Mendidik Seturut Dengan Prinsip-Prinsip Ilahi
10 September 2022
MENDIDIK SETURUT DENGAN PRINSIP-PRINSIP ILAHI
“Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa.” Amsal 23:17.
“Adalah suatu hak istimewa bagi para ibu untuk memberikan berkat kepada dunia ini melalui pengaruh-nya, dan di dalam melakukan hal ini, ia akan mendatangkan kesukaan kepada hatinya sendiri. Ia dapat meluruskan jalan bagi kaki anak-anaknya, melewati teriknya sinar matahari dan kegelapan malam, untuk menuju kepada suatu ketinggian sorga yang mulia. Tetapi hanyalah bilamana ia berusaha, di dalam kehidupannya sendiri, untuk mengikuti pengajaran-pengajaran Kristus, maka ibu dapat berharap membentuk tabiat anak-anaknya sesuai dengan pola Ilahi. Dunia ini penuh dengan pengaruh-pengaruh yang jahat. Mode dan adat kebiasaan memberikan suatu kuasa yang kuat terhadap anak-anak muda. Jikalau para ibu gagal di dalam tugasnya untuk memberi petunjuk, membimbing, dan mengendalikan, maka dengan sendirinya anak-anaknya akan menerima kejahatan, dan berpaling dari kebaikan. Biarlah setiap ibu sering pergi kepada Juruselamatnya dengan doa, “Ajarlah kami, apa yang harus kami perbuat kepada anak yang akan lahir itu.” Hendaknya ia memperhatikan petunjuk yang telah diberikan Allah di dalam firman-Nya, dan hikmat akan diberikan kepadanya apabila ia membutuhkannya.” –Patriarchs and Prophets, hal. 572.
“Pekerjaan ibu diberikan kepadanya dari Tuhan, untuk membesarkan anak-anaknya dalam pengasuhan dan nasihat Tuhan. Kasih dan takut akan Tuhan harus selalu disimpan dalam pikiran mereka yang lembut. Ketika dikoreksi, mereka harus diajar untuk merasa bahwa mereka diperingatkan oleh Tuhan, bahwa Dia tidak senang dengan penipuan, ketidakbenaran, dan perbuatan salah. Dengan demikian pikiran anak-anak kecil dimungkinkan untuk begitu terhubung dengan Tuhan sehingga semua yang mereka lakukan dan katakan akan mengacu pada kemuliaan-Nya; dan di tahun-tahun berikutnya mereka tidak akan seperti buluh yang tertiup angin, terus-menerus goyah antara kecenderungan-kecenderungan sifat alaminya dengan kewajiban-kewajibannya. …
“Benih yang ditaburkan pada masa bayi oleh ibu yang berhati-hati dan takut akan Tuhan akan menjadi pohon kebenaran, yang akan berbunga dan berbuah; dan pelajaran yang diberikan oleh seorang ayah yang takut akan Tuhan melalui ajaran dan teladan, sebagaimana dalam kisah Yusuf, akan menghasilkan panen yang melimpah pada akhirnya.” –Ye Shall Receive Power, hal. 214.