Suara Allah Kepada Jiwamu
SUARA ALLAH KEPADA JIWAMU
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.” Yohanes 5:25.
“Barangsiapa yang dalam hatinya merindukan sesuatu yang lebih baik dari yang dapat diberikan dunia ini, akan mengenali kerinduan ini sebagai suara Tuhan bagi jiwa. Mintalah Dia untuk mengaruniaimu pertobatan itu, untuk mengungkapkan Kristus kepada dirimu, dalam kasih-Nya yang tiada terbatas, dalam kemurnian kesempurnaan-Nya. Dalam kehidupan Juruselamat, asas-asas hukum Allah – yakni kasih kepada Allah dan sesama manusia – dicontohkan dengan sempurna. Kebajikan, dan kasih yang tidak mementingkan diri, adalah kehidupan jiwa-Nya. Bilamana kita memandang pada-Nya, bilamana terang dari Juruselamat kita sampai kepada kita, maka kita akan melihat keberdosaan hati kita sendiri.
“Kita mungkin telah menyanjung diri kita sendiri, sebagaimana yang diperbuat Nikodemus, bahwa hidup kita telah lurus, bahwa karakter moral kita benar, dan berpikir bahwa kita tidak perlu merendahkan hati lagi di hadapan Tuhan, seperti orang-orang berdosa biasa: tetapi ketika terang dari Kristus bersinar ke dalam sanubari jiwa kita, maka kita akan melihat betapa najisnya kita; kita pun akan melihat keegoisan motif kita, dan keadaan permusuhan kita terhadap Tuhan, yang mencemari setiap tindakan kehidupan. Maka, kita akan tahu bahwa kebenaran diri kita sendiri memang seperti kain kotor, dan bahwa hanya darah Kristus saja yang dapat membersihkan kita dari segala kekotoran dosa, dan memperbaharui hati kita menjadi serupa dengan-Nya.” –Steps to Christ, hal. 28.
Pertanyaan-pertanyaan untuk direnungkan:
Terdiri dari berapa perintahkah hukum Allah itu dibangun? Dapatkah tiap-tiap orang, bahkan orang berdosa yang acuh tak acuh, mengenali keadilan sempurna dari hukum Allah?
Apakah kita senantiasa memperbandingkan “kebenaran” diri kita dengan kebenaran Allah yang sempurna? Bagaimana kita dapat meraih kebenaran istimewa-Nya ini?
Terdapat pepatah: Katakan kepada saya siapa temanmu, dan saya akan menyatakan siapa dirimu.