Ketidakmampuan Manusia untuk Menyelamatkan Diri Sendiri
13 Maret 2023
KETIDAKMAMPUAN MANUSIA UNTUK MENYELAMATKAN DIRI SENDIRI
Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kami pun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: “tidak ada seorang pun yang dibenarkan” oleh karena melakukan hukum Taurat. Galatia 2:16.
Suatu perjanjian—disebut dalam Kitab Suci sebagai perjanjian “lama”—dibentuk antara Allah dan Israel di Sinai, dan kemudian disahkan dengan darah korban….
Allah … memberi mereka [Israel] hukum-Nya, dengan janji akan berkat-berkat besar dengan syarat kepatuhan: “Keluaran 19:5 (TB) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, …, dan suatu bangsa yang kudus”. Keluaran 19:5, 6. Orang-orang tidak menyadari keberdosaan hati mereka sendiri, dan bahwa tanpa Kristus tidak mungkin mereka memelihara hukum Allah; dan siap masuk ke dalam perjanjian dengan Allah. Merasa bahwa mereka mampu menegakkan kebenaran mereka sendiri, mereka menyatakan, “Segala firman Tuhan akan kami lakukan, dan patuhi (dengarkan).” Keluaran 24:7. Mereka telah menyaksikan proklamasi hukum dalam keagungan yang dahsyat, dan telah gemetar ketakutan di depan gunung itu; namun itu hanya berlangsung beberapa minggu berlalu sebelum mereka kemudian melanggar perjanjian mereka dengan Tuhan, dan sujud untuk menyembah patung ukiran. Mereka tidak dapat mengharapkan kebaikan Allah melalui suatu perjanjian yang telah mereka langgar; dan sekarang, melihat keberdosaan mereka dan kebutuhan mereka akan pengampunan, mereka dibawa untuk merasakan kebutuhan mereka akan Juruselamat yang diungkapkan dalam perjanjian Abraham, dan dibayangi dalam persembahan korban….
Ketentuan dari “perjanjian lama” adalah, Patuhi dan hidup: “Orang yang melakukannya akan hidup karenanya;” tetapi “terkutuklah dia yang tidak menepati semua perkataan hukum ini dengan perbuatan.” Yehezkiel 20:11; Imamat 18:5; Ulangan 27:26. “Perjanjian baru” didirikan di atas “janji-janji yang lebih baik”—yakni janji pengampunan dosa, dan kasih karunia Allah untuk memperbarui hati, dan menyelaraskannya dengan prinsip-prinsip hukum Allah.
Satu-satunya sarana keselamatan itu telah dinyatakan pada perjanjian dengan Abraham.