PEMBERSIHAN KAABAH TAHUNAN (SETAHUN SEKALI)
PELAJARAN SEKOLAH SABAT Tahun 2022 Semester Kedua (“Pertolongan Dari Bait Suci”)
13
SABAT, 24 September 2022
PEMBERSIHAN KAABAH TAHUNAN (SETAHUN SEKALI)
“… kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.” Imamat 16:29, 30.
“Sekali setahun, pada hari besar pendamaian, imam memasuki bilik yang maha kudus untuk membersihkan dan memulihkan tempat kudus. Pekerjaan ini dilakukan untuk mengakhiri pelayanan tahunan. Pada hari pendamaian, dua ekor kambing jantan dibawa ke pintu kemah suci, lalu dibuang undi bagi keduanya, ‘sebuah undi bagi Tuhan, dan sebuah lagi bagi Azazel.’ (Imamat 16:8). Kambing yang terundi bagi Tuhan akan disembelih sebagai korban persembahan bagi orang banyak….
“Dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu. Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun.” (Imamat 16:21, 22). Kambing Azazel itu tidak lagi datang ke perkemahan orang Israel, dan orang yang menggiringnya ke padang gurun harus membasuh dirinya dan pakaiannya dengan air sebelum ia kembali ke perkemahan.” –The Great Controversy, hal.419.
MINGGU
APA YANG JEMAAT BAWA
1. Pelayanan khusus apakah yang terjadi pada Hari Pendamaian? Apa yang dihasilkan dari membuang undi atas dua kambing?
Imamat 16:5,7,8 5Dari umat Israel ia harus mengambil dua ekor kambing jantan untuk korban penghapus dosa dan seekor domba jantan untuk korban bakaran. 7Ia harus mengambil kedua ekor kambing jantan itu dan menempatkannya di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan, 8dan harus membuang undi atas kedua kambing jantan itu, sebuah undi bagi TUHAN dan sebuah bagi Azazel.
“Sekali setahun, pada Hari Grafirat yang besar, imam itu memasuki ruangan yang maha suci untuk membersihkan kaabah. Pekerjaan yang dilaksanakan di tempat itu melengkapkan pekerjaan yang telah diadakan sepanjang tahun. Pada hari Grafirat dua ekor kambing dibawa ke pintu kaabah dan kemudian ia membuang undi atas kedua ekor kambing itu, ‘sebuah undi bagi Tuhan, sebuah undi lagi bagi Azazel.’ (Imamat 16:8).” –Patriarchs and Prophets, hal. 355.
SENIN
2. Bagaimana pemurnian Harun dan rumahnya terjadi? Apakah Penebus kita juga menyucikan diri-Nya sendiri sebelum mempersembahkan pengorbanan-Nya yang besar? Bagaimana itu berlaku sekarang ini?
Imamat 16:11-14 11Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan mengadakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya; ia harus menyembelih lembu jantan itu. 12Dan ia harus mengambil perbaraan berisi penuh bara api dari atas mezbah yang di hadapan TUHAN, serta serangkup penuh ukupan dari wangi-wangian yang digiling sampai halus, lalu membawanya masuk ke belakang tabir. 13Kemudian ia harus meletakkan ukupan itu di atas api yang di hadapan TUHAN, sehingga asap ukupan itu menutupi tutup pendamaian yang di atas hukum Allah, supaya ia jangan mati. 14Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.
“Lambang bertemu dengan aslinya dalam kematian Kristus, yang adalah Anak Domba yang disembelih untuk dosa-dosa dunia. Imam Besar kita yang agung telah membuat satu-satunya pengorbanan yang bernilai bagi keselamatan kita. Ketika Dia mempersembahkan diri-Nya di kayu salib, penebusan yang sempurna dibuat untuk dosa-dosa orang-orang. Kita sekarang berdiri di pelataran luar, menunggu dan mencari harapan yang diberkati itu, yakni penampakan mulia dari Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus. Tidak ada korban yang harus dipersembahkan tanpanya, karena Imam Besar yang agung sedang melakukan pekerjaan-Nya di Tempat Mahakudus. Dalam syafaat-Nya sebagai pembela kita, Kristus tidak membutuhkan kebajikan manusia, dan tidak diperlukannya syafaat manusia. Dia adalah satu-satunya penaanggung dosa, dan satu-satunya korban penghapus dosa. Doa pengakuan dosa harus dipersembahkan hanya kepada Dia yang telah masuk sekali untuk selamanya ke dalam Bilik Yang Mahakudus. Dia akan menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepada-Nya dengan iman. Dia selalu hidup untuk menjadi syafaat bagi kita….” –Lift Him Up, hal. 319.
SELASA
KORBAN UNTUK PEMBERSIHAN
3. Setelah Harun mempersembahkan korban bagi dirinya dan bagi seisi rumahnya, bagaimanakah ia melakukan pembersihan umat dan tempat kudus? Melambangkan siapakah kambing yang dikorbankan itu?
