Pengaruh Tabiat Kita dalam Kehidupan di Rumah

17 Januari 2022

PENGARUH TABIAT KITA DALAM KEHIDUPAN DI RUMAH

Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” Ulangan 6:5-7.

“Pada masa kanak-kanak dan masa mudalah tabiat paling mudah dibentuk ataupun mendapat kesan. Kuasa pengendalian diri sendiri seharusnya diperoleh pada masa itu. Di sisi perapian dan di meja makan keluarga, pengaruh-pengaruh diberikan, yang hasilnya akan tahan selama-lamanya bagaikan zaman yang kekal. Lebih daripada bakat yang mereka miliki, segala kebiasaan pada masa kanak-kanak akan lebih menentukan apakah seseorang akan menang atau kalah dalam peperangan kehidupannya kelak. Masa muda adalah masa menabur. Masa ini menentukan jenis panen yang akan dituainya bagi kehidupan sekarang di dunia ini dan bagi kehidupan yang akan datang.” –The Desire of Ages, hal. 101.
“ ‘Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri.’ (Roma 14:7). Tabiat akan kelihatan dengan sendirinya. Penampilan, nada suara, perbuatan,—semuanya memiliki pengaruh dalam membentuk ataupun merusak kebahagiaan lingkungan rumah tangga. Semua itu membentuk watak dan tabiat anak-anak; entah menginspirasi ataukah cenderung menghancurkan kepercayaan dan kasih. Entah membuat mereka menjadi lebih baik atau lebih buruk, bahagia atau sengsara, oleh pengaruh-pengaruh ini. Kita berhutang pengetahuan kepada keluarga kita tentang kata-kata yang dibawa ke dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang menolong kita untuk dapat menyucikan, menerangi, menghibur, dan mendorong mereka yang berhubungan dengan kita dalam hubungan keluarga harus dilakukan.” –Testimony Treasures, jilid 3, hal. 100.
“Orang-orang yang dipersatukan oleh ikatan alami (keluarga) memiliki keterkaitan terkuat satu sama lain. …
“Tata krama yang lembut, percakapan yang ceria, dan perbuatan yang penuh kasih akan mengikat hati anak-anak kepada orang tua mereka dengan tali kasih sayang yang halus dan akan berperan lebih banyak untuk membuat rumah menjadi lebih menarik dari perhiasan paling langka yang dapat dibeli dengan emas.” –My Life Today, hal. 200.

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×