Hukum Allah Mengungkap Segala Cacat Dalam Tabiat
11 April 2022
HUKUM ALLAH MENJANGKAU SEGALA CACAT DALAM TABIAT
“Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” Yohanes 3:20, 21.
Itu [hukum Tuhan] begitu singkat sehingga kita dapat dengan mudah mengingat setiap ajaran-Nya, namun menjangkau jauh untuk mengungkapkan seluruh kehendak Tuhan dan untuk menjadi pedoman tidak hanya untuk perbuatan lahiriah, tetapi juga tindakan pikiran dan niat, keinginan dan emosi, perasaan di hati. Hukum manusia tidak dapat melakukan ini, melainkan hanya dapat menangani perbuatan lahiriah saja …. Hukum Tuhan memperhatikan dan menyelidiki kecemburuan, iri hati, kebencian, kejahatan, balas dendam, nafsu, dan ambisi yang melonjak di dalam jiwa, meski yang belum dinyatakan dalam perbuatan; … dan emosi-emosi berdosa ini akan diperhitungkan pada hari ketika ‘Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.’ Pengkhotbah 12:14.” –My Life Today, hal. 163.
“Buku catatan lainnya dibuka, di mana tercatat dosa-dosa dari orang-orang yang mengaku mengikut kebenaran. Di bawah judul besar keegoisan, tercatat setiap dosa lainnya. Ada juga judul-judul lain di atas setiap kolom, dan di bawahnya, pada setiap nama, dicatat, di kolomnya masing-masing, dosa-dosa yang lebih kecil.
“Di bawah judul ketamakan, tercatatlah kepalsuan, pencurian, perampokan, penipuan, dan keserakahan, kekikiran; di bawah judul ambisi terdapatlah keangkuhan dan kemewahan; kecemburuan berada di puncak kedengkian, kecemburuan, dan kebencian; dan ketidakbertarakan memimpin daftar panjang kejahatan yang menakutkan, seperti nafsu berahi, perzinahan, pemanjaan nafsu binatang, dll. Ketika saya melihatnya, saya dipenuhi dengan kesedihan yang tak terkatakan dan berseru: ‘Siapa yang dapat didiselamatkan? Siapa yang akan dibenarkan di hadapan Allah? Siapa yang jubahnya tidak bernoda? Siapakah yang tidak bercela di mata Allah yang murni dan suci?’” –Testimony Treasures, jilid 1, hal. 518.