29 Mei 2022

MEMPRAKTIKKAN KEBENARAN

“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Yakobus 1:22.

“Tidak seorang pun dapat membawa ke surga sifat-sifat dan tabiat bawaan dan yang dibiasakannya. Barangsiapa yang masih membawa sifat-sifat ini bersamanya selama masa percobaannya telah salah menggambarkan Kristus dengan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip yang tidak dapat didukung oleh Allah. Prinsip-prinsip kehidupan rohani yang sejati tidak dipahami oleh orang-orang yang mengetahui kebenaran, tetapi masih gagal mempraktikkannya.
“Tuhan menyerukan adanya pembaharuan, suatu pembaharuan yang nyata dan berbeda. Orang-orang yang di dalam hatinya Kristus berdiam akan menyatakan bukti kehadiran-Nya dalam hubungan mereka dengan sesama mereka manusia. Tetapi prinsip beberapa orang telah begitu lama diselewengkan sehingga mereka kehilangan daya pengamatannya, dan anak panah pun menjadi jarang mencapai sasarannya. Bagaimana ini bisa disembuhkan? Hanya dengan mengindahkan doa Kristus ini, ‘Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.’ (Yohanes 17:17-19). Tidak ada jalan memutar balik di tempat di mana pekerjaan pengudusan berlangsung.” –The Upward Look, hal. 70.
“Kekudusan sejati adalah keutuhan dalam melayani Tuhan. Inilah kondisi kehidupan Kristen yang sejati. Kristus meminta pengudusan yang sepenuhnya, untuk pelayanan yang seutuhnya, tidak terbagi. Dia menghendaki segenap hati, pikiran, jiwa, dan kekuatan. Diri bukan untuk di tinggikan. Dia yang hidup untuk dirinya sendiri bukanlah seorang Kristen.
“Kasih harus menjadi prinsip perbuatan. Kasih adalah prinsip yang mendasari pemerintahan Allah di surga dan di bumi, dan itu harus menjadi dasar tabiat orang Kristen.” –Christ’s Object Lessons, hal. 48, 49.