Nilai-Nilai Kebajikan yang Bersifat Aktif dan Pasif Harus Dikembangkan
2 Juni 2022
NILAI-NILAI KEBAJIKAN YANG BERSIFAT AKTIF DAN PASIF HARUS DIKEMBANGKAN
“Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!” Amsal 15:23.
“Nilai-nilai kebajikan, baik yang bernilai aktif (cepat bereaksi/berani), maupun yang pasif (bersabar/bisa menahan diri), harus dipupuk. Orang Kristen, sementara dia harus selalu siap untuk memberikan jawaban lembut yang menghilangkan murka, juga harus memiliki keberanian seorang pahlawan untuk melawan kejahatan. Dengan kasih yang rela menanggung segala sesuatu, ia harus memiliki kekuatan tabiat yang akan membuat pengaruhnya menjadi kekuatan positif untuk kebaikan. Iman harus ditempa ke dalam tabiatnya. Prinsip hidupnya harus tegas; dia harus berjiwa mulia, melampaui segala kecurigaan kekejaman. Kanvaser yang benar tidak boleh menonjolkan diri sendiri. Saat dia bergaul dengan sesamanya, dia tidak boleh membuat dirinya mencolok sendiri, dan tidak boleh berbicara tentang dirinya sendiri dengan cara yang sombong; karena dengan cara ini dia akan menjijikan bagi orang-orang yang cerdas dan berakal. Dia tidak boleh egois dalam kebiasaan-kebiasaannya, dan tidak boleh menjadi sombong dan mendominasi dalam perilakunya.”–Colporteur Ministry, hal. 62.
“Kehidupan Kristen adalah lebih dari sekedar apa yang dibayangkan banyak orang. Itu tidak hanya terdiri dari sekedar kelemah-lembutan, kesabaran, kerendahan hati, dan kebaikan. Karunia-karunia ini sangatlah penting; tetapi ada juga kebutuhan akan keberanian, kekuatan, semangat, dan ketekunan. Jalan yang Kristus tandai adalah jalan yang sempit dan penuh penyangkalan diri. Untuk memasuki jalan itu dan terus maju melalui kesulitan dan keputusasaan yang menghadang, dibutuhkan jiwa-jiwa yang lebih dari sekadar orang-orang yang lemah.”–The Ministry of Healing, hal. 497.
“Kembangkan apa pun dalam tabiatmu yang selaras dengan tabiat Kristus. Gemarilah hal-hal yang benar, jujur, adil, murni, indah dan yang sedap di dengar; tetapi, singkirkanlah apa pun yang tidak seperti Penebus kita…. Setiap jiwa yang ingin memperoleh hidup yang kekal harus menjadi seperti Kristus, ‘yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa.’ (Ibrani 7:26).” –In Heavenly Places, hal. 160.