Renungan Harian
JANGANLAH KAMU SESAT
“Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” Matius 13:22
“Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”. Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” 1 Korintus 15:32-34
“Hasrat yang kuat untuk mendapatkan uang, kehausan akan pertunjukkan, kemewahan dan berlebih-lebihan – semua adalah kekuatan yang, bersama sebagian besar umat manusia, sedang mengalihkan pikiran dari tujuan hidup yang sebenarnya. Mereka membuka pintu bagi seribu kejahatan. Banyak orang, yang sedang tenggelam dalam minat dan ketertarikan mereka pada harta duniawi, menjadi tidak peka terhadap tuntutan Tuhan dan kebutuhan sesamanya manusia. Mereka menganggap kekayaan mereka sebagai sarana untuk memuliakan diri. Mereka menambah jumlah kepemilikan mereka akan rumah demi rumah dan tanah demi tanah; mereka mengisi rumah mereka dengan kemewahan, sementara mereka sendiri sesungguhnya adalah manusia dalam kesengsaraan dan kejahatan, dalam penyakit dan kematian. Dengan setiap jenis penindasan dan pemerasan, orang-orang menumpuk kekayaan yang sangat besar, sementara tangisan umat manusia yang kelaparan muncul di hadapan Tuhan. Ada banyak orang yang bergumul dengan kemiskinan, dipaksa bekerja keras untuk mendapatkan upah kecil, namun tetap saja tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling sederhana. Kerja keras dan kekurangan, tanpa harapan akan hal-hal yang lebih baik, membuat beban mereka menjadi berat. Ketika rasa sakit dan penyakit ditambahkan, bebannya hampir tak tertahankan. Terkutuk dan tertindas, mereka tidak tahu ke mana harus meminta bantuan.” –Testimony Treasures, jilid 3, hal. 327.
Pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah harta kekayaan yang sejati itu? Apakah memperoleh uang sebanyak-banyaknya, ataukah mencapai kesempurnaan mental dan tabiat Kristus?
Apakah saya siap menyalibkan diri saya sendiri demi menolong orang-orang lain sebagaimana yang Kristus perbuat?
Siapakah saya? Apakah saja mau menjadi seperti Kristus, ataukah saya sama sekali bukan orang Kristen, dan belum mengenal Tuhan sama sekali?
Bila memiliki pertanyaan, jangan tunda lagi, silahkah tanyakan dalam kolom komentar di bawah ini.