Ketekunan Yang Tidak Mengenal Kesantaian
KETEKUNAN YANG TIDAK MENGENAL KESANTAIAN
“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.” Efesus 4:13-15.
“Ada bahaya yang tetap bilamana orang-orang yang mengaku Kristen akan berpikir bahwa untuk dapat memiliki pengaruh bagi orang-orang duniawi, sampai pada batas tertentu, mereka harus menyesuaikan diri dengan dunia. Namun demikian, meskipun tindakan semacam itu mungkin kelihatannya memberikan keuntungan besar, hal itu justru akan selalu berakhir dengan kerugian rohani. Umat Allah harus menjaga dengan ketat, dari setiap pengaruh halus yang mencari jalan masuk melalui bujukan-bujukan yang menyanjung dari musuh kebenaran. Mereka adalah pengembara dan orang asing di dunia ini, yang sedang menempuh jalan yang diliputi bahaya. Mereka tidak boleh menaruh perhatian mereka pada segala tipu daya yang licik dan bujukan memikat yang diulurkan untuk menggoda mereka untuk menyimpang dari kesetiaan.
“Bukanlah musuh-musuh yang terang-terangan dan nyata menentang pekerjaan Allah yang sangat ditakuti. Melainkan, yang sama seperti musuh orang-orang Yehuda dan Benyamin, yang datang dengan kata-kata halus dan pembicaraan yang kelihatan baik, yang muncul untuk mencari persahabatan dan persekutuan dengan anak-anak Allahlah yang mempunyai kuasa yang lebih besar untuk menipu. Terhadap orang-orang yang demikian tiap-tiap jiwa harus waspada, jangan sampai orang-orang yang diam-diam bersembunyi dan piawai memasang perangkap menangkapnya tanpa sadar. Dan terutama sekarang ini, sementara sejarah dunia hendak berakhir, Tuhan menghendaki suatu ketekunan yang tidak mengenal kesantaian dari anak-anak-Nya. Tetapi walaupun pergumulan berlangsung terus tiada putus-putusnya, namun tidak akan ada yang dibiarkan bergumul sendirian. Malaikat-malaikat senantiasa sedia menolong dan melindungi mereka yang berjalan dengan rendah hati di hadapan Allah. Belum pernah Tuhan kita mengkhianati orang yang berharap pada-Nya. Bilamana anak-anak-Nya datang mendekat kepada-Nya meminta perlindungan dari kejahatan, maka dengan kasih dan sayang Ia mengangkat bagi mereka suatu standar untuk melawan musuh itu. Janganlah menyentuh mereka, Firman-Nya, karena mereka adalah milik-Ku. Aku telah mengukirkan nama mereka di atas telapak tangan-Ku.” –Prophets and Kings, hal. 570.
Pertanyaan-pertanyaan untuk direnungkan:
Ukuran apakah yang harus dicapai oleh tiap orang Kristen, agar mereka dapat dimeteraikan bagi keselamatan?
Bagaimanakah cara musuh Kristus berusaha untuk menipu pengikut-pengikut Anak Allah?
Apa yang Allah kehendaki dari anak-anak-Nya?