Setia dan Benar
5 Februari 2023
Setia dan Benar
Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. Maleakhi 3:6.
Sehubungan dengan kepribadian dan hak prerogatif Tuhan, tentang di mana Dia berada, dan apa Dia sebenarnya, ini adalah subjek yang tidak boleh berani kita sentuh…. Seseorang yang dalam kehidupan sehari-hari mengadakan persekutuan yang paling dekat dengan Tuhan, dan yang memiliki pengetahuan terdalam tentang Dia, menyadari dengan sangat jelas tentang ketidakmampuan manusia untuk menjelaskan Sang Pencipta….
Tuhan tidak berubah. Dia adalah AKU yang agung. Pemazmur menyatakan, “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” Mazmur 90:2. Dia adalah Pribadi yang tinggi dan agung yang mendiami kekekalan. “Aku Tuhan, tidak berubah,” kata-Nya. Pada-Nya tidak ada perubahan, dan tidak ada pertukaran atau pergantian. Dia “tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Ibrani 13:8. Dia tidak terbatas dan bisa ada di manapun. Tidak ada kata-kata kita yang dapat sanggup untuk menggambarkan kebesaran dan keagungan-Nya.
Di atas segala kebingungan bumi Dia duduk bertakhta; segala sesuatu terbuka untuk pengawasan ilahi-Nya; dan dari kekekalan-Nya yang agung dan tenang Dia memerintahkan apa yang menurut pemeliharaan-Nya paling baik.
Tuhan tidak bermaksud untuk mengadakan perhitungan atas jalan dan pekerjaan-Nya. Adalah untuk kemuliaan-Nya ia merahasiakan maksud-maksud-Nya sekarang ini; tetapi perlahan-lahan mereka akan terungkapkan dalam kepentingannya yang sebenarnya. Namun Dia tidak pernah menyembunyikan kasih-Nya yang besar, yang mendasari segala urusan-Nya dengan anak-anak-Nya.
Pelangi di sekeliling takhta adalah jaminan bahwa Allah itu benar…. Kita telah berdosa terhadap Dia dan tidak layak menerima perkenanan-Nya; namun Dia sendiri telah meletakkan ke dalam bibir kita permohonan yang paling indah ini: “Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya!” Yeremia 14:21. Dia telah berjanji pada diri-Nya sendiri untuk memperhatikan seruan kita ketika kita datang kepada-Nya untuk mengakui ketidaklayakan dan dosa kita. Kehormatan takhta-Nya dipertaruhkan demi penggenapan Firman-Nya kepada kita. –The Faith I Live By, hal. 42