Mengapa Tuhan Mengijinkan Penderitaan?
7 Juli 2022
MENGAPA TUHAN MENGIJINKAN PENDERITAAN?
“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.” Yohanes 15:1, 2.
“Kesedihan kita tidak muncul begitu saja. Dalam setiap penderitaan ataupun kesengsaraan, Tuhan memiliki tujuan untuk bekerja demi kebaikan kita. Setiap pukulan yang menghancurkan berhala, setiap pemeliharaan yang melemahkan cengkeraman kita di bumi dan mengikatkan kasih sayang kita lebih kuat kepada Tuhan, adalah berkat. Pemangkasan ataupun penyiangan mungkin menyakitkan untuk sementara waktu, tetapi setelah itu ‘menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai.’ (Ibrani 12:11). Kita harus menerima dengan rasa syukur apa pun yang akan menghidupkan hati nurani, meninggikan pikiran, dan memuliakan hidup. Ranting-ranting yang tidak berbuah harus dipotong dan dibuang ke dalam api. Marilah kita bersyukur bahwa melalui penyiangan yang menyakitkan itu kita dapat mempertahankan hubungan dengan Pokok Anggur yang hidup; karena jika kita menderita bersama Kristus, maka kita juga akan memerintah bersama Dia. Pencobaan yang paling membebani iman kita dan membuat seolah-olah Allah telah meninggalkan kita adalah untuk membawa kita lebih dekat kepada-Nya, agar kita dapat meletakkan semua beban kita di kaki Kristus dan mengalami damai sejahtera yang akan diberikan-Nya kepada kita sebagai gantinya…. Tuhan mengasihi dan merawat makhluk-Nya yang paling lemah, dan kita tidak dapat lebih menghina-Nya selain dengan meragukan kasih-Nya kepada kita. O marilah kita memupuk iman yang hidup yang akan membuat kita mempercayai Dia di saat kegelapan dan pencobaan!” –My Life Today, hal. 93.
“Tuhan terus-menerus sedang menyiangi umat-Nya, memotong banyak, menyebarkan cabang, sehingga mereka dapat menghasilkan buah untuk kemuliaan-Nya dan bukannya hanya menghasilkan daun. Tuhan sedang menyiangi kita melalui kesedihan, kekecewaan dan kesengsaraan, agar pertumbuhan tabiat yang keras dan jahat dapat dilemahkan dan agar tabiat yang lebih baik memiliki kesempatan untuk berkembang.” –Testimony Treasures, jilid 1, hal. 513.