Harus Ada Pertobatan Yang Sejati
30 Agustus 2022
HARUS ADA PERTOBATAN YANG SEJATI
“Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.” Kisah 17:30, 31.
“Kita sedang hidup pada hari pendamaian yang besar. Dalam acara di Bait Suci duniawi, sementara imam besar mengadakan pendamaian bagi orang-orang Israel, semua diharuskan merendahkan diri mereka oleh pertobatan dari dosa dan merendahkan diri di hadirat Tuhan agar mereka tidak dipisahkan dari antara umat itu. Dengan cara yang sama, semua yang mau agar namanya tetap tertulis di dalam kitab kehidupan, sekarang harus, dalam hari-hari terakhir masa percobaan itu merendahkan diri mereka di hadirat Allah oleh menyesali dosa-dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Harus ada penyelidikan hati yang sungguh-sungguh dan mendalam. Roh sembrono dan menganggap enteng yang dimanjakan oleh banyak yang mengaku Kristen harus ditinggalkan. Ada peperangan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi semua orang yang mau mengalahkan kecenderungan-kecenderungan jahat yang mau menguasainya. Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan individu, perseorangan. Kita tidak diselamatkan secara kelompok. Kesucian dan penyerahan dori yang dilakukan seseorang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan ini pada orang lain. Walaupun seluruh bangsa melewati pengadilan di hadirat Allah, namun Ia akan memeriksa kasus secara perorangan, tiap-tiap individu dengan sangat teliti seolah-olah tidak ada lagi orang lain yang hidup di atas dunia ini. Setiap orang harus diuji, dan didapati “tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan itu” (Efesus 5:27). …
“Pada waktu pekerjaan pengadilan pemeriksaan berakhir, maka nasib semua orang pun akan ditentukan, kepada kehidupan atau kematian. Masa pencobaan atau pintu kasihan ditutup tidak lama sebelum Tuhan tampak di awan-awan di langit. –The Great Controversy, hal. 489, 490.