ROH VS. DAGING

PELAJARAN SEKOLAH SABAT TAHUN 2023 KWARTAL PERTAMA “KEINGINAN ROH VS. KEINGINAN DAGING”

 

PERSEMBAHAN SEKOLAH SABAT ISTIMEWA UNTUK KEPULAUAN SALOMON

Tuhan memberkatimu dan pemberianmu yang murah hati dengan kelimpahan!

Pelajaran 1

Sabat, 7 Januari 2023

Roh Vs. Daging

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.” Galatia 5:22, 23.

MINGGU

BUAH ROH

  1. Buah Roh apa yang ditemukan dalam kehidupan Habel? Sebaliknya, buah daging apa yang menonjol dalam kehidupan putra sulung Adam dan Hawa?

Kejadian 4:1, 2 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN.” 2Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.

Yudas 1:11 Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah.

Amsal 8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

“Kain dan Habel, putra-putra Adam, memiliki tabiat yang sangat berbeda. Habel takut akan Tuhan. Sementara Kain menyukai perasaan memberontak dan bersungut-sungut melawan Allah karena kutukan yang diucapkan atas Adam dan karena tanah dikutuk akibat dosanya.” –The Story of Redemption, hal. 52.

SENIN

  1. Apa perbedaan antara persembahan Kain dan Habel? Apa yang dinyatakan oleh persembahan-persembahan ini?

Kejadian 4:3, 4 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; 4Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu.

Amsal 12:1, 2 Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu. 2Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si jahat dihukum-Nya.

“Tanpa penumpahan darah tidak akan ada pengampunan dosa; dan mereka harus menunjukkan iman mereka pada darah Kristus sebagai pendamaian yang telah dijanjikan itu dengan mempersembahkan anak sulung dari hewan yang ditentukan sebagai korban. Selain itu, buah sulung dari bumi harus dipersembahkan di hadapan Tuhan sebagai persembahan syukur.” –Patriarchs and Prophets, hal. 71.

“Kain membawa persembahannya kepada Tuhan dengan menggerutu dan ketidakpercayaan di dalam hatinya sehubungan dengan Pengorbanan yang dijanjikan. Dia tidak mau secara ketat mengikuti rencana ketaatan dan enggak mencari seekor anak domba dan malah menggantinya dengan mempersembahkan hasil bumi saja. Dia hanya mengambil hasil tanah dan mengabaikan tuntutan Tuhan. Tuhan telah memberitahukan kepada Adam bahwa tanpa penumpahan darah tidak akan ada pengampunan dosa. Kain bahkan tidak membawa buah-buahan yang terbaik. Habel menasihati saudaranya untuk tidak datang ke hadapan Tuhan tanpa darah korban. Kain, sebagai anak yang tertua, tidak mau mendengarkan nasihat saudaranya itu. Dia malah membenci nasihatnya, dan dengan menyimpan keraguan dan menggerutu tentang perlunya persembahan korban itu, dia mempersembahkan persembahannya. Tapi Tuhan tidak menerima persembahannya itu. Habel membawa anak sulung dari kawanan dombanya, seperti yang diperintahkan Tuhan; dan dengan keyakinan penuh akan Mesias yang akan datang, dan dengan rasa hormat yang rendah hati, dia mempersembahkan persembahan itu.” –The Story of Redemption, hal. 52, 53.

SELASA

  1. Mengapa Tuhan tidak dapat menerima ketaatan sebagian? Apa yang terjadi pada Kain ketika dia melihat bahwa persembahan Habel diterima sedangkan persembahannya tidak?

Kejadian 4:4, 5 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, 5tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

Filipi 2:14, 15 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 15supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.

Yakobus 2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.

“Tuhan menghormati persembahannya. Sebuah sinar terang memancar dari surga dan menghanguskan persembahan Habel. Kain tidak melihat pernyataan penerimaan yang sama untuknya. Dia marah kepada Tuhan dan kepada saudaranya. Tuhan turun untuk mengirim malaikat ke Kain untuk berbicara dengannya.” –The Story of Redemption, hal. 53.

