Perintah Allah itu Pasti

15 Maret 2023

Perintah Allah Itu Pasti

Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran. Mazmur 111:7, 8.

Hukum Allah sudah ada sebelum penciptaan manusia, sebab jika belum ada Adam tidak mungkin berdosa. Setelah pelanggaran Adam, prinsip-prinsip hukum ini tidak diubah, tetapi telah disusun dan dinyatakan dengan jelas untuk memenuhi manusia dalam keadaannya yang jatuh.

Para malaikat diatur olehnya [hukum Allah]. Setan telah jatuh karena dia melanggar prinsip pemerintahan Allah. Setelah Adam dan Hawa diciptakan, Allah memberitahukan kepada mereka hukum-Nya ini. Itu belum ditulis pada waktu itu, tetapi diucapkan langsung kepada mereka oleh Yehova.

Dalam kasih, dengan kerinduan untuk meninggikan dan memuliakan kita, Allah menyediakan standar ketaatan bagi kita. Dalam keagungan yang dahsyat, di tengah gemuruh dan kilat, Dia mengumumkan dari Gunung Sinai sepuluh perintah suci-Nya. Hukum ini mengungkapkan seluruh kewajiban keluarga manusia; empat sila pertama menentukan kewajiban kita kepada Tuhan, dan enam sila terakhir merupakan kewajiban kita kepada sesama kita manusia.

Hukum Allah, sebagai penyataan kehendak-Nya, dan salinan tabiat-Nya, harus bertahan selamanya, “sebagai saksi yang setia di surga.” Tidak ada satu perintah pun yang dapat dibatalkan; tidak ada kata atau temanya yang dapat diubah. Kata pemazmur: “Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga.” Mazmur 119:89.

Sejak semula, pertentangan besar adalah tentang hukum Allah. Setan berusaha membuktikan bahwa Allah tidak adil, bahwa hukum-Nya salah, dan bahwa kebaikan alam semesta mengharuskan hukum ini untuk diubah. Dalam menyerang hukum, ia bermaksud menggulingkan otoritas Penciptanya.

Melalui pencobaan Setan seluruh umat manusia telah menjadi pelanggar hukum Allah; tetapi dengan pengorbanan Anak-Nya jalan terbuka dimana mereka dapat kembali kepada Allah. Melalui kasih karunia Kristus mereka dapat dimampukan untuk menaati hukum Bapa.

Saat kita mempercayai Allah dengan sepenuhnya, dan bila kita bersandar pada kebaikan Yesus sebagai Juruselamat yang mengampuni dosa, maka kita akan menerima semua pertolongan yang kita rindukan. –The Faith I Live By, hal. 80.

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×