IMAN VS.KETIDAKPERCAYAAN

PELAJARAN SEKOLAH SABAT TAHUN 2023 KWARTAL PERTAMA “KEINGINAN ROH VS. KEINGINAN DAGING”

PELAJARAN 8

Sabat, 25 Februari 2023

Iman vs. Ketidakpercayaan

“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” Ibrani 11:1.

“‘Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.’ Ibrani 11:8. Penurutan Abraham yang dilaksanakannya tanpa bertanya-tanya itu merupakan salah satu dari-pada bukti-bukti yang menonjol daripada iman yang terdapat dalam seluruh Alkitab. Baginya, iman adalah ‘dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.’ Ibrani 11:1. Dengan bergantung kepada janji ilahi, tanpa adanya jaminan yang dapat dilihatnya secara kasat mata bahwa itu akan digenapi, ia telah meninggalkan sanak saudaranya, keluarga besar dan kampung halamannya dan pergi tanpa tahu ke mana, untuk mengikut ke mana saja Allah hendak memimpinnya. ‘Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.’ Ibrani 11:9.” –Patriarchs and Prophets, hal. 126.

MINGGU

KETIDAKPERCAYAAN ABRAM

  1. Apa kekurangan Abram ketika dia pergi ke Mesir? Apa yang dia minta Sarai, istrinya, lakukan?

Kejadian 12:11-13 Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: “Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya. 12Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. 13Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.”

“Selama ia tinggal di Mesir, Abraham memberikan bukti bahwa ia tidak lepas dari kelemahan dan ketidak-sempurnaan manusia. Di dalam menyembunyikan fakta bahwa Sarai adalah isterinya, ia telah meragukan penjagaan ilahi. Ia menunjukkan kurangnya iman dan keberaniannya yang amat sering dinyatakan dalam hidupnya. Sarai memang mempunyai paras wajah cerah yang cantik, dan Abraham merasa yakin bahwa orang-orang Mesir yang berkulit hitam itu akan mengingini orang asing yang elok itu, dan agar memperolehnya, tentu mereka tidak segan-segan untuk membunuh dia suaminya. Ia berpendapat bahwa ia tidak berdusta dengan mengatakan bahwa Sarai adalah saudarinya karena memang dia adalah anak daripada bapanya sekalipun berbeda ibu. Tetapi hal menyembunyikan hubungan mereka yang sebenarnya adalah merupakan satu penipuan. Tidak ada penyimpangan dari kejujuran yang sungguh berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karena kurangnya iman Abraham itu, Sarai telah ditempatkan dalam satu bahaya yang besar.” –Patriarchs and Prophets, hal. 130.

SENIN

  1. Mengapa kecantikan istri Abram menjadi masalah saat rumah tangga mereka pergi ke Mesir? Apa yang dilakukan para punggawa dan firaun Mesir ketika mereka melihatnya?

Kejadian 12:14, 15 Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, 15dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya.

“Raja Mesir, setelah mendengar kabar tentang kecantikannya, memerintahkan agar ia dibawa ke istana, dengan maksud akan dijadikan isterinya. Tetapi Tuhan di dalam rahmatnya yang besar, telah melindungi Sarah dengan menyatakan hukuman-Nya terhadap seisi istana raja. Oleh cara ini raja mengetahui apa yang sebenarnya menjadi persoalan dan dengan marah oleh karena merasa ditipu oleh Abraham, ia telah menempelaknya dan mengembalikan kepadanya isterinya itu, sambil berkata: ‘”Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!’ (Kejadian 12:18, 19).” –Patriarchs and Prophets, hal. 130.

SELASA

  1. Apa yang Tuhan janjikan kepada Abram pada suatu malam yang dipenuhi bintang-bintang di langit?

Kejadian 12:2, 3; 15:5 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. 3Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.…. 15:5Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”

“Kepada Abraham telah diberikan satu janji, yang bagi orang-orang pada zaman itu sangat berarti sekali, bahwa ia akan memperoleh keturunan yang banyak dan satu bangsa yang besar. ‘Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.’ (Kejadian 12:2). Dan kepada janji ini ditambahkan jaminan, yang bagi pewaris iman lebih berharga daripada yang lain-lainnya, bahwa dari garis keturunannya itu Penebus dunia ini akan datang: ‘dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.’ (Kejadian 12:3). Tetapi sebagai syarat yang pertama untuk kegenapan janji itu, harus ada satu ujian iman; dimana dimintakan satu pengorbanan.” –Patriarchs and Prophets, hal. 125.

RABU

  1. Bagaimana bapa itu menunggu Tuhan untuk memenuhi janji-Nya? Nasihat apa yang dia terima ketika janji itu belum juga dipenuhi setelah sekian lama?

