satu tempelakan ia telah mengucapkan suatu berkat: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.” Doa Hanna dikabulkan; ia menerima pemberian yang untuknya ia telah berdoa dengan sungguh-sungguh. Ketika ia memandang kepada anak itu, ia menamai dia Samuel—”Aku telah memintanya dari pada Tuhan.” Segera setelah anak itu cukup besar untuk berpisah dari ibunya, ia menggenapi janjinya. Ia mengasihi anaknya itu dengan segala kasih sayang dari hati seorang ibu; hari demi hari, apabila ia memperhatikan kesanggupannya yang semakin bertambah, dan mendengarkan percakapannya yang bersifat kekanak-kanakan itu, kasihnya menjadi lebih dalam lagi kepadanya. Dia adalah anak lelakinya satu-satunya, pemberian sorga yang istimewa; tetapi ia telah menerima dia sebagai satu harta yang diserahkan kepada Tuhan, dan ia tidak mau menahan dari Pemberi itu apa yang menjadi milikNya.” –Patriarchs and Prophets, hal. 570.
JUMAT
6. Keputusan apa yang dia (Hana) buat tentang anaknya? Bagaimana janji-janji yang telah dibuat kepada Tuhan itu ditepati?
1 Samuel 1:22-28 Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: “Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya.” 23Kemudian Elkana, suaminya itu, berkata kepadanya: “Perbuatlah apa yang kaupandang baik; tinggallah sampai engkau menyapih dia; hanya, TUHAN kiranya menepati janji-Nya.” Jadi tinggallah perempuan itu dan menyusui anaknya sampai disapihnya. 24Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. 25Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli; 26lalu kata perempuan itu: “Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN. 27Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. 28Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.
Pengkhotbah 5:4, 5 Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya. 5Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
“Sekali lagi Hana pergi bersama dengan suaminya ke Silo, dan mem-persembahkan kepada imam, di dalam nama Allah, pemberian yang indah itu, sambil berkata, “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Eli amat terkesan oleh iman dan pengabdian perempuan Israel ini. Dia sendiri adalah seorang bapa yang terlalu memanjakan anaknya, ia merasa takjub dan merasa rendah diri ketika ia melihat pengorbanan yang besar dari ibu ini untuk berpisah dari anak satu-satunya, agar ia bisa menyerahkan anak itu kepada pekerjaan Allah.” –Patriarchs and Prophets, hal. 571.
SABAT
7. Apa yang menjadi tema doa Hana? Sampai berapa jauhkah jangkauan kata-kata pujiannya?
1 Samuel 2:1-10 Lalu berdoalah Hana, katanya: “Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. 2Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita. 3Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. 4Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. 5Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu. 6TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. 7TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga. 8Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan. 9Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, tetapi orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, sebab bukan oleh karena kekuatannya sendiri seseorang berkuasa. 10Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan; atas mereka Ia mengguntur di langit. TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya.”
“Kata-kata Hana ini bersifat nubuatan, baik tentang Daud, yang akan me-merintah sebagai raja Israel, dan tentang Mesias, yang diurapi oleh Allah. Pertama-tama menunjuk kepada perempuan yang sombong yang suka berkelahi dan tidak tahu malu, nyanyian itu kemudian menunjuk kepada kebinasaan musuh-musuh Allah, dan kemenangan yang terakhir dari umat tebusanNya.” –Patriarchs and Prophets, hal. 572.
UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN

“Sekali lagi Hana pergi bersama dengan suaminya ke Silo, dan mem-persembahkan kepada imam, di dalam nama Allah, pemberian yang indah itu, sambil berkata, “Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN.” Eli amat terkesan oleh iman dan pengabdian perempuan Israel ini. Dia sendiri adalah seorang bapa yang terlalu memanjakan anaknya, ia merasa takjub dan merasa rendah diri ketika ia melihat pengorbanan yang besar dari ibu ini untuk berpisah dari anak satu-satunya, agar ia bisa menyerahkan anak itu kepada pekerjaan Allah. Ia merasa tertempelak atas kasihnya yang mementingkan diri itu, dan dengan rendah hati dan sikap hormat ia menundukkan dirinya di hadapan Tuhan dan menyembah. Hati ibu itu dipenuhi oleh kesukaan dan pujian, dan ia rindu untuk mencurahkan rasa syukurnya kepada Allah.” –Patriarchs and Prophets, hal. 571.
* * *

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×