KEBAIKAN VS. KETIDAKPEDULIAN
PELAJARAN SEKOLAH SABAT TAHUN 2023 KWARTAL PERTAMA “KEINGINAN ROH VS. KEINGINAN DAGING”
Pelajaran 6
Sabat, 11 Februari 2023
Kebaikan vs. Ketidakpedulian
“Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!” Mazmur 31:20.
“Hendaknya hukum kebaikan ada di bibirmu dan minyak kasih karunia ada di hatimu. Ini akan membuahkan hasil yang luar biasa. Engkau akan menjadi lemah lembut, simpatik, dan sopan. Engkau membutuhkan seluruh kasih karunia ini. Roh Kudus harus diterima dan dibawa ke dalam tabiatmu; maka itu akan menjadi seperti api suci, yang mengeluarkan pedupaan harum yang akan naik kepada Tuhan, bukan dari bibir yang mengutuk, tetapi sebagai penyembuh jiwa manusia. Wajahmu akan mengekspresikan citra ilahi…. Dengan memandang pada tabiat Kristus engkau akan diubah menjadi serupa dengan Dia. Hanya kasih karunia Kristus saja dapat mengubah hatimu dan kemudian engkau akan mencerminkan citra Tuhan Yesus. Allah memanggil kita untuk menjadi seperti Dia—yakni menjadi murni, kudus, dan tidak tercemar. Kita harus memantulkan gambar ilahi.” –Our Father Cares, hal. 218.
MINGGU
KEBAIKAN SEJATI
- Perintah apa yang diberikan orang Israel mengenai orang-orang yang membutuhkan? Kewajiban moral apa yang mereka miliki terhadap orang-orang miskin atau yang membutuhkan pertolongan?
Ulangan 15:10, 11 Engkau harus memberi kepadanya dengan limpahnya dan janganlah hatimu berdukacita, apabila engkau memberi kepadanya, sebab oleh karena hal itulah TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala usahamu. 11Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu.”
Amsal 3:27; 19:17 Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya…. 19:17Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
“Agama membawa manusia ke dalam hubungan pribadi dengan Tuhan, tetapi bukan secara eksklusif; karena asas-asas surga harus dihidupkan, agar itu dapat membantu dan memberkati umat manusia. Seorang anak Allah yang sejati akan mengasihi Dia dengan segenap hatinya, dan mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Dia akan memiliki rasa perhatian untuk sesamanya. Agama yang sejati adalah karya kasih karunia di dalam hati, yang menyebabkan aliran kehidupan mengalir keluar dalam bentuk perbuatan-perbuatan yang baik, bagai mata air yang mengalir dari aliran kehidupan. Agama tidak hanya terdiri dari sekedar perenungan dan doa. Terang orang Kristen harus ditampilkan dalam perbuatan baik, dan dengan demikian ia dapat dikenali oleh orang lain. Agama tidak bisa dipisahkan dari kehidupan dan urusan sehati-hari. Agama haruslah meresapi dan menguduskan pemeluknya dalam segala hidupnya. Jika seseorang benar-benar terhubung dengan Tuhan dan surga, roh yang tinggal di surga akan mempengaruhi segala perkataan dan perbuatannya. Dia akan memuliakan Tuhan dalam pekerjaannya, dan akan memimpin orang lain untuk menghormati Dia juga.” –Our Father Cares, hal. 35.
SENIN
- Apa yang dilakukan orang Samaria ketika dia melihat orang yang terluka? Mengapa hubungan antara orang Yahudi dan orang Samaria begitu kontroversial?