Kejadian 16:1-4 Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. 2Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. 3Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, — yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan —, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. 4Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.

“Tanpa keragu-raguan Abraham telah menerima janji akan memperoleh seorang anak laki-laki, tetapi ia tidak sabar menunggu Allah untuk menggenapkan sabda-Nya itu menurut cara dan waktu-Nya sendiri. Tuhan membiarkan adanya kelambatan untuk menguji imannya di dalam kuasa Allah; tetapi ia telah gagal dalam menghadapi ujian ini. Dengan berpikir bahwa mustahil seorang anak akan dilahirkan olehnya pada masa tuanya itu, Sarai mengusulkan, satu rencana agar maksud ilahi dapat diwujudkan, dimana dianjurkannya agar salah seorang dari hamba-hambanya yang perempuan diambil oleh Abraham sebagai isteri yang kedua. Poligami telah begitu merajalela saat itu, sehingga hal itu tidak lagi dianggap sebagai satu dosa, namun demikian itu tidak ada bedanya dengan suatu pelanggaran terhadap hukum Allah, dan berakibat bencana kepada kesucian dan ketenteraman hubungan keluarganya.

Perkawinan Abraham dengan Hagar berakibat buruk, bukan hanya kepada rumah tangganya sendiri, tetapi juga kepada generasi-generasi mendatang. Bangga oleh karena mendapat kehormatan dengan kedudukannya yang baru sebagai isteri Abraham, dan mengharapkan akan menjadi ibu bagi bangsa yang besar yang akan turun dari Abraham, Hagar telah menjadi sombong serta congkak dan memperlakukan majikannya dengan cemoohan. Kecemburuan yang timbal balik antara keduanya telah mengganggu ketenangan rumah tangga yang dulunya berbahagia itu. Dipaksa untuk mendengarkan persungutan kedua belah pihak, Abraham telah berusaha dengan sia-sia untuk memulihkan kerukunan mereka. Sekalipun hal itu merupakan permohonan yang sungguh-sungguh dari Sarai sehingga ia telah menikah dengan Hagar, nyata ia (Sarai) sekarang memarahi Abraham sebagai seorang yang bersalah. Ia menghendaki untuk melenyapkan saingannya itu; tetapi Abraham tidak mengizinkan hal itu; karena Hagar harus menjadi ibu dari anaknya; seperti yang ia telah idam-idamkan, yaitu anak perjanjian. Namun demikian, ia adalah hamba Sarai, dan ia masih tetap membiarkan Hagar kepada wewenang majikannya. Roh Hagar yang congkak itu tidak dapat menahan kekejaman yang telah ditimbulkan oleh sikapnya yang tidak hormat. ‘Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.’ (Kejadian 16:6).” –Patriarchs and Prophets, hal. 145.

KAMIS

IMAN ABRAHAM

  1. Ujian apakah yang dilalui Abraham dengan kemenangan?

Kejadian 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.

“Apa yang telah dihadapkan kepada Abraham bukanlah satu ujian yang enteng, bukan pula satu pengorbanan yang kecil yang telah dimintakan daripadanya. Ada ikatan yang kuat yang mengikat Abraham kepada negerinya, keluarganya dan sanak-saudaranya. Tetapi ia tidak ragu-ragu untuk menurut kepada panggilan itu. Ia tidak bertanya-tanya tentang negeri perjanjian itu—apakah tanahnya subur dan udaranya menyehatkan; apakah keadaan sekelilingnya baik serta memberikan kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan. Tuhan telah berbicara dan hambanya harus mentaatinya; baginya tempat yang paling berbahagia di atas bumi ini adalah tempat di mana Allah telah tentukan bagi dirinya.” –Patriarchs and Prophets, hal. 126.

JUMAT

  1. Bertahun-tahun kemudian, perintah apakah yang diberikan Tuhan kepadanya? Seberapa sulitkah kita membayangkan bahwa dia harus mematuhi suara ilahi itu?

Kejadian 22:1, 2 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” 2Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

“Dalam satu khayal pada waktu malam ia diperintahkan untuk pergi ke bukit Moria, dan di sana ia diminta untuk mempersembahkan anaknya sebagai satu korban bakaran di atas salah satu gunung yang akan ditunjukkan kepadanya.

