Karya Puncak Dari Penciptaan

23 Januari 2023

Karya Puncak dari Penciptaan

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1:27.

Di sini dengan jelas dipaparkan asal usul umat manusia; dan catatan ilahi telah menyatakannya dengan sangat jelas sehingga tidak ada kesempatan untuk kesimpulan yang salah.

Setelah bumi, dengan kehidupan hewani dan tumbuhannya yang memenuhi bumi telah diciptakan, maka manusia, karya puncak Sang Pencipta, dan untuk siapa bumi yang indah telah disesuaikan, dibawa ke panggungnya… .

Ketika manusia keluar dari tangan Penciptanya, dia bertubuh tinggi dan simetris sempurna. Wajahnya memiliki rona kesehatan yang kemerahan, dan bersinar dengan cahaya kehidupan dan kegembiraan. Tinggi Adam jauh lebih tinggi daripada manusia yang sekarang mendiami bumi. Perawakan Hawa agak kurang tinggi dari Adam; namun wujudnya mulia, dan penuh keindahan.

Tidak ada dasar untuk anggapan bahwa manusia berevolusi, dengan tingkat perkembangan yang lambat, dari bentuk kehidupan binatang atau tumbuhan yang lebih rendah…. Ia yang menempatkan dunia berbintang di tempat tinggi, dan mewarnai bunga-bunga di ladang dengan keahlian yang mengagumkan, yang memenuhi bumi dan langit dengan keajaiban kuasa-Nya, ketika Dia datang untuk memahkotai pekerjaan-Nya yang mulia, hendak menempatkan seseorang di tengah-tengah untuk berdiri sebagai penguasa bumi yang indah, tidak gagal menciptakan dan memberinya hidup sesosok makhluk yang layak untuk itu. Silsilah ras kita, seperti yang diberikan oleh ilham, bila menelusuri kembali asal-usulnya, bukan pada garis kuman, moluska, dan hewan berkaki empat yang kemudian berkembang, tetapi dari Sang Pencipta yang agung. Meskipun dibentuk dari debu, Adam adalah “anak Allah”.

Di samping makhluk malaikat, keluarga manusia, yang dibentuk menurut “gambar Allah”, adalah karya ciptaan-Nya yang paling mulia.

Ketika Adam berasal dari tangan Sang Pencipta, dia memiliki, dalam sifat fisik, mental, dan spiritualnya, keserupaan dengan Penciptanya…. Adalah tujuan-Nya bahwa semakin lama manusia hidup, semakin lengkap dia harus mengungkapkan gambaran ini—semakin banyak sepenuhnya mencerminkan kemuliaan Sang Pencipta. –The Faith I Live By, hal. 29.

 

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×