Lukas 10:33, 34 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
“Seorang Samaria, dalam perjalanannya, melintasi tempat si penderita berada, dan ketika ia melihatnya, ia menaruh belas kasihan kepadanya. Ia tidak menanyakan apakah orang asing itu seorang Yahudi atau seorang kafir. Jika pun ia seorang Yahudi, orang Samaria itu mengetahui benar bahwa, seandainya keadaan mereka dipulihkan, orang itu akan meludahi mukanya, dan melewatinya dengan hinaan. Tetapi ia tidak ragu-ragu karena hal ini. Ia juga tidak memikirkan bahwa ia sendiri mungkin berada dalam bahaya kekerasan bila ia berlambat-lambat di tempat itu. Cukuplah bahwa di hadapannya terdapat seorang manusia yang sedang membutuhkan pertolongan dan sedang dalam penderitaan. Ia menanggalkan jubahnya sendiri dan dikenakannya kepada orang itu. Minyak dan anggur yang disediakan untuk perjalanannya sendiri digunakannya untuk menyembuhkan dan menyegarkan orang yang sedang terluka itu. Ia mengangkatnya ke atas hewan penanggung bebannya, dan berjalan perlahan-lahan dengan langkah yang teratur, agar orang asing itu tidak tergoncang-goncang, dan tidak menjadi semakin menderita, la membawanya ke rumah tumpangan, dan menjaganya sepanjang malam, sambil memperhatikannya dengan lemah lembut.” –The Desire of Ages, hal. 503.
SELASA
- Perbekalan tambahan apa yang disediakan pria yang luar biasa ini?
Lukas 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
“Keesokan harinya ketika orang sakit itu telah bertambah baik, orang Samaria itu memberanikan diri untuk meneruskan perjalanannya. Tetapi sebelum berbuat demikian, Ia menyerahkannya kepada penjaga rumah tumpangan itu, membayar ongkosnya, dan meninggalkan suatu simpanan untuk kepentingannya: dan karena belum puas dengan persetujuan ini, ia mengadakan persediaan untuk suatu keperluan selanjutnya, sambil mengatakan kepada pemilik penginapan, “Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.’ (Lukas 10:35).” –The Desire of Ages, hal. 503.
“Orang Samaria melintas disitu, dan ketika dia melihat orang asing itu membutuhkan bantuan dia tidak mempertanyakan apakah dia kerabat ataukah orang dari negerinya atau kepercayaannya; tetapi dia langsung bekerja untuk membantu si penderita karena itulah pekerjaan yang harus diselesaikannya. Dia memperlakukannya dengan sebaik mungkin, dan menempatkannya di atas hewannya sendiri, dan membawanya ke penginapan dan memenuhi kebutuhannya dengan biaya sendiri…. Orang Samaria mewakili kelas yang merupakan penolong sejati bersama Kristus dan yang meniru teladan-Nya dalam berbuat baik.
“Orang-orang yang mengasihani yang malang, yang buta, yang lumpuh, yang menderita, para janda, yatim piatu, dan orang-orang yang membutuhkan, Kristus nyatakan sebagai para penurut Hukum-Nya, yang akan mewarisi hidup yang kekal…. Kristus menganggap segala perbuatan belas kasih, kebajikan, dan hikmat yang bijaksana untuk menolong yang malang, yang buta, yang lumpuh, yang sakit, janda, dan yatim piatu adalah seperti yang dilakukan terhadap diri-Nya sendiri; dan pekerjaan ini akan disimpan dalam catatan surgawi dan akan diberi pahala-Nya.” –Testimonies for the Church, jilid 3, hal. 511, 512.
RABU
KETIDAKPEDULIAN
- Apa tanggung jawab dan keistimewaan para imam dan orang Lewi Israel?