“Kain datang ke hadapan Tuhan dengan menggerutu dan rasa ketidakpercayaan di dalam hatinya sehubungan dengan Korban yang dijanjikan dan tentang perlunya korban persembahan. Persembahan-Nya tidak mengungkapkan penyesalan atas dosa. Dia merasa, seperti yang sekarang dirasakan oleh banyak orang, bahwa ungkapan penyesalan itu justru akan menjadi pengakuan kelemahan untuk mengikuti dengan persisnya rencana yang telah ditetapkan oleh Allah, untuk mempercayai keselamatannya sepenuhnya pada penebusan Juruselamat yang dijanjikan. Dia memilih jalannya sendiri. Dia mau datang dengan kemampuan dirinya sendiri. Dia tidak mau membawa anak domba, dan tidak mau mencampurkan darahnya dengan persembahannya, tetapi hanya mempersembahkan buah-buahannya, hasil kerja kerasnya. Dia mempersembahkan persembahannya sebagai kesukaannya yang dilakukan kepada Tuhan, yang dengannya dia berharap untuk mendapatkan persetujuan ilahi. Kain taat dalam membangun mezbah, taat dalam mempersembahkan korban; tetapi dia hanya memberikan ketaatan sebagian. Namun, bagian yang pentingnya, yakni pengakuannya akan kebutuhan seorang Penebus, telah ditinggalkanya…. Bukannya mengakui dosanya, Kain malah terus mengeluh tentang ketidakadilan Tuhan dan menyimpan kecemburuan dan kebencian terhadap Habel. Dia dengan marah mencela saudaranya, dan berusaha menariknya untuk turut menentang cara Tuhan dalam berurusan dengan mereka. Dengan lemah lembut, namun tanpa rasa takut dan tegas, Habel membela keadilan dan kebaikan Tuhan.” –Patriarchs and Prophets, hal. 72, 74.

RABU

TABIAT YANG BERLAWANAN

  1. Apa pandangan Kain tentang situasi ini? Kepada siapa dia melampiaskan amarahnya, dan seberapa jauh luapan amarahnya?

Kejadian 4:6-8 Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? 7Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” 8Kata Kain kepada Habel, adiknya: “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

1 Yohanes 3:12 bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.

“Bahkan setelah diberi petunjuk dengan setia, Kain tetap tidak mau bertobat. Bukannya mencela dan membenci dirinya sendiri karena ketidakpercayaannya, dia malah terus mengeluh tentang ketidakadilan dan keberpihakan Tuhan. Dan dalam kecemburuan dan kebenciannya dia berselisih dengan Habel dan mencela dia. Habel dengan patuh menunjukkan kesalahan saudaranya dan menunjukkan kepadanya bahwa kesalahan itu memang ada pada dirinya sendiri. Tetapi Kain membenci saudaranya sejak saat Tuhan menyatakan kepadanya tanda-tanda penerimaan-Nya. Saudara laki-lakinya, Habel, berusaha menenangkan murkanya dengan membela belas kasihan Tuhan dalam menyelamatkan nyawa orang tua mereka ketika Dia mungkin seharusnya membawakan kematian langsung ke atas mereka. Dia memberi tahu Kain bahwa Tuhan mengasihi mereka, sehingga tidak menyayangkan untuk memberikan Putra-Nya, yang tidak bersalah dan suci, untuk menderita murka yang sebenarnya pantas diderita manusia, karena ketidaktaatannya.” –The Story of Redemption, hal. 53.

