Mewakili Dia dengan Benar Dihadapan Dunia
26 Februari 2022
MEWAKILI DIA DENGAN BENAR DIHADAPAN DUNIA
“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.” 2 Petrus 3:18.
“Betapa indahnya tabiat yang terpancar dalam kehidupan sehari-hari Kristus! Dia harus menjadi teladan kita. Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan dalam membentuk tabiat agar menjadi serupa dengan citra ilahi. Kasih karunia Kristus harus membentuk segenap hidup, dan kemenangannya belum sempurna sampai alam semesta surgawi menyaksikan kelembutan perasaan yang nyata dalam kebiasaan hidup, kasih seperti Kristus, dan perbuatan suci dalam perilaku anak-anak Allah.
“Setiap orang harus memperoleh pengalaman untuk dirinya sendiri. Tidak seorang pun dapat bergantung pada keselamatan dari pengalaman atau praktik orang lain mana pun. Kita masing-masing harus mengenal Kristus secara pribadi, agar dapat mewakili Dia dengan benar di hadapan dunia. “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.” (2 Petrus 1:3). Tak satupun dari kita boleh memaafkan temperamen kita yang masih tergesa-gesa, tabiat kita yang masih cacat, keegoisan kita, dengki, iri hati, atau ketidakmurnian jiwa, tubuh, atau roh kita… –God’s Amazing Grace, hal. 235.
“Panggilan Kristus untuk berkorban dan penyerahan diri tanpa syarat berarti penyaliban diri. Untuk mematuhi panggilan ini, kita harus memiliki iman yang tak terbantahkan kepada-Nya sebagai Teladan yang sempurna, dan kita harus memiliki kesadaran yang jelas bahwa kita harus mewakili Dia kepada dunia. Orang-orang yang bekerja bagi Kristus harus bekerja menurut garis-Nya. Mereka harus menghidupkan hidup-Nya. Panggilannya untuk menyerah tanpa syarat harus menjadi tujuan tertinggi mereka. Mereka tidak boleh membiarkan ikatan atau kepentingan duniawi apapun menghalangi mereka untuk menyerahkan penghormatan hati mereka dan pelayanan hidup mereka kepada-Nya.” –The Upward Look, hal. 235.