ORANG-ORANG RAKSASA DAN KESEHATAN MENTAL
PELAJARAN SEKOLAH SABAT KWARTAL KEDUA 2023 “DUNIA DI ZAMAN SEBELUM AIR BAH DAN KESEHATAN DI ZAMAN MODERN”
PELAJARAN 12
Sabat, 17 Juni 2023
Orang-Orang Raksasa dan Kesehatan Mental
“Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.” Kejadian 6:5.
“Tetapi banyak orang yang mengaku percaya kebenaran tidak menginginkan Tuhan dalam pikiran mereka, seperti halnya orang-orang pada zaman sebelum air bah atau orang Sodom. Satu pemikiran yang masuk akal tentang Tuhan, yang dibangunkan oleh Roh Kudus, akan merusak semua rencana mereka. Diri, diri, diri, telah menjadi tuhan mereka, alfa dan omega mereka.” –Counsels on Stewardship, hal. 141.
MINGGU
Asal Mula Kemerosotan Orang-Orang Raksasa di Zaman Dahulu
- Siapakah nenek moyang orang-orang raksasa sebelum air bah? Terkenal sebagai apakah orang-orang raksasa ini?
Kejadian 6:1, 2, 4, 5 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, 2maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka…. 4Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. 5Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,.
Mazmur 10:4-9 Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: “Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!”, itulah seluruh pikirannya. 5Tindakan-tindakannya selalu berhasil; hukum-hukum-Mu tinggi sekali, jauh dari dia; ia menganggap remeh semua lawannya. 6Ia berkata dalam hatinya: “Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun.” 7Mulutnya penuh dengan sumpah serapah, dengan tipu dan penindasan; di lidahnya ada kelaliman dan kejahatan. 8Ia duduk menghadang di gubuk-gubuk, di tempat yang tersembunyi ia membunuh orang yang tak bersalah. Matanya mengintip orang yang lemah; 9ia mengendap di tempat yang tersembunyi seperti singa di dalam semak-semak; ia mengendap untuk menangkap orang yang tertindas. Ia menangkap orang yang tertindas itu dengan menariknya ke dalam jaringnya.
“Pada masa itu banyak raksasa-raksasa, manusia yang memiliki tubuh dan kekuatan yang besar, terkenal bijaksana, ahli dalam merancang pekerjaan yang paling indah dan mengagumkan; tetapi kesalahan mereka dengan membiarkan diri dalam kejahatan adalah sebanding dengan kesanggupan mental serta keahlian mereka.
Allah telah mengaruniakan kepada orang-orang yang hidup sebelum air bah ini banyak pemberian; tetapi mereka telah menggunakan kelimpahan itu untuk meninggikan diri sendiri dan telah mengubahkannya menjadi laknat dengan memusatkan perhatian mereka kepada pemberian-pemberian tersebut gantinya kepada Dia yang telah memberikannya. Mereka menggunakan emas, perak, batu-batu permata serta kayu-kayu yang indah dan terpilih untuk membangun tempat tinggal mereka dan berusaha untuk saling melebihi satu sama lain dalam keindahan rumah dengan hasil pekerjaan orang-orang yang ahli. Mereka berusaha hanya untuk memuaskan keinginan hati mereka yang sombong dan bersuka-suka dalam kepelesiran dan kejahatan.” –Patriarchs and Prophets, hal. 90.
“Kita memiliki sejarah kehidupan manusia pada masa sebelum air bah dahulu kala, dan kota-kota di dataran lembah-lembah yang perilakunya merosot dari taraf ringan dan kemudian sembrono dan menjadi dosa yang merendahkan derajat yang memanggil murka Allah dalam kehancuran yang paling mengerikan, untuk membersihkan bumi dari kutukan pengaruh mereka yang mencemari. Kecenderungan dan nafsu menguasai akal sehat. Diri mereka sendiri adalah Tuhan mereka, dan pengetahuan tentang Yang Mahatinggi hampir dilenyapkan melalui pemanjaan diri dari nafsu yang rusak.” –(Letter 74, 1896) Seventh-day Adventist Bible Commentary, jilid. 1, hal. 1090.
SENIN
- Mengenai agama, pemikiran bodoh apa yang dihargai oleh orang-orang pada masa sebelum air bah itu?
Mazmur 14:1 Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah.” Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik.
Roma 1:21-23 Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. 22Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. 23Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar..
