PENABUR

PELAJARAN SEKOLAH SABAT PARUH KEDUA 2023 “PERUMPAMAAN-PERUMPAMAAN YESUS KRISTUS”

PELAJARAN 3

Sabat, 15 Juli 2023

Penabur

Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.” Matius 13:3.

“Dengan perumpamaan seorang penabur, Kristus melukiskan hal-hal kerajaan surga dan pekerjaan Petani agung itu bagi umat-Nya. Seperti seorang penabur di ladang, Ia datang menabur benih kebenaran surga. Dan ajaran perumpamaanNya itu sendiri adalah benih yang mengandung kebenaran dari karunia-Nya yang ditaburkan. Karena kesederhanaannya perumpamaan tentang seorang penabur itu tidak dinilai sebagaimana mestinya. Dari benih yang ditabur di atas tanah, Kristus ingin memimpin pikiran kita kepada benih kebenaran, penaburan yang berhasil membawa manusia kembali kepada kesetiaannya terhadap Allah.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 33.

MENABUR UNTUK MENUAI

MINGGU

  1. Siapakah Penabur itu, dan kepada apakah umat Allah dipanggil?

2 Korintus 8:9. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.

Ibrani 13:12. Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.

Kejadian 12:1, 4.  Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;…. 4 Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.

““Seorang penabur keluar untuk menabur.” Di daerah Timur keadaan pemerintahan tidak menentu, dan ada bahaya terjadinya kekerasan, sehingga sebagian besar orang tinggal di kota-kota yang dikelilingi tembok dan para petani setiap hari pergi ke tempat pekerjaannya di luar tembok. Demikianlah Kristus, Penabur semawi, pergi untuk menabur. Ia meninggalkan rumah-Nya yang aman dan sejahtera, meninggalkan kemuliaan yang dimiliki-Nya bersama Bapa, sebelum dunia ada, Dia meninggalkan kedudukan-Nya di atas takhta alam semesta. Ia pergi, merasakan derita dan pencobaan, keluar seorang diri, untuk menabur dengan tangis, menyiram dengan darah-Nya, benih kehidupan bagi dunia yang sudah tersesat.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 36.

SENIN

  1. Benih apakah yang ditaburkan? Kepada jenis-jenis tanah apakah benih itu bisa jatuh?

Markus 4:14. Penabur itu menaburkan firman.

Ibrani 4:12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Markus 4:4-8.  Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 8Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.

“Pada zaman Kristus para rabi mendirikan ajaran-ajaran dongeng isapan jempol belaka yang dipaksakan di atas banyak bagian Kitab Suci. Sebab ajaran yang sederhana dari firman Allah mencela perbuatan mereka, mereka berusaha untuk merusakkan kekuatannya. Hal yang sama dilakukan sekarang. Firman Allah dibuat sedemikian rupa agar kelihatan aneh dan tidak jelas untuk memaafkan pelanggaran terhadap hukum-Nya. Yesus menegur perbuatan-perbuatan ini pada zaman-Nya. Ia mengajarkan bahwa firman Allah harus dipahami semua orang. Ia menunjuk kepada Kitab Suci sebagai kekuasaan yang tidak boleh diragukan dan kita harus berbuat hal yang sama. Kitab Suci harus dinyatakan sebagai firman Allah yang kekal, sebagai akhir dari segala pertentangan dan sebagai dasar iman.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 39.

SELASA

  1. Hasil apa yang diperoleh dari penaburan tersebut? Jenis tanah apakah diri kita?

Yeremia 4:3. Sebab beginilah firman TUHAN kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: “Bukalah bagimu tanah baru, dan janganlah menabur di tempat duri tumbuh.

Markus 4:15-20. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 16Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 17tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 18Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 19lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 20Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat.

“Sebagian besar makna yang tercakup dalam perumpamaan tentang penabur ialah tentang pengaruh yang diperankan oleh tanah di mana ia ditaburkan terhadap apa yang dihasilkan pada pertumbuhan benih. Dengan perumpamaan ini Kristus pada hakikatnya mengatakan kepada para pendengar-Nya, bahwa, tidaklah aman bagi kita untuk berdiri sebagai pengkritik pekerjaan-Ku, atau memanjakan rasa kecewa karena menganggap itu tidak sesuai dengan cita-citamu. Masalah yang teramat penting bagi kita sesungguhnya ialah, Bagaimanakah kita merespon atau memperlakukan pekabaran-Ku? Nasib kita yang kekal bergantung pada penerimaan atau penolakan kita terhadap pekabaran itu.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 43.

RABU

  1. Mengapa Kristus tidak menemukan buah yang dikehendaki-Nya dalam diri orang-orang Yahudi sebagai satu bangsa? Mengapa bangsa itu kemudian ditolak?

Yesaya 5:2. Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam.

Kisah 28:25-28.  Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan perkataan yang satu ini: “Tepatlah firman yang disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi Yesaya: 26 Pergilah kepada bangsa ini, dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 27 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 28 Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya.

“Tetapi Israel tidak tahu batas waktu lawatan terhadapnya. Kecemburuan dan ketidakpercayaan para pemimpin Yahudi telah matang menjadi kebencian terbuka, dan hati orang-orang berpaling dari Yesus.

“Sanhedrin telah menolak pekabaran Kristus dan bertekad mengincar kematian-Nya; oleh karena itu Yesus berangkat dari Yerusalem, dari para imam, bait suci, para pemimpin agama, orang-orang yang telah diperintahkan dalam hukum Taurat, dan berpaling kepada golongan yang lain untuk memberitakan pekabaran-Nya, dan untuk mengumpulkan orang-orang yang mau membawakan Injil ke segala bangsa.” – The Desire of Ages, hlm. 231, 232.

