Satu Titik Kelemahan
24 April 2022
SATU TITIK KELEMAHAN
“Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.” Lukas 18:11.
“Kita bisa saja menyombongkan diri kita sendiri bahwa kita bebas dari banyak perkara yang masih dilanggar orang-orang lain; tetapi, jika pun kita telah memiliki beberapa titik tabiat yang kuat, namun masih ada satu titiknya yang lemah, berarti masih ada persekutuan antara dosa dan jiwa. Hati pun masih terbagi dalam pelayanannya, dan berkata, ‘Ini buat diri saya sendiri dan yang itu buat Engkau.’ Sebagai anak Allah, ia harus menyelidiki dosa yang telah ia gemari dan memanjakan dalam dirinya, dan mengizinkan Allah untuk mengeluarkan dosa itu dari hatinya. Dia harus mengalahkan satu dosa itu; karena itu bukanlah perkara yang dianggap sepele di mata Tuhan.
“Ada yang berkata, ‘ Saya bukannya pencemburu, tetapi adakalanya saya hanya terpancing dan mengucapkan hal-hal yang jahat, biarpun saya selalu menyesal setelah menyerah pada amarah hati.’ Yang lain berkata, ‘Saya memang masih memiliki kelemahan ini atau itu, tetapi yang saya sama sekali benci adalah perbuatan buruk ini dan itu seperti yang dilakukan oleh orang tertentu dari orang-orang yang saya kenal.’ Tuhan tidak memberi kita daftar dosa berjenjang, yang berbeda-beda beratnya, sehingga kita dapat menganggap beberapa dosa sebagai dosa kecil atau yang dianggap memiliki konsekuensi yang kecil, dan beranggapan bahwa itu hanya akan menyebabkan sedikit kerusakan, sementara yang lain ada yang lebih besar dan akan banyak merugikan.
“Satu rantai tidak lebih kuat dari mata rantai terlemahnya. Kita bisa saja mengatakan rantai seperti itu kelihatannya baik, tetapi jika ada satu saja mata rantainya yang lemah, maka seluruh rantai itu tidak akan dapat diandalkan. Pekerjaan mengalahkan dosa harus menjadi pelajaran bagi tiap-tiap jiwa yang hendak masuk ke dalam kerajaan Allah. Perkataan kurang sabar yang bergetar di bibirmu harus dijaga agar jangan sampai terucapkan. Pikiran bahwa perananmu tidak dihargai dengan benar sebagaimana mestinya harus disingkirkan dari dirimu; karena itu melemahkan pengaruhmu, dan menghasilkan hasil yang pasti, membuat engkau menjadi benar-benar dianggap enteng di benak orang lain. Engkau harus menaklukkan pikiran bahwa engkau adalah seorang yang disingkirkan, dan bergantunglah pada janji Kristus, yang telah menyatakan, ‘Kasih karunia-Ku cukup bagimu.’ (2 Korintus 12:9).” –Messages to Young People, hal. 91.