Kesopanan Sejati
16 Juni 2022
KESOPANAN SEJATI
“Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang.” Titus 3:2.
“Inti dari kesopanan yang sejati adalah sikap perhatian terhadap orang lain. Pendidikan yang mendasar dan bertahan lama adalah yang memperluas simpati dan mendorong kebaikan terhadap semua makhluk. Budaya yang tidak membuat seorang muda hormat kepada orang tuanya, menghargai keunggulan mereka, sabar terhadap kekurangan mereka, dan membantu kebutuhan mereka; yang tidak membuatnya perhatian dan lemah lembut, murah hati dan suka membantu terhadap semua orang, baik yang muda, yang tua, dan yang malang, dan tidak membuatnya sopan terhadap semua orang, adalah sebuah kegagalan.
“Kemurnian pikiran dan perilaku yang nyata lebih baik dipelajari di sekolah Guru ilahi daripada dengan mematuhi segala aturan yang ditetapkan. Kasih-Nya yang meresap ke dalam hati memberikan kepada tabiat, jamahan-jamahan yang menghaluskan budi pekerti, dan yang membuatnya serupa dengan milik-Nya sendiri. Pendidikan ini menanamkan martabat surgawi dan rasa kepatutan. Ini memberikan manisnya watak dan kelembutan perilaku yang tidak akan pernah bisa disamai oleh polesan dangkal masyarakat modern.” –My Life Today, hal. 191.
Kemurnian sejati tidak akan pernah terjadi selama diri dianggap sebagai objek tertinggi. Kasih harus bersemayam di hati. Seorang Kristen yang sungguh menarik motif tindakannya dari kasih hatinya yang dalam kepada Gurunya. Melalui akar kasihnya kepada Kristus muncul minat yang tidak mementingkan diri terhadap saudara-saudaranya. Kasih memberikan kepada pemiliknya kasih karunia, kesopanan, dan keindahan tingkah laku. Ini akan menerangi wajah dan menundukkan suara; serta memurnikan dan meluhurkan segenap hidup.” –Mind, Character, and Personality, jilid 1, hal. 208.