“Di dalam keadaan dunia yang terjadi sebelum Air Bah mereka melihat gambaran-gambaran daripada hasil pemerintahan yang telah Lucifer usahakan untuk didirikan di sorga dengan menolak kekuasaan Kristus, dan menyisihkan hukum Allah. Di dalam diri orang-orang berdosa yang berkuasa pada zaman sebelum Air Bah ini mereka melihat hamba-hamba yang berada di bawah kungkungan setan. Segala kecenderungan hati manusia adalah jahat semata-mata. Kejadian 6:5. Setiap perasaan, setiap dorongan serta keadaan pikiran adalah bertentangan dengan prinsip-prinsip ilahi yang ditandai oleh kesucian, damai dan kasih. Itu merupakan satu kemerosotan yang mengerikan sebagai akibat daripada cara kerja setan untuk menyisihkan tuntutan-tuntutan hukumNya yang suci dari mahluk-makhluk ciptaan Allah. ….
“Dengan tidak menginginkan Allah ada di dalam pengetahuan mereka, segera merekapun menyangkal adanya Allah. Mereka mengagungkan alam sebagai pengganti Allah yang menjadikan alam ini. Mereka meninggikan kepandaian manusia, menyembah hasil pekerjaan tangan mereka dan mengajar anak-anak mereka untuk menyembah sujud kepada patung-patung ukiran….
“Manusia menyisihkan Allah dari pengetahuan mereka dan menyembah barang-barang hasil ciptaan angan-angan pikiran mereka sendiri; dan sebagai akibatnya mereka pun menjadi lebih merosot lagi. Pemazmur menggambarkan akibat yang ditimbulkan oleh penyembahan berhala terhadap diri mereka itu, la berkata, “Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya (dan berharap) kepadanya.” Mazmur 115:8.” –Patriarchs and Prophets, hal. 78, 90, 91.
SELASA
- Kejahatan apa yang membengkokkan nalar dan hati nurani para raksasa kuno dan orang-orang yang lainnya juga?
Imamat 10:9-11 “Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah Pertemuan, supaya jangan kamu mati. Itulah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun. 10Haruslah kamu dapat membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, antara yang najis dengan yang tidak najis, 11dan haruslah kamu dapat mengajarkan kepada orang Israel segala ketetapan yang telah difirmankan TUHAN kepada mereka dengan perantaraan Musa.”
1 Samuel 30:16 Ia menunjuk jalan kepada Daud ke sana, dan tampaklah orang-orang itu berpencar-pencar di atas seluruh daerah itu, sambil makan, minum dan mengadakan perayaan karena jarahan yang besar, yang telah dirampas mereka dari tanah orang Filistin dan dari tanah Yehuda.
Ulangan 29:18 Sebab itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh.
Lukas 17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.
“Penduduk Dunia Lama itu telah melewati batas dalam hal makan dan minum. Mereka senang makan daging, meskipun Allah tidak memberi mereka izin untuk makan makanan hewani ketika itu. Mereka makan dan minum secara berlebihan, dan nafsu makan mereka yang rusak menjadi tidak mengenal batas. Mereka menyerahkan diri mereka pada penyembahan berhala yang menjijikkan. Mereka menjadi bengis dan keji, dan begitu bejat sehingga Allah tidak tahan lagi dengan mereka. Cawan kejahatan mereka sudah penuh, dan Allah membersihkan bumi dari pencemaran moralnya dengan air bah. Saat manusia berkembang biak di muka bumi setelah air bah, mereka melupakan Allah, dan merusak jalan mereka di hadapan-Nya. Ketidakbertarakan dalam segala bentuk meningkat secara besar-besaran.” –Counsels on Diet and Foods, hal. 373.
“Dosa orang-orang kuno pada zaman dahulu itu adalah memutarbalikkan apa yang dengan sendirinya telah sah. Mereka merusak karunia Allah dengan menggunakannya untuk melayani keinginan egois mereka. Pemanjaan selera dan nafsu yang rendah membuat imajinasi mereka menjadi benar-benar rusak. Orang-orang pada masa dahulu itu adalah budak-budak Setan, yang dipimpin dan dikendalikan olehnya.” –(Manuscript 24, 1891) Seventh-day Adventist Bible Commentary, jilid. 1, hal. 1090.
“Tapi siapakah yang mau membaca peringatan yang diberikan oleh tanda-tanda zaman yang sedang digenapi dengan cepatnya? Kesan apakah yang dapat dibuat atas orang-orang yang duniawi? Perubahan apakah yang kemudian terlihat dalam sikap mereka? Tidak lebih dari yang terlihat pada sikap penduduk dunia pada zaman Nuh. Larut dalam urusan hidup sehari-hari dan kesenangan duniawi, orang-orang yang hidup pada masa sebelum air bah itu ‘tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua,’ (Matius 24:39) …” –Counsels for the Church, hal. 38.
RABU
- Bagaimana perasaan Allah tentang tindakan para raksasa, dan mengapa? Apakah yang didoakan umat beriman kepada Tuhan mengingat situasi yang rusak di dunia kuno ini?
