PERTOBATAN SEJATI

“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” Roma 2:4

“… Ketika hati menyerah pada pengaruh Roh Allah, hati nuraninya akan dihidupkan, dan orang berdosa ini akan melihat sesuatu tentang kedalaman dan kesucian hukum Allah yang kudus, yang adalah dasar dari pemerintahan-Nya di surga dan di bumi. ‘Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia,’ menerangi relung-relung rahasia jiwa, dan hal-hal yang tersembunyi dari kegelapan pun menjadi nyatalah. Yohanes 1:9. Penyesalannya akan dosa menguasai pikiran dan hati. Orang berdosa memiliki rasa kebenaran Yehova dan merasakan datangnya teror rasa takut, dalam keadaannya sendiri yang bersalah dan najis itu, di hadapan Penyelidik hati. Dia melihat kasih Tuhan, keindahan kekudusan, kegembiraan kemurnian; dan dia merasakan kerinduan untuk dibersihkan dan dipulihkan ke dalam persekutuan dengan Surga.
“Doa Daud setelah kejatuhannya, menggambarkan sifat dukacita yang sejati atas dosa. Pertobatannya tulus dan mendalam. Tidak ada upaya untuk meringankan rasa bersalahnya; tidak ada keinginan untuk melarikan diri dari penghakiman yang mengancam, yang mengilhami doanya. Daud melihat besarnya pelanggarannya; dia melihat kekotoran jiwanya; dia membenci dosanya. Bukan hanya untuk memohonkan pengampunan dia berdoa, melainkan juga untuk memohonkan kesucian hati. Dia merindukan sukacita kekudusan — yakni dipulihkan ke dalam hubungan yang harmonis dan akrab dengan Tuhan.” –Steps to Christ, hal. 24.

Pertanyaan-pertanyaan untuk direnungkan:
Pernahkah saya mengalami rasa penyesalan akan dosa itu dalam hati dan pikiran saya?
Sudahkah saya mengalami pertobatan sejati?
Apakah kita sedang mendoakan dan memohonkan dari Bapa sorgawi kita, agar kita dapat menerima pemurnian hati?