Satu Cacat Menjadikannya Tidak Sempurna
25 April 2022
SATU CACAT MENJADIKANNYA TIDAK SEMPURNA
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Ibrani 4:12.
“Sebagaimana yang manusia ‘pikirkan dalam hatinya, demikianlah ia,’ Amsal 23:7 KJV. Banyak pikiran yang menjadikan sejarah yang tidak tertulis dalam satu hari; dan segala pikiran ini banyak pengaruhnya dalam pembangunan tabiat. Segala pikiran kita patut dijaga dengan keras; karena satu pikiran yang najis mengadakan satu kesan yang dalam atas jiwa. Satu pikiran yang jahat meninggalkan bekas yang jahat dalam pikiran. Kalau pikiran itu bersih dan suci, maka orang itu menjadi lebih baik oleh menyayangi pikiran tersebut. Karenanya arus kerohanian itu disegarkan, dan kuasa buat berbuat baik ditambahkan. Dan sebagaimana satu tetes air hujan menyediakan jalan bagi tetesan yang lain dalam menyirami bumi, demikianlah satu pikiran yang baik menyediakan jalan buat pikiran baik yang lain.
“Perjalanan yang paling jauh itu dilakukan dengan mengambil satu langkah satu kali. Langkah yang berturut-turut menyampaikan kita kepada hujung jalan itu. Rantai yang paling panjang adalah terdiri dari mata rantai yang banyak. Kalau salah satu mata rantai tersebut tidak baik, maka rantai itu pun tidak akan berguna. Demikianlah pula halnya dengan tabiat. Satu tabiat yang seimbang dibentuk oleh perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan baik. Satu cacat, yang dipertumbuhkan dan tidak dikalahkan, menjadikan orang itu tidak sempurna, dan menutupkan baginya pintu gerbang Kota yang suci itu. Barang siapa yang mau masuk surga harus mempunyai tabiat yang suci dan tidak bercela atau yang serupa itu. Sesuatu yang menajiskan tidak dapat masuk ke sana. Di antara segala umat tebusan itu tidak akan terdapat satu cacatpun.” –Messages to Young People, hal. 144.