Karunia Allah Bagi Umat Manusia
8 Februari 2023
Karunia Allah Bagi Umat Manusia
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16.
Hati Allah merindukan anak-anak duniawi-Nya dengan kasih yang lebih kuat dari kematian. Dengan menyerahkan Anak-Nya, Dia telah menyerahkan segenap surga kepada kita semua dalam satu pemberian.
Melalui pemberian itu, datanglah kepada kita aliran kebaikan Yehova yang tak pernah berhenti, hari demi hari. Setiap bunga, dengan warna-warni lembut dan harumnya yang mewangi, telah diberikan untuk kesenangan kita melalui satu Karunia itu. Matahari dan bulan telah dijadikan oleh-Nya; tidak ada satu pun bintang yang memperindah langit yang tidak Dia jadikan. Tidak ada satu pun makanan di atas meja kita yang tidak Dia sediakan untuk makanan kita. Nama Kristus ada di atas segala-galanya. Segala sesuatu telah diberikan kepada manusia melalui satu Karunia yang tak terkatakan, yakni Anak Allah yang tunggal. Dia telah dipakukan di kayu salib agar segala karunia ini dapat mengalir kepada segenap ciptaan Allah.
Dalam mengambil kodrat kita, Juruselamat telah mempertalikan diri-Nya dengan umat manusia dengan ikatan yang tidak akan pernah terputus. Sepanjang zaman yang kekal Dia terhubung dengan kita. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.” Allah telah memberikan Yesus tidak hanya untuk menanggung dosa-dosa kita, dan untuk mati sebagai Korban bagi kita; melainkan, Allah telah memberikan Yesus sebagai karunia bagiumat manusia yang telah jatuh. Untuk meyakinkan kita tentang nasihat damai-Nya yang tidak dapat diubah, Allah pun menyerahkan Anak tunggal-Nya untuk menjadi salah satu bagian dari keluarga manusia, dan untuk selama-lamanya mempertahankan sifat kemanusiaan-Nya. Ini adalah jaminan bahwa Allah akan menggenapi firman-Nya. “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya,…” Yesaya 9:5. Tuhan telah mengenakan sifat manusia dalam pribadi Anak-Nya, dan telah membawa sifat yang kemanusian itu untuk naik ke surga tertinggi…. Surga yang kekal pun diabadikan dalam kemanusiaan, dan kemanusiaan dirangkul di pangkuan Kasih yang Tak Terbatas.
Kristus sujud dalam kerendahan hati yang tak tertandingi, agar dalam peninggian-Nya di atas takhta Allah, Ia juga dapat meninggikan barangsiapa yang percaya kepada-Nya, untuk duduk bersama-Nya di atas takhta-Nya. –The Faith I Live By, hal. 45