Mengenakan Kebenaran Sebagai Pelindung
9 November 2022
MENGENAKAN KEBENARAN SEBAGAI PELINDUNG
“… berikatpinggangkan kebenaran.” Efesus 6:14.
“Kita harus mengenakan tiap-tiap bagian dari baju zirah itu, dan kemudian berdiri teguh. … Kenakanlah sebagai pelindung dadamu, kebenaran yang dilindungi ilahi yang merupakan hak istimewa untuk dikenakan oleh tiap-tiap orang. Ini akan melindungi kehidupan rohanimu.
Persediaan yang cukup telah dibuat untuk semua orang yang dengan tulus, sungguh-sungguh, dan penuh pertimbangan sedang mengerjakan pekerjaan menyempurnakan kekudusan dalam takut akan Tuhan. … Tidak ada seorangpun yang terlalu rendah, dan terlalu rusak dan keji, sehingga mereka tidak dapat menemukan di dalam Yesus, yang telah mati bagi mereka, kekuatan, kemurnian, dan kebenaran, jika saja mereka mau menanggalkan dosa-dosa mereka, menghentikan kejahatan mereka, dan berbalik dengan tujuan yang sepenuh hati kepada Allah yang hidup. Dia sedang menunggu untuk menanggalkan pakaian mereka, yang ternoda dan tercemar oleh dosa, dan mengenakan kepada mereka jubah kebenaran-Nya yang putih dan bersih.
“Orang yang benar-benar telah dibenarkan, yang dengan tulus mengasihi dan takut akan Allah, akan mengenakan jubah kebenaran Kristus dalam kemakmuran maupun kesulitan. Penyangkalan diri, pengorbanan diri, kebajikan, kebaikan, kasih, kesabaran, ketabahan, dan kepercayaan Kristen adalah buah-buah harian yang dihasilkan oleh orang-orang yang benar-benar terhubung dengan Allah. Perbuatan mereka mungkin saja tidak populer bagi dunia, tetapi tiap-tiap hari mereka bergulat dengan kejahatan, dan memperoleh kemenangan demi kemenangn berharga atas godaan dan kesalahan. …
“Masing-masing orang akan memiliki perjuangan yang segit untuk mengatasi dosa di dalam hatinya sendiri. Ini terkadang merupakan pekerjaan yang sangat menyakitkan dan mengecilkan hati; karena, ketika kita melihat cacat dalam tabiat kita, kita terus melihatnya, sampai kita terus memandang kepada Yesus dan mengenakan jubah kebenaran-Nya. Setiap orang yang memasuki gerbang mutiara kota Allah akan masuk ke sana sebagai seorang penakluk, dan penaklukannya yang terbesar adalah penaklukan diri sendiri.” –God’s Amazing Grace, hal. 31.