Kesetiaan dan Kesalehan yang Terus-menerus
15 Mei 2022
KESETIAAN DAN KESALEHAN YANG TERUS-MENERUS
“Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” 1 Korintus 16:13.
“Dengan memandang kita diubahkan; dan ketika kita merenungkan kesempurnaan Model ilahi, kita akan berhasrat untuk berubah, dan diperbarui sepenuhnya, menurut gambar kemurnian-Nya. Melalui iman kepada Anak Allah maka perubahan tabiat akan terjadi, dan anak murka menjadi anak Allah. Dia berpindah dari kematian kepada kehidupan; ia menjadi rohani dan melihat hal-hal rohani. Hikmat Allah menerangi pikirannya, dan dia melihat hal-hal yang menakjubkan dari hukum-Nya. Ketika seseorang bertobat oleh kebenaran, pekerjaan perubahan tabiat pun berlangsung dan terus berlanjut. Ukuran pemahaman yang dimilikinya akan meningkat. Dalam menjadi orang yang taat kepada Tuhan, maka dimilikinyalah pikiran Kristus, dan kehendak Tuhan pun menjadi kehendaknya.
“Barangsiapa yang sepenuhnya menempatkan dirinya tanpa pamrih di bawah bimbingan Roh Allah, akan menemukan bahwa pikirannya berkembang dan bertambah maju. Ia memperoleh pendidikan dalam pelayanan Tuhan yang tidak akan berat sebelah, dan berkekurangan, ataupun mengembangkan tabiat yang tidak seimbang, melainkan pendidikan dalam pelayanan Tuhan yang akan menghasilkan tabiat yang simetris dan sempurna. Kelemahan yang telah ditunjukkan dalam kemauan yang bimbang dan tabiat yang lemah, akan diatasi, karena kesetiaan dan kesalehan yang terus-menerus membawa manusia dalam hubungan yang begitu dekat dengan Kristus sehingga ia pun memiliki pikiran Kristus. Dia satu dengan Kristus, memiliki kesehatan dan kekuatan prinsip. Pandangannya jelas, dan dia pun menunjukkan hikmat yang berasal dari Tuhan.” –Selected Messages, buku 1, hal. 338.
“Pengudusan kita kepada Tuhan haruslah yang seutuhnya, dan biarlah kasih kita berkobar, dan iman kita menjadi teguh tak tergoyahkan. Kemudian perkataan bibir kita akan membawakan kesaksian tentang kecerdasan pikiran yang dihidupkan oleh gerakan Roh Allah yang mendalam pada jiwa.” –Sons and Daughters of God, hal. 309.