Menemukan Cacat Pada Tabiat Kita Sendiri

12 Maret 2022

MENEMUKAN CACAT PADA TABIAT KITA SENDIRI

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” Matius 7:3-5.

“Banyak orang, yang sedang dalam pengawasan ketat mereka untuk menemukan kesalahan saudara-saudara mereka, justru mengabaikan penyelidikan hati dan pemurnian hidup mereka sendiri. Ini mengakibatkan ketidaksenangan Tuhan. Setiap anggota gereja harus cemburu akan jiwa mereka sendiri, dan dengan kritis mengawasi perbuatan diri mereka sendiri, agar jangan sampai perbuatan mereka timbul dari motif egois dan menjadi penyebab tersandungnya saudara-saudara mereka yang lemah.
“Dia telah memberi kita hukum-Nya sebagai cermin di mana kita dapat melihat dan menemukan cacat dalam tabiat kita. Kita tidak boleh melihat ke cermin ini untuk tujuan melihat kesalahan sesama kita, untuk melihat apakah dia memenuhi standar itu atau tidak, melainkan untuk melihat kekurangan dalam diri kita sendiri, agar kita dapat menghapusnya. Pengetahuan bukanlah segalanya dari yang kita butuhkan; dan, kita harus mengikuti terang. Kita tidak dibiarkan memilih untuk diri kita sendiri dan untuk mematuhi apa yang berkenan bagi kita dan untuk tidak mematuhi ketika itu paling sesuai dengan kenyamanan kita. Ketaatan lebih baik daripada pengorbanan.” –Testimony Treasures, jilid 1, hal. 567, 314.
“Kekhawatiran terbesar seharusnya adalah tentang apakah kita memiliki penglihatan yang jernih untuk membedakan kekurangan kita sendiri, dan telinga yang cepat untuk menangkap semua teguran dan petunjuk yang diperlukan, jangan sampai dengan kurangnya perhatian dan akibat kecerobohan kita, kita membuat orang tergelincir dan menjadi pendengar yang pelupa dan tidak menjadi pelaku pekerjaan yang ditentukan itu.” –Mind, Character, and Personality, jilid 1, hal. 332.

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×