26 September 2022
SELAMATKAN ANAK-ANAK DARI JERAT SETAN

“Dengan kasih dan kesetiaan, kesalahan diampuni, karena takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan.” Amsal 16:6.

“Jangan biarkan anak-anakmu melihatmu dengan muka masam dan mengerutkan dahi. Jika mereka menyerah pada pencobaan, dan setelah itu menyadarinya dan bertobat dari kesalahan mereka, ampunilah mereka sebebas engkau berharap untuk diampuni oleh Bapamu yang di surga. Ajarkan mereka dengan baik, dan ikat mereka ke dalam hatimu. Masa sekarang adalah waktu yang kritis bagi anak-anak. Pengaruh akan dilemparkan di sekitar mereka untuk memisahkan mereka darimu, ini harus engkau lawan. Ajari mereka untuk menjadikanmu orang kepercayaan mereka. Biarkan mereka membisikkan di telingamu cobaan dan kegembiraan yang sedang mereka rasakan. Dengan mendorong ini, engkau akan menyelamatkan mereka dari banyak jerat yang telah disiapkan Setan untuk kaki mereka yang tidak berpengalaman. Jangan perlakukan anak-anakmu hanya dengan ketegasan, melupakan masa kecilmu sendiri, dan melupakan bahwa mereka hanyalah anak-anak. Jangan berharap mereka sempurna atau mencoba menjadikan mereka pria dan wanita yang langsung dewasa dalam tindakan mereka sekaligus. Dengan melakukan itu, engkau akan menutup pintu akses yang dapat engkau miliki untuk mereka, dan akan mendorong mereka untuk membuka pintu bagi pengaruh yang merugikan, atau bagi orang lain untuk meracuni pikiran muda mereka sebelum engkau sendiri sadar akan bahaya mereka. …
“Orang tua harus mendorong anak-anak mereka untuk senang bercerita kepada mereka, dan melepaskan beban kesedihan hati mereka, gangguan-gangguan kecil dan cobaan-cobaan sehari-hari mereka. Dengan demikian orang tua dapat belajar untuk bersimpati dengan anak-anak mereka, dan dapat berdoa bersama dan berdoa untuk mereka agar Tuhan melindungi dan membimbing mereka. Orang tua harus mengarahkan anak-anak mereka kepada Sahabat dan Penasihat mereka yang tidak pernah gagal, yang tersentuh dengan perasaan kelemahan mereka, yang telah dicobai dalam segala hal seperti kita, namun tanpa dosa.” –Testimony Treasures, hal. 136, 141.