Penurutan, Suatu Pelayanan Kasih

, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

9 Agustus 2022

PENURUTAN, SUATU PELAYANAN KASIH

“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Yohanes 14:15.

… Penurutan bukanlah sekadar ketaatan secara lahiriah, melainkan suatu pelayanan kasih. Hukum Allah adalah ungkapan dari sifat-Nya; itu adalah perwujudan dari prinsip kasih yang agung, dan karenanya merupakan dasar pemerintahan-Nya di surga dan di bumi. Jika hati kita telah diperbarui seturut citra Allah, jika kasih ilahi ditanamkan dalam jiwa, bukankah hukum Allah akan dijalankan dalam kehidupan? Ketika kasih ditanamkan di dalam hati, ketika manusia diperbarui menurut gambar Dia yang menciptakannya, janji perjanjian baru terpenuhi, ‘Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,’ Ibrani 10:16. Dan jika hukum itu telah tertulis di dalam hati, bukankah hati itu akan membentuk kehidupan? Penurutan—pelayanan dan kesetiaan kasih—adalah tanda pemuridan yang sejati. Jadi Kitab Suci berkata, ‘inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.’ ‘Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.’ 1 Yohanes 5:3; 2:4. Iman, dan hanya iman saja, yang membuat kita mengambil bagian dalam kasih karunia Kristus, yang memungkinkan kita untuk menghidupkan ketaatan.

“Kita tidak memperoleh keselamatan dengan ketaatan kita; karena keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Allah, yang harus diterima dengan iman. Tetapi ketaatan adalah buah dari iman. ‘Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.’ 1 Yohanes 3:5, 6. Inilah ujian yang sebenarnya. Jika kita tinggal di dalam Kristus, jika kasih Allah telah berdiam di dalam kita, maka perasaan kita, pikiran kita, tujuan kita, dan perbuatan kita, akan selaras dengan kehendak Allah, sebagaimana yang telah dinyatakan dalam ajaran hukum-Nya yang kudus.” –Steps to Christ, hal. 60, 61.

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×