Imamat 16:15, 16, 18, 19 Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu. 16Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka…. 18Kemudian haruslah ia pergi ke luar ke mezbah yang ada di hadapan TUHAN, dan mengadakan pendamaian bagi mezbah itu. Ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan dan dari darah domba jantan itu dan membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah sekelilingnya. 19Kemudian ia harus memercikkan sedikit dari darah itu ke mezbah itu dengan jarinya tujuh kali dan mentahirkan serta menguduskannya dari segala kenajisan orang Israel.
Ibrani 9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.
Matius 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.
“Dalam kaabah kemah di padang belantara dan di bait suci yang menjadi lambang kediaman Allah di bumi, satu bilik dikuduskan bagi hadirat-Nya. Tirai yang menutupi kerubium pada pintu masuk tidak bisa disingkapkan oleh siapa pun kecuali oleh satu orang. Gegabah menyingkap tirai itu, yang berarti mengganggu rahasia kekudusan bilik yang mahakudus, adalah kematian. Karena di atas takhta kemurahan bersemayam kemuliaan dari yang Mahakudus yang merupakan kemuliaan yang tak seorang pun bisa sembarangan melihatnya dan tetap hidup. Pada satu hari yang ditentukan, setahun sekali, untuk pelayanan di bilik yang mahasuci itu, imam besar dengan gemetar memasuki hadirat Allah, sementara asap dupa menudungi kemuliaan itu dari pandangannya. Di luar, di halaman kaabah, tak ada suara yang terdengar. Tidak ada imam yang melayani di mezbah. Seluruh bangsa itu tunduk dan berdiam diri dalam khidmat, menaikkan permohonan mereka demi kemurahan Allah.” –The Ministry of Healing, hal. 437, 438.
RABU
4. Bagaimana imam besar melaksanakan pelayanan pendamaian? Dalam hal apa pelayanan Yesus serupa pada saat pengorbanan-Nya yang besar?
Imamat 16:17 17Seorangpun tidak boleh hadir di dalam Kemah Pertemuan, bila Harun masuk untuk mengadakan pendamaian di tempat kudus, sampai ia keluar, setelah mengadakan pendamaian baginya sendiri, bagi keluarganya dan bagi seluruh jemaah orang Israel.
Yesaya 63:5 5Aku melayangkan pandangan-Ku: tidak ada yang menolong; Aku tertegun: tidak ada yang membantu. Lalu tangan-Ku memberi Aku pertolongan, dan kehangatan amarah-Ku, itulah yang membantu Aku.
Yohanes 16:32 32Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
“Setelah mengambil keputusan itu, Ia terjatuh dalam keadaan hampir mati ke tanah yang dari padanya Ia baru berdiri sedikit. Di manakah sekarang murid-murid-Nya, untuk menaruh tangan dengan lemah lembut untuk menopang kepala Guru mereka yang mulai lemah, dan membasuh dahi-Nya yang telah dilukai lebih daripada anak-anak manusia manapun? Juruselamat mengirik apitan sendirian, dan tidak seorang pun dari orang banyak itu bersama-sama dengan Dia.
“Tetapi Allah menderita bersama Anak-Nya. Malaikat-malaikat me-mandang derita Juruselamat. Mereka melihat Tuhan mereka dikelilingi oleh banyak sekali tentara Setan, keadaan-Nya dibebani dengan suatu kengerian yang menakutkan dan gaib. Di surga sunyi senyap. Tidak ada kecapi yang dipetik. Sekiranya manusia yang fana dapat melihat keheranan bala tentara malaikat ketika dalam kesedihan yang tidak dapat diungkapkan Ketika mereka memperhatikan Bapa memisahkan sinar terang, kasih, dan kemuliaan-Nya dari Anak-Nya yang kekasih, maka manusia akan dapat mengerti lebih baik betapa menjijikkannya dosa itu pada pemandangan-Nya.” –The Desire of Ages, hal. 693.
KAMIS
5. Apa yang dilakukan imam besar dengan kambing yang hidup itu? Ketika seseorang membawa kambing ini ke padang gurun, untuk secara simbolis memikul dosa yang telah diakui di atasnya, apa yang terjadi dengan dosa-dosa yang telah dibersihkan dari tempat kudus?
Imamat 16:20-22 20Setelah selesai mengadakan pendamaian bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta mezbah, ia harus mempersembahkan kambing jantan yang masih hidup itu, 21dan Harun harus meletakkan kedua tangannya ke atas kepala kambing jantan yang hidup itu dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun juga dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu ke atas kepala kambing jantan itu dan kemudian melepaskannya ke padang gurun dengan perantaraan seseorang yang sudah siap sedia untuk itu. 22Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun.
“Maka hendaklah ditumpangkan Harun kedua belah tangannya pada kepala kambing jantan yang hidup itu dan di atasnya ia akan mengaku segala durhaka bani Israel, segala dosanya dan menanggungkan dia di atas kepala kambing jantan itu, lalu hendaklah disuruhnya orang, yang ditentukan bagi yang demikian, membawa kambing itu pergi ke gurun.” Imamat 16:21. Sebelum kambing itu dilepaskan ke gurun, orang banyak belum menganggap bahwa diri mereka telah bebas dari beban dosa mereka….