“Pada waktu menerima perintah ini, Abraham telah mencapai usia seratus dua puluh tahun. Ia telah dianggap sebagai seorang yang sudah tua, sekalipun di dalam generasinya. Di dalam usia mudanya ia adalah seorang yang kuat untuk menahan kesulitan-kesulitan, dan seorang yang berani untuk menghadapi mara bahaya, tetapi sekarang semangat kemudaannya telah berlalu. Seseorang di dalam gairah kemudaannya boleh jadi dengan semangat akan sanggup untuk menghadapi kesulitan-kesulitan dan penderitaan yang akan menyebabkan hatinya gentar di masa tuanya, pada waktu kakinya sedang terhuyung-huyung menuju ke liang kubur. Tetapi Allah memang telah menyimpan ujianNya yang terakhir, dan yang paling berat bagi Abraham sampai kepada saat bilamana beban kehidupannya terasa berat di atas pundaknya, dan Abraham telah merasa rindu untuk beristirahat dari kesusahan dan kecemasan hidup.

“Ia pergi ke sisi Sarah yang juga sedang tertidur. Haruskah ia membangunkan dia, agar ia sekali lagi memeluk anaknya? Haruskah ia menceritakan kepadanya akan permintaan Allah itu? Ia rindu untuk mencurahkan segenap beban hatinya kepada isterinya itu, dan memberitahukan kepadanya tanggung jawab yang mengerikan itu; tetapi ia telah dicegah oleh rasa takut jangan-jangan ia (Sarah) malah akan menghalanginya. Ishak adalah anak kebanggaan dan kesukaan Sarah; kehidupan Sarah terikat di dalam hidupnya, dan kasih ibu boleh jadi akan menolak pengorbanan yang seperti itu.” –Patriarchs and Prophets, hal. 147, 148.

SABAT

SAHABAT ALLAH

  1. Apa hasil dari ujian besar ini? Bagaimana mungkin Abraham bisa se-menang itu?

Kejadian 22:7-14 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” 8Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 9Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 10Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 11Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” 12Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” 13Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 14Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.”

Yakobus 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”

“Allah telah menyerahkan Anak-Nya kepada satu kematian yang hina dan menderita. Malaikat-malaikat yang menyaksikan kehinaan serta tekanan jiwa yang dialami oleh Anak Allah tidak diizinkan untuk campur tangan, sebagaimana dalam masalah Ishak. Tidak ada suara yang berseru, “sudah cukup”. Untuk menyelamatkan umat yang telah berdosa, Raja kemuliaan itu telah menyerahkan hidupNya. Bukti yang lebih kuat lagi apakah yang perlu diberikan tentang belas kasihan serta kasih Allah yang tidak terbatas itu? ‘Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?’ Roma 8:32….

“Baik Abraham dan Sarah telah sempat tidak mempercayai kuasa Allah, dan kesalahan inilah yang telah menyebabkan pernikahan dengan Hagar. Tuhan telah memanggil Abraham untuk menjadi bapa dari orang percaya, dan kehidupannya harus nyata sebagai satu teladan iman kepada generasi-generasi mendatang. Tetapi imannya tidaklah sempurna. Ia telah sempat menunjukkan Roh tidak percaya akan Allah dengan menyembunyikan kenyataan bahwa Sarah adalah isterinya, dan lagi dalam pernikahannya dengan Hagar. Agar ia dapat mencapai ukuran standar yang tertinggi, maka Allah telah menghadapkannya kepada satu ujian yang lain, yang terberat yang pernah dihadapi manusia.” –Patriarchs and Prophets, hal. 154, 147.

* * *

 

LAPORAN MISIONARIS

dari SANATORIUM CARLOS KOZEL di Peru

Untuk Dibacakan Pada Sabat, 25 Februari 2023

Persembahan Sekolah Sabat Istimewa Akan Dikumpulkan Pada Sabat, 4 Maret 2023

“Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka damai sejahtera dan kebenaran yang berlimpah-limpah.” Yeremia 33:6 KJV

Saudara, saudari, dan sahabat-sahabat dalam kebenaran yang terkasih,

Pelayanan Tuhan kita Yesus Kristus dilakukan tidak hanya dengan mengajar dan menghayati teladan hidup kudus, tetapi juga melalui pekabaran kesehatan. Juruselamat telah berkeliling untuk menyembuhkan orang-orang yang menderita penyakit, dan menunjukkan kepada mereka jalan menuju kehidupan yang lebih sehat dan lebih baik. Oleh karena itu, bagian dari misi kita hari ini adalah mendirikan lembaga seperti klinik dan pusat kesehatan di mana pekabaran pembaharuan kesehatan yang kuat dapat ditunjukkan dalam prakteknya dan di mana orang sakit dan yang membutuhkan pertolongan dapat dipulihkan kesehatannya melalui doa dan terapi penyembuhan, serta dengan belajar, untuk melaksanakan prinsip-prinsip ilahi hidup sehat.

