KESABARAN VS. KETIDAKSABARAN

PELAJARAN SEKOLAH SABAT TAHUN 2023 KWARTAL PERTAMA “KEINGINAN ROH VS. KEINGINAN DAGING”

Pelajaran 5

Sabat, 4 Februari 2023

Kesabaran vs. Ketidaksabaran

“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,…” Galatia 5:22.

“Kita harus memiliki kasih, dan terhubung dengan ini terdapatlah sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran. Kita dapat melihat adanya kegelisahan dunia, yang menjadi keadaan dari orang-orang yang tidak puas. Mereka menginginkan sesuatu yang tidak mereka miliki. Mereka menginginkan sesuatu untuk sekedar menjaga kegembiraan atau sesuatu untuk hiburan. Tetapi bagi orang Kristen ada sukacita, ada kedamaian, ada kesabaran, kelemahlembutan, kerendahan hati, kesetiaan, dan penguasaan diri; dan untuk hal-hal ini sajalah kita harus membuka pintu hati kita, dengan jalan menghargai rahmat surgawi dari Roh Allah.” –In Heavenly Places, hal. 244.

MINGGU

KESABARAN DAUD

  1. Apa yang Daud lakukan setelah diurapi oleh nabi Samuel? Apa pengaruh pengetahuan bahwa suatu hari dia akan menjadi raja Israel terhadap kegiatan sehari-harinya?
    • Samuel 16:11-13 Lalu Samuel berkata kepada Isai: “Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: “Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.” 12Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” 13Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

“Samuel tidak memberitahukan maksud kedatangannya, sekalipun kepada keluarga Isai, dan upacara pengurapan Daud telah diadakan secara rahasia. Hal ini merupakan satu pemberitahuan kepada pemuda ini tentang adanya masa depan yang mulia yang sedang menunggu dia, bahwa di tengah-tengah beraneka ragam pengalaman dan bahaya-bahaya pada tahun-tahun mendatang, pengetahuan akan hal ini akan memberikan ilham kepadanya supaya tetap setia akan maksud Allah yang akan dilaksanakan oleh hidupnya.

Kehormatan besar yang telah diberikan kepada Daud tidaklah membuat dia menjadi tinggi hati. Sekalipun adanya kedudukan tinggi yang akan ditempatinya, dengan tenang ia meneruskan pekerjaannya, sambil merasa puas untuk menunggu perkembangan rencana Allah menurut jalan dan waktuNya sendiri. Dengan kesederhanaan dan kerendahan hati yang sama seperti pada waktu belum diurapi, anak gembala ini kembali ke bukit-bukit dan melanjutkan pekerjaan menjaga serta mengawasi kawanan dombanya sebaik seperti sebelumnya.” –Patriarchs and Prophets, hal. 641.

SENIN

  1. Meskipun Saul ingin membunuh Daud dan tahu bahwa pemuda itu akan menjadi raja berikutnya di Israel, apa yang menahan Daud dari menjalankan rencana yang jahat?
    • Samuel 24:5-7 Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam. 6Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul; 7lalu berkatalah ia kepada orang-orangnya: “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.”

“Di dalam sebuah goa yang tersembunyi anak Isai dan tentaranya itu menunggu petunjuk Allah mengenai apa yang harus mereka lakukan. Ketika Saul mendaki gunung-gunung itu, ia kemudian berbelok, dan masuk seorang diri, ke dalam goa yang sama di mana Daud dan tentaranya sedang bersembunyi. Pada waktu tentara Daud melihat hal ini mereka telah menganjurkan kepada pemimpin mereka itu supaya membunuh Saul. Kenyataan bahwa raja itu sekarang berada di dalam kekuasaan mereka telah ditafsirkan oleh mereka sebagai bukti yang pasti bahwa Allah Sendiri yang telah menyerahkan musuh itu ke dalam tangan mereka, agar mereka membunuhnya. Daud tergoda untuk mempertimbangkan hal ini di dalam pikirannya dengan cara yang sama; tetapi suara hati nuraninya berkata kepadanya, “Jangan jamah orang yang sudah diurapi oleh Tuhan.” Tentara Daud masih tetap tidak mau meninggalkan Saul dalam keadaan selamat, dan mereka telah mengingatkan kembali kepada firman Allah, “Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.” Tetapi hati nuraninya menghukum dia sesudahnya, oleh sebab dia telah menodai jubah raja itu.