Kejadian 6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
Mazmur 103:13, 14; 119:126 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. 14Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu. …. 119:126Waktu untuk bertindak telah tiba bagi TUHAN; mereka telah merombak Taurat-Mu (Hukum-Mu).
“Penghuni dunia saat ini diwakili oleh para penghuni bumi pada saat Air Bah. Kejahatan penduduk dunia lama itu telah dinyatakan dengan jelas: Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata.’ Kejadian 6:5. Tuhan menjadi bosan dengan orang-orang ini yang hanya memikirkan kesenangan dan pemanjaan nafsu. Mereka tidak mencari nasihat dari Tuhan yang telah menciptakan mereka, juga tidak peduli untuk melakukan kehendak-Nya. Teguran Allah menimpa mereka karena mereka terus-menerus mengikuti imajinasi hati mereka sendiri; dan ada kejahatan di negeri itu.” –Selected Messages, buku 2, hal. 151.
“Kita hidup di hari-hari terakhir dari sejarah bumi ini, di zaman dosa dan kerusakan, dan seperti Nuh kita harus hidup sedemikian rupa sehingga kita akan menyenangkan Allah, menunjukkan pujian kepada Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.’ 1 Petrus 2:9. Dalam doa yang Kristus panjatkan kepada Bapa-Nya sebelum penyaliban-Nya, Dia berkata, Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.’ Yohanes 17:15.” –Selected Messages, buku 1, hal. 90.
KAMIS
Perubahan Tabiat
- Menurut Alkitab, hal apakah yang sangat memengaruhi tabiat dan kesehatan mental seseorang?
Amsal 23:7 Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia. “Silakan makan dan minum,” katanya kepadamu, tetapi ia tidak tulus hati terhadapmu.
Yesaya 55:7, 8 Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. 8Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
“Sementara manusia dipertobatkan oleh kebenaran, pekerjaan pengubahan tabiat berlangsung. Dia memiliki ukuran pemahaman yang meningkat, dalam menjadi orang yang taat kepada Tuhan. Pikiran dan kehendak Tuhan menjadi kehendaknya, dan dengan terus mencari nasihat dari Tuhan, dia menjadi orang yang pengertiannya terus bertambah-tambah. Ada perkembangan menyeluruh dari pikiran yang tanpa syarat ditempatkan di bawah bimbingan Roh Allah.
“Ini bukan pendidikan sepihak, yang mengembangkan tabiat secara sepihak; tetapi di sana terungkap tabiat yang dikembangkan secara harmonis. Kelemahan yang terlihat pada tabiat yang tidak berdaya dan bimbang diatasi, dan pengabdian dan kesalehan yang terus-menerus membawa manusia dalam hubungan yang begitu dekat dengan Yesus Kristus sehingga dia memiliki pikiran Kristus. Dia menjadi satu dengan Kristus, memiliki prinsip yang sehat dan kuat, dan kejernihan pengertian, yaitu hikmat yang berasal dari Tuhan, yang merupakan sumber segala terang dan pengertian.” –Ye Shall Receive Power, hal. 58.
“Ada suatu hubungan yang sangat erat antara pikiran dan tubuh jasmani kita, dan agar dapat mencapai tingkat akhlak dan daya pikir yang tinggi maka hukum yang mengendalikan keadaan tubuh jasmani kita harus diperhatikan. Untuk memperoleh tabiat yang kuat dan seimbang, maka baik kesanggupan pikiran dan tubuh jasmani kit harus dilatih dan dikembangkan. Pelajaran apakah yang lebih penting bagi orang muda daripada pelajaran yang berkaitan dengan organisme yang ajaib yang telah diberikan Allah kepada kita, dan pelajaran tentang hukum-hukum yang memungkinkannya dapat dipelihara dalam keadaan yang sehat?” –Patriarchs and Prophets, hal. 601.
JUMAT
- Hanya bagaimanakah cara untuk dapat mempertahankan pikiran tetap murni? Apakah tanggung jawab umat Tuhan terhadap sesamanya yang hidup sebagaimana pada zaman orang-orang kuno dahulu?
2 Korintus 10:4-6 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 5Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 6dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.
Yakobus 4:7 Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!