Bilangan 18:1-4, 19, 20 TUHAN berfirman kepada Harun: “Engkau ini dan anak-anakmu beserta seluruh sukumu haruslah menanggung akibat setiap kesalahan terhadap tempat kudus; sedang hanya engkau beserta anak-anakmulah yang harus menanggung akibat setiap kesalahan yang dilakukan dalam jabatanmu sebagai imam. 2Suruhlah juga saudara-saudaramu, suku Lewi, suku bapa leluhurmu, mendekat bersama-sama dengan engkau, supaya mereka menggabungkan diri kepadamu dan melayani engkau, apabila engkau ini beserta anak-anakmu ada di depan kemah hukum. 3Mereka harus melakukan kewajiban mereka kepadamu, dan kewajiban mereka mengenai kemah seluruhnya; hanya kepada perkakas tempat kudus dan kepada mezbah janganlah mereka mendekat, nanti mereka mati, baik mereka maupun kamu. 4Mereka harus menggabungkan diri kepadamu dan melakukan kewajiban mereka mengenai Kemah Pertemuan sesuai dengan segala pekerjaan pada kemah itu; tetapi orang awam jangan mendekat kepadamu.…. 19Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu.” 20TUHAN berfirman kepada Harun: “Di negeri mereka engkau tidak akan mendapat milik pusaka dan tidak akan beroleh bagian di tengah-tengah mereka; Akulah bagianmu dan milik pusakamu di tengah-tengah orang Israel.
“Mereka berasal dari golongan yang dipilih khusus untuk menjadi wakil Allah bagi umat manusia. Mereka “memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang terabaikan dan orang-orang yang sesat” (Ibrani 5:2 KJV), agar mereka dapat menuntun manusia untuk mengerti kasih Allah yang besar kepada umat manusia. Pekerjaan yang harus mereka lakukan serupa dengan apa yang dilukiskan Yesus sebagai pekerjaan-Nya sendiri ketika Ia mengatakan, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan dan penglihatan bagi Orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas.’ Lukas 4:18.” –The Desire of Ages, hal. 499.
KAMIS
- Bagaimana sikap seorang imam ketika dia melihat pria terluka yang tergeletak di jalan?
Lukas 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
Ibrani 13:16 Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.
“Imam dan orang Lewi baru saja selesai beribadah di bait suci, yang pelayanannya adalah ditetapkan oleh Allah sendiri. Berpartisipasi dalam kebaktian itu merupakan hak istimewa yang besar dan mulia, dan baik para imam serta orang Lewi itu merasa bahwa dengan merasa terhormat, adalah rendah bagi mereka untuk melayani seorang penderita yang tidak mereka kenal di pinggir jalan. Dengan demikian mereka malah mengabaikan kesempatan khusus yang telah ditawarkan Allah kepada mereka sebagai agen-agen-Nya untuk memberkati sesama makhluk….
“Imam dan orang Lewi itu sebenarnya tidak punya alasan untuk sikap ketidakpedulian mereka yang berhati dingin itu. Hukum belas kasihan dan kebaikan telah dengan jelas dinyatakan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Itu adalah pekerjaan mereka yang telah ditunjuk untuk melayani kasus-kasus sebagaimana yang telah mereka lewati dengan sikap yang dingin. Seandainya saja mereka mematuhi hukum yang mereka akui sebagai hukum yang hormati, maka mereka tidak akan melewatkan pria ini tanpa membantunya. Tetapi mereka telah melupakan asas-asas hukum yang telah diberikan Kristus, yang telah disampaikan dalam gulungan tiang awan, kepada leluhur mereka ketika Dia memimpin mereka melewati padang gurun.” –Welfare Ministry, hal. 46, 48.
JUMAT
- Apa yang dilakukan orang Lewi itu ketika dia melihat orang yang terluka itu?
Lukas 10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Ulangan 15:7, 8 Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu, 8tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia perlukan.
“Orang Lewi itu berasal dari suku yang sama dengan si penderita yang sedang terluka dan memar itu. Seluruh Surga menyaksikan saat orang Lewi itu melintasi jalan itu, untuk melihat apakah hatinya akan tersentuh oleh celaka yang dialami manusia. Saat dia melihat pria itu dia diyakinkan tentang apa yang harus dia lakukan; tetapi karena itu bukan tugas yang menyenangkan, dia malah berharap dia tidak semestinya lewat situ, sehingga dia tidak perlu melihat orang yang terluka dan memar, telanjang dan nyaris binasa, dan membutuhkan bantuan dari sesamanya. Dia meneruskan perjalanannya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu bukan urusannya, dan bahwa dia tidak perlu menyusahkan dirinya sendiri atas persoalan ini. Mengaku sebagai penafsir hukum, dan sebagai pelayan dalam hal-hal suci, dia malah berjalan terus, lewat di sisi lain jalan itu.” –Welfare Ministry, hal. 47.