“Di pintu kaabah ia meletakkan tangannya ke atas kepala kambing yang hidup itu dan mengadakan pengakuan ‘segala kesalahan Israel dan segala pelanggaran mereka, apapun dosa mereka; ia harus menanggungkan semuanya itu’ ke atas kepala kambing jantan itu.’ Dan apabila kambing yang menanggung dosa ini dilepaskan ke gurun, dosa-dosa itu tertanggung ke atas dirinya dan untuk selama-lamanya terpisah dari orang banyak itu. Demikianlah pekerjaan yang dilakukan ‘untuk menjadi gambaran dan bayangan daripada apa yang ada di sorga.’ Ibrani 8:5.” –Patriarchs and Prophets, hal. 355, 356.
JUMAT
PUASA, PERTOBATAN, DAN PENGAKUAN DOSA
6. Apakah yang perlu dilakukan orang-orang agar Tuhan dapat mengampuni dosa-dosa mereka dan membersihkan mereka dari ketidakbenaran?
Imamat 16:29, bagian akhir-31, bagian pertama; 23:27-29 29…kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. 30Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN. 31Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. 23:27″Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. 28Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu. 29Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya.
“Setiap orang harus memeriksa diri sementara pekerjaan penebusan ini sedang berlangsung. Segala urusan pekerjaan harus ditinggalkan dan seluruh perhimpunan Israel harus menggunakan hari itu untuk merendahkan diri dengan penuh khidmat di hadapan Allah, dengan disertai doa, puasa dan penyelidikan hati yang sungguh-sungguh.” –Patriarchs and Prophets, hal. 355.
“Umat Allah, yang telah diselamatkan dari api oleh Yesus Kristus, memiliki kesadaran akan dosa mereka, dan merasa rendah hati dan malu. Tuhan melihat dan mengenali pertobatan mereka dan mencatat kesedihan mereka karena dosa, yang tidak dapat mereka hilangkan atau batalkan sendiri; tetapi ketika mereka berdoa, doa mereka didengar, dan inilah alasan Setan berdiri untuk melawan Kristus…. Dia melangkah di antara jiwa yang bertobat dan percaya dan Kristus. Dia berusaha untuk melemparkan bayangan nerakanya ke hadapan jiwa itu, untuk meredam iman mereka, dan berupaya agar firman Tuhan tidak memiliki pengaruh apa pun.” –Christ Triumphant, hal. 275.
SABAT
7. Pada kenyataannya, siapakah Dia yang telah membawa dosa manusia ke dalam tubuh-Nya dan membayar dengan nyawa-Nya untuk dosa seluruh dunia, sehingga memberikan pengampunan dan penebusan kepada manusia yang berdosa?
Yesaya 53:4-6,11. 4Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. 5Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. 6Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. 11Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.
1 Petrus 2:21-25 21Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. 22Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. 23Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. 24Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. 25Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.
“Upacara bayangan di bait suci Yahudi tidak lagi memiliki kebajikan apapun. Upacara korban dan pendamaian tiap-tiap hari dan tahunan tidak lagi dilakukan, tetapi korban penebusan melalui perantara adalah penting karena manusia masih terus-menerus melakukan dosa. Yesus sedang memimpin di hadirat Allah, mempersembahkan darah-Nya yang telah tercurah, sebagaimana halnya dengan domba yang disembelih. Yesus mempersembahkan persembahan-persembahan untuk setiap pelanggaran dan setiap kekurangan orang berdosa.
“Kristus, Perantara kita, dan Roh Kudus, masih terus-menerus bersyafaat demi manusia, tetapi Roh tidak memohon bagi kita seperti halnya Kristus, yang mempersembahkan darah-Nya, yang dicurahkan sejak dunia dijadikan; Roh bekerja di dalam hati kita, mengeluarkan doa dan penyesalan, pujian dan ucapan syukur. Rasa syukur yang mengalir dari bibir kita adalah hasil dari Roh yang mengalunkan alunan jiwa dalam kenangan suci, membangkitkan musik hati.” –Selected Messages, buku 1, hal. 344.
KESAN KEKUDUSAN TERTINGGI ALLAH
“Seluruh upacara itu dimaksudkan untuk memberi kesan kepada orang Israel mengenai kekudusan Allah dan kebencian-Nya kepada dosa. Dan lebih jauh, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka tidak mungkin berhubungan dengan dosa tanpa menjadi cemar dan najis. Setiap orang diharuskan untuk menyesali dosanya sendiri, dan merendahkan diri dan jiwanya, selagi upacara pendamaian itu masih berlangsung. Segala pekerjaan sehari-hari harus dikesampingkan, dan segenap perhimpunan orang Israel pada hari itu merendahkan diri dengan sungguh-sungguh di hadirat Allah, dengan berdoa, berpuasa dan menyelidiki hatinya yang terdalam.” –The Great Controversy, hal. 419, 420.