Hidup Kita Terikat Dengan Kehidupan Yesus
18 Agustus 2022
HIDUP KITA TERIKAT DENGAN KEHIDUPAN YESUS
“Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:19, 20.
Tidak ada apa pun selain kuasa ilahi yang dapat meregenerasi hati manusia dan mengilhami jiwa-jiwa dengan kasih Kristus, yang akan selalu menyatakan dirinya dengan kasih bagi orang-orang yang untuknya Dia telah mati. Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, panjang sabar, kebaikan, iman, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri (pertarakan). Ketika seseorang bertobat kepada Tuhan, rasa moral baru diberikan, kekuatan motif baru diberikan, dan dia pun mencintai hal-hal yang Tuhan cintai; karena hidupnya terikat oleh rantai emas dari janji-janji kekal untuk kehidupan Yesus. Kasih, sukacita, damai sejahtera, dan rasa syukur yang tak terkatakan akan meliputi jiwa, dan bahasa orang yang diberkati adalah, ‘Kemurahan-Mu membuat aku besar’ (Mazmur 18:35).
“Tetapi orang-orang yang sekedar menunggu untuk melihat adanya perubahan ajaib dalam tabiat mereka tanpa usaha keras dari pihak mereka untuk mengatasi dosa, akan kecewa. Kita tidak memiliki alasan untuk takut bila kita memandang kepada Yesus, tidak ada alasan untuk ragu, melainkan keyakinan bahwa Dia mampu menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepada-Nya; tetapi kita perlu terus-menerus takut kalau-kalau sifat lama kita akan kembali mendapatkan kekuasaannya, bahwa musuh akan membuat jerat yang dengannya kita akan kembali menjadi tawanannya. Kita harus mengerjakan keselamatan kita sendiri dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kita baik kemauan dan pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Dengan kekuatan kita yang terbatas, kita harus menjadi kudus di lingkungan kita seperti Allah kudus di lingkungan-Nya. Sejauh kemampuan kita, kita harus mewujudkan kebenaran dan kasih dan keunggulan tabiat ilahi. Seperti lilin mengambil kesan meterai, demikian pula jiwa mengambil kesan Roh Allah dan meraih Kembali citra Kristus.” –Selected Messages, jilid 1, hal. 336.