Saul bangun dan pergi keluar dari goa itu untuk meneruskan pencariannya, pada saat itu satu suara terdengar ke telinganya, sambil berkata, “Tuanku rajaku!” Saul berpaling untuk melihat siapakah yang memanggil dia itu, dan lihatlah! itu adalah anak Isai itu, orang yang sudah lama dicarinya agar dapat dibunuhnya. Daud menundukkan dirinya kepada raja itu, mengakui dia sebagai tuannya. Kemudian ia mengucapkan kata-kata ini kepada Saul: ‘Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini matamu sendiri melihat, bahwa TUHAN sekarang menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu; ada orang yang telah menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN. Lihatlah dahulu, ayahku, lihatlah kiranya punca jubahmu dalam tanganku ini! Sebab dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari pada kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau ini mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.’ (1 Samuel 24:10:12).” –Patriarchs and Prophets, hal. 661, 662.

SELASA

  1. Beberapa bulan kemudian, apa yang terjadi di gurun Zif? Apa yang dilakukan Daud?

1 Samuel 26:7-15 Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya.8Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: “Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali.” 9Tetapi kata Daud kepada Abisai: “Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi TUHAN, dan bebas dari hukuman?” 10Lagi kata Daud: “Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. 11Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN. Ambillah sekarang tombak yang ada di sebelah kepalanya dan kendi itu, dan marilah kita pergi.” 12Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena TUHAN membuat mereka tidur nyenyak. 13Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara mereka. 14Dan berserulah Daud kepada tentara itu dan kepada Abner bin Ner, katanya: “Tidakkah engkau menjawab, Abner?” Maka jawab Abner, katanya: “Siapakah engkau ini yang berseru-seru kepada raja?” 15Kemudian berkatalah Daud kepada Abner: “Apakah engkau ini bukan laki-laki? Siapakah yang seperti engkau di antara orang Israel? Mengapa engkau tidak mengawal tuanmu raja? Sebab ada seorang dari rakyat yang datang untuk memusnahkan raja, tuanmu itu.

“Peristiwa yang kedua ini, dimana Daud menunjukkan sikap hormat kepada hidup rajanya itu, memberikan suatu kesan yang lebih dalam lagi di dalam pikiran Saul, dan telah menyebabkan dia untuk mengadakan pengakuan yang lebih sungguh-sungguh lagi akan kesalahannya itu. Ia merasa heran dan kagum atas pernyataan sikap yang amat baik itu. Pada waktu akan berpisah dengan Daud, Saul berseru, ‘Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa juapun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya.’ (1 samuel 25:26). Tetapi anak Isai itu tidak dapat mengharapkan bahwa raja itu akan tahan lama dalam keadaan pikirannya yang seperti itu.” –Patriarchs and Prophets, hal. 671.

RABU

  1. Setelah Raja Saul meninggal, kepada suku apa Daud membatasi pemerintahannya?
    • Samuel 2:1-4 Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: “Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?” Firman TUHAN kepadanya: “Pergilah.” Lalu kata Daud: “Ke mana aku pergi?” Firman-Nya: “Ke Hebron.” 2Lalu pergilah Daud ke sana dengan kedua isterinya: Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu. 3Juga Daud membawa serta orang-orangnya yang mengiringinya masing-masing dengan rumah tangganya, dan menetaplah mereka di kota-kota Hebron. 4Kemudian datanglah orang-orang Yehuda, lalu mengurapi Daud di sana menjadi raja atas kaum Yehuda.

“Dengan segera Daud dan pengikutnya mempersiapkan diri untuk menuruti perintah yang telah mereka terima dari Allah. Keenam ratus tentara yang bersenjata itu, bersama dengan para isteri dan anak-anak mereka, kawanan kambing domba mereka, dengan segera telah berada dalam perjalanan menuju ke Hebron. Apabila karapan ini memasuki kota itu, orang Yehuda sedang menunggu-nunggu hendak menyambut Daud sebagai raja Israel untuk masa mendatang. Persiapan-persiapan segera diadakan bagi pelantikannya. ‘Kemudian datanglah orang-orang Yehuda, lalu mengurapi Daud di sana menjadi raja atas kaum Yehuda.’ Tetapi tidak ada usaha yang dilakukannya melalui kekerasan untuk meneguhkan wewenangnya terhadap suku-suku bangsa lain” –Patriarchs and Prophets, hal. 697.

KAMIS

  1. Daud akhirnya dinobatkan sebagai raja seluruh Israel. Hitunglah berapa tahun yang telah berlalu sejak Samuel pertama kali mengurapi Daud sebagai raja. Bagaimana Daud melatih kesabaran dalam kurun waktu itu?

2Samuel 5:3-5 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel. 4Daud berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah. 5Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.

1 Tawarikh 11:1-3 Lalu berkumpullah seluruh Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: “Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. 2Telah lama, ketika Saul memerintah, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN, Allahmu, telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas umat-Ku Israel.” 3Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN, kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel, seperti yang difirmankan TUHAN dengan perantaraan Samuel.