“Kemudian muncullah orang Lewi. Dalam keadaan ingin tahu apa yang telah terjadi, ia berhenti dan melihat si penderita. Ia diyakinkan tentang apa yang harus diperbuat-nya, tetapi hal itu bukannya merupakan suatu kewajiban yang menyenangkan …. Imam dan orang Lewi sebenarnya sudah tahu benar akan segala pelajaran ini, tetapi mereka tidak mempraktekkannya dalam kehidupan mereka. Karena dilatih di sekolah kefanatikan nasional, mereka pun menjadi bersifat mementingkan diri, picik, dan suka diistimewakan. Ketika mereka melihat ada orang yang sedang terluka itu, mereka sebetulnya tidak boleh membeda-bedakan apakah ia sebangsa dengan mereka atau tidak. Tetapi mereka berpikir bahwa mungkin ia seorang Samaria, sebab itu mereka pun berpaling.” –The Desire of Ages, hal. 499, 500.
SABAT
KEBAIKAN YANG LUAR BIASA
- Teladan apa yang kita miliki dari Tuhan Yesus?
Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
“Jika tidak ada satupun di alam semesta yang memperhatikanmu, Tuhan Allah Israel melihatmu dengan pikiran belas kasih, kelemahlembutan, dan simpati. Dia melihatmu dengan menyediakan dorongan hati yang kuat Ketika engkau sedang lemah hati dan putus asa,… Ada simpati yang paling dalam, paling kaya, dan paling menyegarkan bagimu di pangkuan Gembala yang agung itu. Imam Bsar yang kita miliki bukanlah Imam Besar yang tidak dapat bersimpati pada kita, melainkan, Dia adalah Imam Besar yang telah dicobai dalam segala hal sama seperti kita, namun tanpa dosa. Persediaan telah dibuat bukan hanya sebagai bantuan kekuatan dan kasih karunia ketika engkau diuji dan dicobai, tetapi juga untuk mengharumkan pengaruhmu terhadap pikiran orang lain. Kristus tidak hanya mengenal setiap jiwa, dan mengetahui segala ujian dan pencobaan bagi jiwa, tetapi, Dia juga mengetahui segala keadaan yang mengganggu dan melukai roh. Bahaya besarmu adalah Ketika engkau berjalan sendiri. Ini tidak akan terjadi bagi seorang Kristen. Kristus akan selalu memberimu kesabaran-Nya jika engkau memintanya.” –That I May Know Him, hal. 53.
“Dalam cerita tentang orang Samaria yang baik hatinya itu, Yesus memberikan suatu gambaran tentang diri-Nya Sendiri dan tugas-Nya. Manusia telah tertipu, tertindih, dirampas, dan ditaklukkan oleh Setan, dan ditinggalkan untuk binasa; tetapi Juruselamat mempunyai belas kasihan atas keadaan kita yang tidak berdaya. Ia meninggalkan kemuliaan-Nya, agar dapat datang untuk menyelamatkan kita. Didapati-Nya kita dalam keadaan hampir mati, dan Ia pun menanggung beban kita. Ia menyembuhkan luka-luka kita. Ia menutupi kita dengan jubah kebenaran-Nya. Ia membuka bagi kita suatu perlindungan yang aman, dan mengadakan persediaan yang sempurna bagi kita atas tanggungan-Nya sendiri. Ia mati untuk menebus kita. Sambil menunjuk kepada teladan-Nya sendiri, Ia mengatakan kepada para pengikut-Nya, ‘Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.’ ‘Sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.’ Yohanes 15:17; 13:34.” –The Desire of Ages, hal. 503. * * *