Hati Nurani Harus Disucikan
HATI NURANI KITA HARUS DISUCIKAN
“Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!” 2 Korintus 13:11.
“Hati nurani kita harus disucikan (dibersihkan) dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, untuk dapat melayani Allah yang hidup (Ibrani 9:14). Pengudusan berarti kasih yang sempurna, ketaatan yang sempurna, dan keselarasan yang sempurna dengan kehendak Allah. Jika hidup kita serupa dengan kehidupan Kristus melalui penyucian pikiran, jiwa, dan tubuh, maka teladan kita akan memiliki pengaruh yang kuat bagi dunia. Kita tidak sempurna, tetapi merupakan hak istimewa kita untuk melepaskan diri dari belenggu diri dan dosa, dan untuk maju pada kesempurnaan….
“Tuhan hanya dapat dimuliakan ketika kita yang mengaku percaya kepada-Nya menjadi serupa dengan citra-Nya. Kita harus menunjukkan kepada dunia keindahan kekudusan, dan kita tidak akan pernah memasuki gerbang kota Allah sampai kita menyempurnakan tabiat kita menjadi seperti Kristus. Jika oleh percaya kepada Tuhan, kita mau berjuang untuk pengudusan, maka kita akan menerimanya. Kemudian sebagai saksi bagi Kristus, kita harus memberitakan apa yang telah dikerjakan oleh kasih karunia Allah di dalam kita.
“Kegelisahan terbesar yang dapat kita miliki adalah ketidakpastian. Penerimaan berkat Tuhan membawa kebenaran dan kedamaian. Buah kebenaran adalah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya (Yesaya 32:17). Kita harus memiliki kesederhanaan dan ketulusan seperti Tuhan. Kita harus memiliki hikmat yang datangnya dari atas. Pengalaman Kristen kita harus dijiwai oleh kesalehan, dan digerakkan dengan kehidupan ilahi.” –The Upward Look, hal. 99.
Pertanyaan-pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah kita memiliki hikmat yang datang dari atas?
Bisakah kita masuk ke gerbang kota Allah jika kita tidak menerima tabiat sempurna yang seperti Kristus?
Bagaimana agar kita dapat menghormati Tuhan saja?