Sejak sanatorium Elim di Jerman ditutup pada tahun 2017, General Conference telah mencari kesempatan untuk mendirikan sebuah klinik di lokasi yang baik. Impian kami adalah untuk selalu melakukan pelayanan kesehatan dengan memiliki fasilitas di mana penyakit dan kelemahan dapat diobati melalui penggunaan obat alamiah, yakni sesuai dengan terang yang disediakan Tuhan. Peluang yang sangat baik muncul di Peru, di mana Uni ini telah membeli tanah dan telah merencanakan untuk mendirikan sebuah pusat kesehatan kecil di sebelah sekolah misionaris di Huaral, sebuah distrik pesisir yang disebut sebagai “Ibukota Pertanian”, yang memiliki iklim yang hangat dan menyenangkan. Peru dikaruniai banyak tanaman obat, sayuran, dan buah-buahan yang bisa didapatkan dengan harga terjangkau. Selain itu, Uni Peru memiliki lebih dari 6.000 anggota serta banyak profesional yang bersedia berkontribusi dalam pelayanan penyembuhan ini. Siswa-siswi dari sekolah misionaris juga dapat melayani sebagai pembantu dan pekerja magang di fasilitas ini.

Komite GC telah memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan Uni Peru dan membantunya menyelesaikan pembangunan modul hidroterapi, serta membangun ruang rawat maupun asrama, dapur, dan ruang makan yang berkapasitas tempat duduk sekitar 150 orang. Sebuah rencana bisnis yang lengkap telah disusun untuk pendirian klinik ini, yang disebut sebagai Sanatorium Carlos Kozel. Setelah itu, dengan bantuan Arsitek Umum, Frater Edinson Smit Guerrero Martinez, dan Insinyur Sipil Frater Wicleff Miller Calderon Rios, rencana tersebut diselesaikan dan pembangunannya telah dimulai pada Februari 2022. Ketua Uni Peru dan komite yang ditunjuk untuk tujuan ini sedang mengawasi setiap langkah proyek ini. GC telah menginvestasikan dana dari Dana Pembangunan; dan, jika semuanya bekerja dengan baik, maka diharapkan pertemuan delegasi GC nanti dapat diadakan di klinik yang sudah selesai dibangun.

Meskipun GC telah mendedikasikan dana tertentu untuk pembangunan fasilitas kesehatan ini, namun persembahan Saudara dan Saudari masih diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan dan melengkapi yang masih kurang, baik asrama maupun modul terapi. Rencananya lebih dari sepuluh jenis terapi akan ditawarkan oleh para profesional medis, sehingga perabot, peralatan medis, dan perangkat digital perlu diperoleh. Peralatan seperti itu memang mahal. Persembahan Saudara dan Saudari, baik besar maupun kecil, sangatlah penting untuk proyek ini. Suatu berkat dijanjikan dalam firman Allah kepada semua orang yang mau mengumpulkan harta di surga dengan menginvestasikan harta duniawi mereka dalam usaha yang serupa ini.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa Peru adalah negara yang dihormati di seluruh dunia sebagai negara yang memiliki pengetahuan luar biasa dalam penyembuhan dan dalam mempraktikkan terapi alami dan pengobatan alternatif. Kami berharap klinik kesehatan ini akan menawarkan lebih banyak terapi daripada sanitarium sebelumnya di Jerman untuk pengobatan kanker, diabetes, dan penyakit serius serta masalah kesehatan lainnya. Masyarakat Peru sangat tertarik dengan pengobatan alami, maka doa kami kiranya Tuhan bekerja agar klinik ini dapat melayani banyak orang. Kota Huaral terletak sekitar dua jam dari Lima, ibu kota. Klinik ini akan menjadi berkat bagi anggota gereja dan para tamu – tidak hanya untuk orang-orang yang berasal dari Peru tetapi juga bagi para tamu yang berkunjung dari belahan dunia manapun. Keinginan kami adalah agar setiap orang dapat menemukan kekuatan dan kesehatan di fasilitas ini.

Bila Saudara dan Saudari memberikan Persembahan Sekolah Sabat Istimewa pada Sabat yang akan datang untuk pengembangan pusat kesehatan Sanatorium Carlos Kozel di Peru, maka dukunganmu itu akan menjadi berkat yang besar bagi pekerjaan misionaris medis yang telah Allah tahbiskan bagi umat-Nya. Dengan demikian, engkau akan dapat berpartisipasi langsung dalam mendirikan monumen bersejarah untuk jemaat Tuhan ini. Dan kiranya dapat menjadi mercusuar yang terang bagi banyak orang. Tuhan memberkati setiap pemberi yang memberi dengan sukacita.

Atas Nama pengurus GC,

–Tzvetan Petkov

Ketua GC

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×