31 Agustus 2022

PERTOBATAN KEPADA TUHAN, HARI DEMI HARI

“Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi.” 1 Tesalonika 4:1.

“Kehidupan Kristen terus-menerus bergerak maju. Yesus duduk sebagai pemurni dan pemurni umat-Nya; dan ketika citra-Nya telah tercermin dengan sempurna di dalam umat-Nya, berarti mereka telah sempurna dan suci, dan siap untuk diangkat ke surga. Satu pekerjaan besar sedang dituntut dari orang Kristen. Kita dinasihati untuk membersihkan diri kita dari segala kekotoran daging dan roh, dan menyempurnakan kekudusan dalam takut akan Tuhan. Disinilah pekerjaan besar kita itu. Suatu pekerjaan yang harus terus-menerus dikerjakan orang Kristen.
“Tidak ada orang Kristen yang dapqt memperoleh hidup kekal, kecuali mereka memiliki pengalaman sehari-hari dalam perkara-perkara Allah dan menghidupkan penyangkalan diri tiap-tiap hari, dengan riang memikul salib dan mengikut Kristus. Setiap orang Kristen yang hidup akan maju hari demi hari dalam kehidupan ilahi. Saat dia maju menuju kesempurnaan ini, dia mengalami pertobatan kepada Tuhan tiap-tiap hari; dan pertobatan ini tidak selesai sampai ia telah mencapai kesempurnaan tabiat Kristen, dan benar-benar disiapkan untuk jamahan akhir kehidupan kekal….
“Agama bukan sekedar lupan emosi, atau perasaan. Ini adalah prinsip yang terjalin dengan segala tugas dan urusan dalam hidup sehari-hari…. Kesinambungan dalam perbuatan baik-lah yang akan membentuk tabiat yang layak bagi surga.
“Kita harus hidup bagi Kristus menit demi menit, jam demi jam, dan hari demi hari; kemudian Kristus akan tinggal di dalam kita, dan ketika kita telah bersekutu bersama-Nya, maka kasih-Nya akan ada di dalam hati kita, mengalir bagai mata air di padang gurun, dan menyegarkan segenap hidupnya, dan membuat orang-orang yang nyaris binasa mendapat kerinduan untuk meminun air kehidupan.” –God’s Amazing Grace, hal. 291.