“Golongan orang yang berbakti dengan mengikuti teladan Kain mencakup jumlah orang yang lebih besar di dunia ini; oleh karena hampir setiap agama palsu didasarkan atas prinsip yang sama, bahwa manusia dapat bergantung atas usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan. Diakui oleh banyak orang bahwa umat manusia membutuhkan bukan penebusan, melainkan pengembangan diri bahwa itu dapat menghaluskan, meninggikan dan membaharui diri mereka. Sebagaimana Kain berpikir untuk memperoleh persetujuan ilahi melalui satu persembahan yang tidak berisi darah korban, demikian juga orang-orang ini mengharapkan akan dapat mengangkat kemanusiaan mereka kepada ukuran ilahi dengan tidak bergantung kepada jasa penebusan …. Pembunuhan Habel adalah contoh pertama tentang permusuhan yang Tuhan telah nyatakan akan ada di antara ular dengan benih perempuan itu—yakni antara setan dan pengikut-pengikutnya dengan Kristus dan pengikut-pengikutNya. Melalui dosa manusia, setan telah memperoleh kuasa untuk mengendalikan umat manusia, tetapi Kristus akan menyanggupkan manusia untuk dapat melepaskan diri dari cengkramannya. Bilamana melalui iman di dalam anak domba Allah, seseorang meninggalkan pelayanan terhadap dosa, maka amarah setan akan berkobar-kobar terhadapnya. Kehidupan Habel yang suci menjadi saksi yang melawan pernyataan setan yang menyatakan bahwa mustahil bagi manusia untuk menurut hukum Allah.” –Patriarchs and Prophets, hal. 73, 77.

KAMIS

  1. Apa artinya menjadi penjaga saudara-saudara kita? Teladan mulia apa yang diberikan Habel untuk semua generasi mendatang?

Kejadian 4:9, 10 Firman TUHAN kepada Kain: “Di mana Habel, adikmu itu?” Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” 10Firman-Nya: “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Ibrani 11:4 Karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Dengan jalan itu ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan akan persembahannya itu dan karena iman ia masih berbicara, sesudah ia mati.

“Saudara-saudara seiman, apakah timbul pertanyaan dalam hatimu, ‘Apakah saya penjaga saudara saya?’ Jika engkau mengaku sebagai anak-anak Allah, maka engkau adalah penjaga saudara-saudaramu. Tuhan menganggap gereja bertanggung jawab atas jiwa orang-orang yang dapat mereka jangkau bagi keselamatan.” –Historical Sketches of the Foreign Missions of the Seventh-day Adventists, hal. 291.

“Kembali Tuhan berkata kepada Kain, “Apakah yang engkau telah perbuat? Bahwa darah adikmu itu berteriak kepadaKu dari tanah.” Tuhan telah memberikan kepada Kain suatu kesempatan untuk mengakui dosanya. Ia telah diberi waktu untuk berpikir-pikir dan merenung. Ia mengetahui kekejian dari perbuatan yang telah dilakukannya; tetapi ia tetap memberontak dan hukuman pun tidak dapat ditunda lebih lama lagi.” –Patriarchs and Prophets, hal. 77.

JUMAT

  1. Mengapa Allah tidak langsung membinasakan Kain? Bagaimana anggapan Kain terhadap keputusan Allah?

Kejadian 4:11-16 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. 12Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” 13Kata Kain kepada TUHAN: “Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung. 14Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” 15Firman TUHAN kepadanya: “Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.” Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia. 16Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.

Amsal 8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.

“Suara ilahi yang telah terdengar berupa bujukan dan nasihat sekarang mengucapkan kata-kata yang mengerikan itu: “Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” (Kejadian 4:11-12)

Walaupun Kain oleh kejahatannya patut untuk menerima hukuman mati, Khalik yang rahmani itu masih tetap membiarkan ia hidup, dan memberikan kesempatan untuk bertobat. Tetapi Kain nyatanya hidup hanya untuk mengeraskan hatinya, dan membangkitkan pemberontakan terhadap kekuasaan ilahi dan malah menjadi pemimpin dari kelompok orang-orang yang berdosa yang berani dan sekarang terbuang. Kemurtadan yang satu ini, yang dipimpin oleh setan, menjadi satu penggoda bagi yang lainnya; dan contoh serta pengaruhnya telah menimbulkan kuasa yang merusakkan moral, sehingga dunia menjadi begitu jahat dan dipenuhi kekejaman sehingga perlu untuk dibinasakan.