“Seperti burung-burung siap untuk menangkap benih dari pinggir jalan, demikian juga Setan siap untuk menangkap benih-benih kebenaran ilahi dari jiwa. Dia takut bahwa firman Allah dapat membangunkan orang-orang yang ceroboh, dan dapat berdampak pada hati yang keras. Setan dan malaikat-malaikatnya berada dalam perkumpulan di mana Injil diberitakan. Sementara malaikat surga berusaha untuk mengesankan hati dengan firman Allah, sebaliknya, musuh justru berjaga untuk membuat firman itu menjadi tidak berpengaruh. Dengan kesungguhan yang hanya setara dengan kedengkiannya, ia mencoba menggagalkan pekerjaan Roh Allah. Sementara Kristus menarik jiwa dengan kasih-Nya, Setan mencoba untuk mengalihkan perhatian orang-orang yang sedang tergerak untuk mencari Juruselamat. Dia melibatkan pikiran dengan urusan-urusan duniawi. Dia membangkitkan sifat suka mengkritik, atau membangkitkan keragu-raguan dan ketidakpercayaan.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 44.

KEBUTUHAN BESAR

KAMIS

  1. Pengalaman apa yang perlu dimiliki oleh orang-orang percaya? Mengapa pemeriksaan diri begitu penting?

2 Korintus 13:5. Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.

Ayub 34:32. Apa yang tidak kumengerti, ajarkanlah kepadaku; jikalau aku telah berbuat curang, maka aku tidak akan berbuat lagi.

Matius 16:24, 25.  Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. 25Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

“Kasih bagi jiwa-jiwa yang untuknya Kristus mati berarti penyaliban diri. Dia yang adalah anak Allah selanjutnya harus memandang dirinya sebagai mata rantai dalam rantai yang diturunkan untuk menyelamatkan dunia, satu dengan Kristus dalam rencana belas kasihan-Nya, pergi bersama-Nya untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Orang Kristen harus selalu menyadari bahwa ia telah menguduskan dirinya kepada Allah, dan bahwa dalam karakter ia harus menyatakan Kristus kepada dunia. Pengorbanan diri, simpati, kasih, yang dinyatakan dalam kehidupan Kristus harus muncul kembali dalam kehidupan pekerja bagi Allah.” – The Desire of Ages, hlm. 417.

MELAKUKAN KEHENDAK SANG PENCIPTA

JUMAT

  1. Untuk melakukan apakah Penabur itu memanggil umat-Nya? Apa hambatan yang dapat menghambat kemajuan pekabaran Injil?

Matius 9:37. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Yohanes 4:35, 36. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. 36Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.

Matius 20:4-7. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. 5Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. 6Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? 7Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.

“‘Barangsiapa menabur benih yang baik, ia adalah Anak Manusia.’ Matius 13:37. Kristus telah datang, bukan sebagai seorang raja, tetapi sebagai seorang penabur; bukan untuk menumbangkan kerajaan-kerajaan dunia, melainkan untuk menyebarkan benih; bukan untuk menunjukkan kepada pengikut-pengikut-Nya kemenangan-kemenangan duniawi dan kebesaran kebangsaan semata, melainkan suatu penuaian yang akan dikumpulkan sesudah bekerja dengan sabar serta tabah melewati kerugian dan kekecewaan.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 35.

SABAT

  1. Untuk apakah tiap-tiap orang dipanggil? Apakah yang harus dilakukan oleh tiap-tiap pribadi?

Yesaya 6:8. Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku.

Markus 4:27. lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.

Yohanes 4:38. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.

” Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.’ (Matius 16:24)… Tidak ada penyerahan diri yang lebih lengkap yang dapat digambarkan oleh kata-kata Juruselamat. Tetapi semua ini telah Dia terima bagi mereka. Yesus tidak menganggap surga sebagai tempat yang dia sukai sementara membiarkan kita tersesat. Dia telah turun dari takhta surgawi dan menjalani kehidupan yang cela dan hina, dan bahkan menanggung kematian yang hina. Dia yang kaya dalam harta surga yang tak ternilai, telah rela menjadi miskin, agar melalui kemiskinan-Nya kita bisa menjadi kaya. Kita harus mengikuti jalan yang Dia telah tapaki ini.” – The Desire of Ages, hlm. 416.

Untuk Pelajaran Tambahan

“Pada awal kehidupan Kristen, setiap orang percaya harus diajar prinsip-prinsip dasarnya. Ia harus diajar bahwa ia tidak hanya untuk diselamatkan oleh pengorbanan Kristus, tetapi bahwa ia harus menjadikan hidup Kristus sebagai hidupnya dan tabiat Kristus sebagai tabiatnya. Hendaknya semua orang diajar bahwa mereka harus rela untuk memikul beban dan menyangkal kecenderungan alami. Biarlah mereka belajar berkat kebahagiaan dari bekerja bagi Kristus, mengikuti-Nya dalam penyangkalan diri, dan menanggung kekerasan sebagai prajurit yang baik. Hendaklah mereka belajar untuk memercayai kasih-Nya dan menyerahkan kepada-Nya kekhawatiran mereka. Hendaklah mereka merasakan sukacita memenangkan jiwa-jiwa bagi-Nya. Dalam kasih dan minat mereka terhadap yang terhilang, mereka akan melupakan diri sendiri. Kesenangan dunia akan kehilangan kekuatannya untuk menarik jiwa dan beban-beban hidup pun akan kehilangan kuasanya untuk menawarkan ataupun mengecilkan hati. Mata bajak kebenaran akan melakukan tugasnya. Itu akan merombak tanah yang tandus. Itu tidak hanya akan memangkas pucuk-pucuk duri, tetapi akan mencabutnya sampai ke akar-akarnya.” – Christ’s Object Lessons, hlm. 57.

 

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×