Hari Sabat-Ku Kuberikan Kepada Mereka Sebagai Tanda
HARI SABAT-KU KUBERIKAN KEPADA MEREKA, SEBAGAI TANDA
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan,” dan hari kudus TUHAN “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong (kata-katamu sendiri), maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.” Yesaya 58:13, 14.
“Itu [Sabat] adalah milik Kristus… Karena Dia yang menciptakan segala sesuatu, Dia pula yang menciptakan hari Sabat. Oleh-Nya Sabat telah ditetapkan sebagai peringatan akan pekerjaan penciptaan. Sabat menunjuk kepada Dia sebagai Pencipta dan Pengudus. Ini menyatakan bahwa Dia yang telah menciptakan segala sesuatu di surga dan di bumi, dan yang olehnya segala sesuatu telah dipersatukan, yang kepala gereja, dan bahwa dengan kuasa-Nya kita diperdamaikan dengan Allah. Karena, Ketika berbicara tentang Israel, Dia berkata, ‘Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan (tanda) di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN.’— ‘yang menguduskan mereka’ (Yehezkiel 20:12). Maka hari Sabat adalah tanda kuasa Kristus yang menguduskan kita. Dan itu diberikan kepada semua orang yang dikuduskan Kristus. Sebagai tanda kuasa pengudusan-Nya, hari Sabat diberikan kepada semua orang yang melalui Kristus menjadi bagian dari Israel milik Allah…
“Bagi semua orang yang menerima hari Sabat sebagai tanda kuasa penciptaan dan penebusan Kristus, maka Sabat itu akan menjadi suatu kesenangan. Melihat Kristus berdiam di dalamnya, maka mereka pun bersukacita di dalam Dia. Sabat mengarahkan mereka pada pekerjaan penciptaan, sebagai bukti kuasa-Nya yang besar dalam penebusan. Sementara Sabat mengingatkan kedamaian Eden yang terhilang, Sabat juga menceritakan kedamaian yang dipulihkan melalui Juruselamat. Dan setiap ciptaan di alam mengulang-ulangi undangan-Nya, ‘Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.’ Matius 11:28.” –Maranatha, hal. 244.
Pertanyaan-pertanyaan untuk direnungkan:
Apakah hari Sabat menyenangkan bagi kita?
Mengapa bagi sebagian orang Sabat bukanlah kesenangan, melainkan hanya sebentuk peribadatan semata?
Apa artinya berhenti pada hari Sabat bagi anak-anak Allah?