Yehezkiel 3:18, 19 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! –dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 19Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
“Dengan menyajikan kebenaran secara lemah, dimana hanya mengulang-ulang teori tanpa digerakkan oleh kebenaran itu bagi dirinya sendiri, mereka tidak akan pernah dapat mempertobatkan manusia. Jika mereka harus hidup sepanjang usia Nuh, maka upaya mereka tidak akan berpengaruh. Kasih mereka untuk jiwa-jiwa harus kuat, dan semangat mereka pun harus sangat kuat. Cara menyajikan kebenaran yang lesu dan tidak berperasaan tidak akan pernah membangunkan pria dan wanita dari tidur nyenyak mereka. Mereka harus menunjukkan kebenaran dengan tingkah laku mereka, dengan perbuatan dan perkataan mereka, dan dengan khotbah dan doa mereka, bahwa mereka percaya bahwa Kristus sudah di muka pintu. Manusia sedang berada di jam-jam terakhir masa pencobaan, namun mereka malah ceroboh dan bodoh, dan para pengkhotbah tidak memiliki kuasa untuk membangunkan mereka; karena mereka sendiri sedang tidur. Pendeta yang tertidur berkhotbah kepada orang yang sedang tidur!” –(Testimonies for the Church, jilid. 2, hal. 337) Pastoral Ministry, hal. 197.
SABAT
- Apa yang harus direnung-renungkan seseorang agar dapat memiliki kesehatan yang baik dan melakukan perbuatan yang baik?
2 Korintus 5:14, 15 Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. 15Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.
Filipi 4:6-8 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 7Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. 8Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
“Jika orang-orang yang sedang menderita dapat terkesan dengan fakta bahwa Kristus adalah Juruselamat mereka yang bersimpati dan berbelas kasihan, maka mereka akan memiliki ketenangan pikiran, yang sangat penting untuk pemulihan kesehatan.” –Counsels to Parents, Teachers, and Students, hal. 482.
“Adalah penyembuhan pikiran yang baik dan disucikan yang dia butuhkan, iman yang bertumbuh, dan pelayanan yang aktif bagi Kristus.” –Counsels on Diet and Foods, hal. 293.
“Alasan mengapa kaum muda, dan bahkan orang-orang yang sudah dewasa, begitu mudah dibawa ke dalam pencobaan dan dosa, adalah karena mereka tidak mempelajari firman Allah dan merenung-renungkannya sebagaimana seharusnya. Kurangnya kekuatan kehendak yang teguh dan pasti, yang terwujud dalam kehidupan dan tabiat, diakibatkan oleh pengabaian terhadap petunjuk suci dari firman Allah. Mereka tidak dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan pikiran pada apa yang akan mengilhami pikiran yang murni dan suci dan mengalihkannya dari apa yang tidak murni dan tidak benar.” –The Ministry of Healing, hal. 458.
Untuk Pelajaran Tambahan – Kebiasaan Yang Salah Mengubah Otak
“Mereka yang mematuhi hukum kesehatan akan memberikan waktu dan pikiran untuk kebutuhan tubuh dan hukum pencernaan. Dan mereka akan dihargai dengan kejernihan pikiran dan kekuatan pikiran. Di sisi lain, seseorang dapat merusak pengalaman Kristennya dengan menyalahgunakan perutnya. Hal-hal yang mengganggu pencernaan itu memiliki pengaruh yang mematikan pada perasaan hati yang lebih baik…. Setiap kebiasaan yang merusak kesehatan bereaksi terhadap pikiran. Waktu yang ada harus digunakan dengan baik yang diarahkan pada pembentukan dan pemeliharaan kesehatan fisik dan mental yang sehat. Saraf yang kuat dan tenang serta sirkulasi darah yang sehat akan membantu manusia untuk mengikuti prinsip yang benar dan mendengarkan bisikan hati nurani yang murni….
“Otak adalah benteng makhluk hidup. Kebiasaan fisik yang salah memengaruhi otak, dan mencegah pencapaian keberhasilan … dari disiplin mental yang baik. Kecuali kaum muda yang berpengalaman dalam ilmu tentang bagaimana merawat tubuh dan juga pikiran, maka mereka tidak akan menjadi pelajar yang berhasil. Belajar bukanlah penyebab utama kehancuran kekuatan mental. Penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak tepat, dan yang tidak teratur, kurangnya olahraga fisik, dan kurangnya perhatian dalam hal-hal lain yang tercakup dalam hukum kesehatan. Ketika kita telah melakukan segala yang kita bisa untuk menjaga kesehatan, maka kita dapat meminta Tuhan dengan iman untuk memberkati usaha kita.” –Reflecting Christ, hal. 151.
“Dengan pikiran dan perasaan yang dihargai di tahun-tahun awal hidupnya, setiap orang muda dapat menentukan sejarah hidupnya sendiri. Kebiasaan-kebiasaan yang benar, yang bajik, dan yang gagah berani yang terbentuk di masa muda akan menjadi bagian dari tabiatnya dan biasanya akan menandai perjalanan individu itu sepanjang hidupnya. Orang muda bisa menjadi jahat atau baik, sebagaimana yang mereka pilih sendiri. Mereka juga akan dapat dibedakan karena perbuatan yang benar dan mulia serta kejahatan dan kejahatan besar.” –Child Guidance, hal. 196.
* * *