Melihat Jauh dan Mendalam
13 Maret 2020
MELIHAT JAUH DAN MENDALAM
“Dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.” Efesus 4:18.
“Pengusiran dosa harus menjadi tindakan jiwa itu sendiri, dengan mengerahkan segenap kekuatannya yang paling mulia. Satu-satunya kebebasan yang dapat dinikmati oleh kehendak manusia yang terbatas adalah terdiri dari keselarasan dengan kehendak Allah, dengan memenuhi syarat-syarat yang membuat manusia mengambil bagian dalam kodrat ilahi, setelah luput dari kerusakan karena hawa nafsu yang ada di dunia Pengusiran dosa harus menjadi tindakan jiwa itu sendiri, dengan mengerahkan segenap kekuatannya yang paling mulia. Satu-satunya kebebasan yang dapat dinikmati oleh kehendak manusia yang terbatas adalah terdiri dari keselarasan dengan kehendak Allah, dengan memenuhi syarat-syarat yang membuat manusia mengambil bagian dalam kodrat ilahi, setelah luput dari kerusakan karena hawa nafsu yang ada di dunia…
“Tabiat manusia telah rusak, rusak oleh dosa, dan menjadi sangat berbeda dengan manusia pertama karena ia berasal dari tangan Sang Pencipta. Yesus mengusulkan untuk mengambil cacat dan dosa manusia, dan untuk memberinya, sebagai imbalannya, keindahan dan keunggulan tabiat-Nya sendiri. Dia Sendiri hendak terlibat dalam perbaikan jiwa manusia melalui kebenaran. Kesalahan tidak dapat melakukan pekerjaan perbaikan ini; oleh karena itu kita harus memiliki penglihatan rohani untuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan, agar kita tidak terjatuh ke dalam jerat musuh.” –Ye Shall Receive Power, hal. 57.
“Banyak yang lalai melihat diri mereka sendiri di cermin yang mengungkapkan cacat tabiat mereka itu; oleh karena itu cacat dan dosa mereka tetap ada, dan jika tidak dipahami oleh diri mereka yang bersalah, cacat dan dosa itupun terlihat oleh orang lain. Dosa kebencian dari keegoisan ada pada tingkat yang besar, bahkan pada beberapa orang yang mengaku sedang mengabdikan diri mereka pada pekerjaan Tuhan. Jika mereka membandingkan tabiat mereka dengan tuntutan-Nya, terutama dengan standar besar hukum Allah yang kudus, maka mereka akan dapat memastikan, jika mereka sungguh-sungguh, sebagai penyelidik yang jujur, bahwa mereka terlalu amat ringan. Namun ada pula yang tidak mau melihat jauh dan mendalam akan kebobrokan hati mereka sendiri. Mereka kedapatan ringan dalam banyak hal, namun mereka tetap dalam ketidakpedulian akan kesalahan mereka.” –Gospel Workers, hal. 276.