Kebenaran Manusia Adalah Seperti Kain Kotor
6 November 2022
KEBENARAN MANUSIA ADALAH SEPERTI KAIN KOTOR
“Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” Yesaya 64:6.
“Dalam pelayanan mereka yang mereka akui kepada Allah, orang-orang Yahudi benar-benar bekerja untuk diri. Kebenaran mereka adalah buah dari upaya mereka sendiri untuk memelihara hukum menurut pikiran mereka sendiri dan untuk kepentingan mereka sendiri. Karenanya, pelayanan mereka itu tidak membuat mereka menjadi lebih baik. Dalam upaya untuk membuat diri mereka suci, mereka malah mencoba membawa barang yang suci dari yang tidak suci. Hukum Allah itu suci sebagaimana Dia suci, sempuma sebagaimana Dia sempurna. Hukum itu menunjukkan kebenaran Allah kepada manusia. Tidak mungkin bagi manusia memelihara hukum dengan kekuatan sendiri; karena sifat manusia sudah rusak, cacat, dan secara keseluruhan tidak menyukai tabiat Allah. Pekerjaan dari hati yang mementingkan diri adalah “seperti seorang najis” dan “segala kesalehan kami seperti kain kotor.” Yesaya 64:6.
“Selama hukum itu suci, orang-orang Yahudi tidak akan pernah dapat meraih kebenaran dengan upaya mereka sendiri untuk memelihara hukum. Sehingga, murid-murid Kristus harus memperoleh kebenaran tabiat yang berbeda dari orang-orang Farisi, jika mereka mau masuk ke dalam kerajaan surga. Melalui Anak-Nya, Allah menawarkan kepada mereka, kebenaran yang sempuma dari hukum itu. Jika mereka mau membuka hati mereka sepenuhnya untuk menerima Kristus, maka hidup Allah sendiri, dan kasih-Nya, akan tinggal dalam diri mereka, mengubahkan mereka kepada keserupaan-Nya; dan dengan demikian melalui pemberian cuma-cuma dari Allah, mereka akan memiliki kebenaran yang dituntut hukum itu. Tetapi orang-orang Farisi itu malah menolak Kristus; “tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri” (Roma 10:3) mereka tidak mau menyerahkan diri mereka kepada kebenaran Allah.
“Yesus mulai menunjukkan kepada para pendengar-Nya apa artinya memelihara hukum-hukum Allah — bahwa itu adalah suatu salinan tabiat Kristus di dalam diri mereka. Karena di dalam Dia, Allah dinyatakan tiap-tiap hari di hadapan mereka.” –Thoughts from the Mount of Blessing, hal. 54, 55.