Menjadi Orang Kristen Yang Pengasih dan Terkasih
12 Mei 2022
MENJADI ORANG KRISTEN YANG PENGASIH DAN TERKASIH
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” Kolose 3:12.
“Adalah tabiat dan pengalaman kita sendiri yang menentukan pengaruh kita terhadap orang lain. Untuk meyakinkan orang lain tentang kuasa kasih karunia Kristus, kita sendiri harus lebih dulu merasakan kuasanya di dalam hati dan hidup kita sendiri. Injil yang kita hadirkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa haruslah Injil yang olehnya jiwa kita sendiri diselamatkan. Hanya melalui iman yang hidup di dalam Kristus sebagai Juruselamat pribadi, maka pengaruh kita dapat dirasakan di dunia yang tidak percaya ini. Jika kita ingin menarik orang berdosa keluar dari arus yang deras, kaki kita sendiri harus telah berpijak kokoh di atas Batu Karang, yakni Kristus Yesus.
“Lencana Kekristenan bukanlah tanda lahiriah, bukan pula pemakaian tanda salib atau mahkota kehormatan dunia, melainkan tanda penyatuan manusia dengan Allah. Dengan kuasa kasih karunia-Nya yang dinyatakan dalam perubahan tabiat, dunia harus diyakinkan bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya sebagai Penebusnya. Tidak ada pengaruh lain yang dapat melingkupi jiwa manusia yang memiliki kekuatan yang sama kuatnya dengan pengaruh kehidupan yang tidak mementingkan diri. Argumen terkuat yang mendukung Injil adalah orang Kristen yang pengasih dan terkasih. –The Ministry of Healing, hal. 469, 470.
“Mengasihi Tuhan sebagai yang terutama dan tertinggi, dan sesamamu seperti dirimu sendiri, adalah pengudusan sejati. Pertobatan Alkitab akan menuntun pada perbuatan yang konstan dan kekal, yang terbebas dari segala keegoisan, semua peninggian diri, dan semua klaim kekudusan yang sombong. Jika engkau benar-benar bertobat kepada Tuhan, maka engkau akan memberikan pengaruh yang kuat dan jitu di pihak kebenaran. Pengetahuan yang cerdas tentang apa artinya menjadi orang Kristen akan membuat dirimu menjadi berkat ke mana pun engkau pergi.” –Sons and Daughters of God, hal. 334.