“Setelah kematian Isyboset ada satu keinginan yang sama di kalangan para tokoh orang Israel agar Daud menjadi raja seluruh suku bangsa. … Dengan demikian oleh pimpinan Tuhan jalan telah dibuka baginya untuk naik ke atas takhta. Ia tidak mempunyai keinginan pribadi untuk dipuaskan, oleh karena ia tidak mencari kehormatan, yang telah didatangkan padanya….

Daud mengenakan jubah kerajaan. Minyak yang suci itu dikenakan ke atas dahinya oleh imam besar, olehkarena pengurapan yang dilakukan oleh Samuel merupakan satu nubuatan tentang apa yang akan terjadi pada waktu pelantikan raja itu. Saatnya telah tiba, dan Daud, melalui suatu upacara yang khidmat, telah diasingkan kepada jabatannya sebagai wakil Allah. Tongkat kerajaan diberikan kepada tangannya. Janji bahwa dia akan memerintah dengan adil telah dituliskan, dan orang banyakpun menyatakan sumpah setia mereka. Mahkota itu diletakkan di atas dahinya, dan upacara pelantikanpun berakhirlah. Israel mempunyai seorang raja yang telah diangkat oleh ilahi. Ia yang dengan sabar telah menunggu akan Tuhan, melihat janji Allah telah digenapkan. “Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN, Allah semesta alam, menyertainya.” 2 Samuel 5:10.” –Patriarchs and Prophets, hal. 701.

JUMAT

KETIDAKSABARAN RAJA SAUL

  1. Apa yang didorongkan oleh roh dari Raja Saul yang gelisah dan tidak sabaran ketika dia seharusnya menunggu nabi Samuel datang dan mempersembahkan korban?

1 Samuel 13:7-12 malah ada orang Ibrani yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikutinya dengan gemetar. 8Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. 9Sebab itu Saul berkata: “Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.” Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. 10Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya. 11Tetapi kata Samuel: “Apa yang telah kauperbuat?” Jawab Saul: “Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas, 12maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran.”

“Dengan semakin bertambahnya ketidaksabarannya, ia menanti kedatangan Samuel, dan menganggap bahwa kekacauan dan kekecewaan, serta semakin merosotnya jumlah tentaranya itu disebabkan oleh tidak hadirnya nabi itu. Waktu yang telah ditetapkan itupun tibalah, tetapi utusan Allah itu tidak muncul dengan segera. Pimpinan Allah telah menahan hamba-Nya itu. Tetapi roh Saul yang gelisah dan tidak sabar itu tidak dapat dikendalikan lagi. Merasa bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menenangkan ketakutan orang banyak itu, ia memutuskan untuk mengadakan kumpulan upacara keagamaan, dan dengan mempersembahkan korban meminta pertolongan ilahi. Allah telah memerintahkan bahwa hanya orang-orang yang telah ditahbiskan kepada jabatan itu saja yang dapat mempersembahkan korban di hadapanNya. Tetapi Saul memerintahkan, “Bawalah kepadaku korban bakaran,” dengan diperlengkapi alat-alat perang, ia telah mendekati mezbah dan mempersembahkan korban di hadapan Allah.” –Patriarchs and Prophets, hal. 618.

SABAT

SATU SIFAT YANG MENYELAMATKAN HIDUP

  1. Sifat tabiat apakah yang sangat penting dalam keselamatan manusia? Bagaimana engkau melihat ini dalam hidupmu sendiri?

Wahyu 14:12 Yang penting di sini ialah ketekunan (kesabaran) orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.

Ibrani 10:35, 36 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36Sebab kamu memerlukan ketekunan (kesabaran), supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

“Kepada saya diperlihatkan hadiah yang disediakan bagi orang-orang kudus, yakni warisan kekal. Kemudian saya diperlihatkan betapa umat Tuhan telah bertahan menanggung segala sesuatu demi kebenaran, dan bahwa mereka menganggap surga cukup murah. Mereka berpendapat bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan di dalamnya. Umat Allah pada hari-hari terakhir ini akan diuji. Tetapi pencobaan terakhir mereka akan segera datang, dan kemudian mereka akan menerima karunia hidup yang kekal.” –Maranatha, hal. 52.

“Ketika orang-orang berdosa bertobat, Allah dimuliakan di hadapan penguasa dan pemerintah langit dan bumi. Orang-orang yang bertobat ini menjadi tontonan bagi dunia, bagi para malaikat, dan bagi umat manusia. ‘Kamu inilah saksi-saksi-Ku,’ (Yesaya 43:10), kata Tuhan. Dengan memandang kepada-Ku, tabiatmu akan diubahkan. Dengan menyatakan kesabaran dan kasih yang seperti Kristus, engkau harus mengungkapkan perubahan ini.” –Reflecting Christ, hal. 198.

* * *

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×