Kapankah Seseorang Sebaiknya Menerima Pembentukan Tabiat yang Benar?
18 Januari 2022
KAPANKAH SESEORANG SEBAIKNYA MENERIMA PEMBENTUKAN TABIAT YANG BENAR?
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 22:6.
“Jika kebiasaan-kebiasaan yang benar dan baik telah dibentuk di masa muda, maka, kebiasaan-kebiasaan itu umumnya akan menandai jalan pemiliknya sepanjang hidup. Dalam kebanyakan kasus, akan ditemukan bahwa orang yang kelak di kemudian hari menghormati Tuhan dan menghormati kebenaran, adalah orang-orang yang telah mempelajari pelajaran itu sebelum ada waktu bagi dunia untuk memeteraikan citra dosa pada jiwanya. Mereka yang berusia dewasa umumnya sudah kurang peka terhadap kesan baru seperti halnya batu yang telah mengeras; tapi masa muda sangat mudah menerima kesan. Masa muda adalah waktu untuk memperoleh pengetahuan untuk praktik sehari-hari sepanjang hidup; tabiat yang tepat kemudian dapat dengan mudah dibentuk. Masa ini adalah waktu untuk membangun kebiasaan-kebiasaan yang baik, yakni untuk mendapatkan dan meraih kekuatan pengendalian diri. Masa muda adalah masa menabur, dan benih yang ditaburkan akan menentukan masa panen, baik untuk kehidupan sekarang ini maupun untuk kehidupan yang akan datang.” –Temperance, hal. 186.
“Terlalu banyak hal-hal penting yang signifikan yang tidak terajarkan pada pelatihan awal anak-anak. Pelajaran-pelajaran yang dipelajari anak selama tujuh tahun pertama kehidupannya adalah yang lebih berkaitan dengan pembentukan tabiatnya dari segala sesuatu yang dipelajarinya di tahun-tahun selanjutnya dalam hidupnya.” –Mind, Character and Personality, jilid 1, hal. 149.
“Tuhan akan menyertaimu, hai para ibu, ketika engkau sedang dalam upaya untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang benar pada anak-anakmu. Tetapi engkau harus memulai proses pelatihan ini lebih awal, bila tidak, maka pekerjaanmu nantinya akan menjadi sangat sulit. Ajari mereka baris demi baris, ajaran demi ajaran, sedikit disini, dan sedikit disana. Ingatlah bahwa anak-anakmu adalah milik Allah dan akan menjadi putra dan putri-Nya. Dia merancang agar keluarga di bumi akan menjadi miniatur dari keluarga di surga.” –Mind, Character and Personality, jilid 2, hal. 599.