Mengejar Pengudusan

MENGEJAR PENGUDUSAN

“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.” Ibrani 12:14.
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” 1 Tesalonika 5:23.
“Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” Roma 6:4-6.

“Dalam Khotbah di atas Bukit, Kristus telah memberikan definisi tentang pengudusan yang benar. Dia telah menghidupkan kehidupan yang kudus. Dia adalah objek pelajaran tentang akan menjadi apa para pengikut-Nya. Kita harus disalibkan dengan Kristus, dikuburkan dengan Dia, lalu dihidupkan oleh Roh-Nya. Kemudian kita dipenuhi dengan hidup-Nya.”
“Pengudusan kita adalah tujuan Tuhan dalam kita. Dia telah memilih kita sejak kekekalan agar kita dapat menjadi kudus. Kristus telah menyerahkan diri-Nya sendiri untuk penebusan kita, bahwa melalui iman kita pada kuasa-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa, maka kita dapat menjadi sempurna di dalam Dia. Dengan memberi kita Firman-Nya, Dia telah memberi kita roti dari surga. Dia menyatakan bahwa, jika kita makan daging-Nya dan minum darah-Nya, kita akan menerima hidup yang kekal. Mengapa kita tidak membahas lebih dalam tentang ini? Mengapa kita tidak berusaha membuatnya lebih mudah dimengerti, padahal hal ini sangat berarti? Mengapa orang Kristen tidak membuka mata mereka untuk melihat pekerjaan yang Tuhan minta untuk mereka lakukan? Pengudusan adalah pekerjaan yang terus maju dan berlangsung seumur hidup. Tuhan menyatakan, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu,” (1 Tesalonika 4:3). Apakah bahwa keinginan dan kecenderungan hatimu akan diselaraskan dengan kehendak ilahi adalah merupakan kerinduanmu?” –The Upward Look, hal. 284.

Pertanyaan-pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah cukup hanya mengaku disalibkan bersama Kristus saja?
Apakah kita telah berusaha membuat hal yang sangat berarti itu mudah dimengerti?
Mengapa orang Kristen tidak membuka mata mereka untuk melihat pekerjaan yang Tuhan minta untuk mereka lakukan?

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×