Dengan membiarkan si pembunuh yang pertama itu hidup, Tuhan menghadapkan kepada alam semesta satu pelajaran sehubungan dengan pertarungan yang besar itu. Sejarah Kain dan keturunannya yang gelap itu adalah merupakan satu gambaran tentang apa yang akan menjadi akibatnya bilamana orang yang berdosa dibiarkan untuk hidup selama-lamanya, untuk melancarkan pemberontakannya terhadap Allah. Kesabaran Allah nyatanya hanya menjadikan orang jahat itu lebih berani dan lebih sombong di dalam kejahatan mereka.” –Patriarchs and Prophets, hal. 77, 78.

SABAT

  1. Saat ini, siapa dan apa yang mendorong manusia untuk melakukan kejahatan terhadap anak-anak Allah?

Wahyu 12:11, 9 Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. …. 9Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Roma 7:5 Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

“Demikian pula pada segala zaman orang jahat membenci orang-orang yang lebih baik dari mereka. Kehidupan Habel yang penuh penurutan dan imannya yang teguh merupakan satu tempelakan yang terus-menerus kepada Kain… Semakin terang berkas sinar cahaya sorga yang dipantulkan dari tabiat hamba-hamba Allah yang setia, maka menjadi semakin lebih jelaslah kelihatannya dosa dari orang-orang jahat yang dinyatakan, dan lebih nekad lagi usaha mereka untuk membinasakan orang-orang yang dianggap mengganggu ketenangan mereka itu.” –Patriarchs and Prophets, hal. 74.

“Pada waktu Kain, digerakkan oleh roh si jahat, melihat bahwa ia tidak dapat menguasai Habel, ia menjadi begitu marah sehingga ia telah dibinasakan hidupnya. Dan di mana saja ada seseorang yang berdiri teguh untuk mempertahankan kebenaran hukum Allah, maka roh yang sama itu akan dinyatakan terhadap mereka, itu adalah roh yang sepanjang zaman telah mendirikan tonggak-tonggak kayu dan menyalakan api pembakaran bagi murid-murid Kristus. Tetapi segala kekejaman yang telah ditimpakan ke atas pengikut-pengikut Yesus itu dibangkitkan oleh setan dan malaikat-malaikatnya, olehkarena mereka tidak dapat memaksa dia untuk menyerah kepada kekuasaan mereka. Itu adalah kemarahan dari seteru yang sudah dikalahkan. Setiap orang yang mati syahid bagi Yesus telah mati sebagai seorang pemenang. Nabi berkata, “Dan mereka mengalahkan dia (ular tua itu yang disebut Iblis dan setan) oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka, dan mereka tidak menyayangkan nyawa mereka, walaupun harus berhadapan dengan maut.” Wahyu 12:11, 9.” –Patriarchs and Prophets, hal. 77.

UNTUK PELAJARAN TAMBAHAN

“Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan membawa segala beban rasa bersalah dan kesedihan hati kita. Dosa mengisi kita dengan rasa takut akan Tuhan. Ketika kita berdosa, kita berusaha menyembunyikan diri kita dari Dia. Namun apapun dosa kita, Allah meminta kita untuk datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus. Hanya dengan membawa dosa-dosa kita kepada Yehova saja maka kita bisa dibebaskan dari padanya. Kain, di bawah teguran Tuhan, mengakui kesalahannya dalam membunuh Habel, tetapi setelahnya dia malah melarikan diri dari Tuhan, seolah-olah dia benar-benar dapat melarikan diri dari dosanya itu. Seandainya dia melarikan diri kepada Tuhan dengan membawa segala beban kesalahannya, maka dia akan diampuni. Anak yang hilang, menyadari kesalahan dan kesengsaraannya, berkata, ‘Aku akan bangun dan pergi ke bapaku.’ Lukas 15:18. Dia mengakui dosanya dan telah dibawa kembali ke hati ayahnya.” –That I May Know Him, hal. 260.

* * *

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×