Dikuduskan Sebagai Hari Ibadah

28 Januari 2023

Dikuduskan sebagai Hari Ibadah

Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: “Mari kita pergi ke rumah TUHAN.” Mazmur 122:1.

Tuhan telah memberi kita enam hari penuh untuk melakukan pekerjaan kita, dan hanya menyisihkan satu hari untuk diri-Nya sendiri. Ini seharusnya menjadi hari berkat bagi kita—hari ketika kita harus mengesampingkan segala urusan duniawi kita dan memusatkan pikiran kita pada Tuhan dan surga.

Seluruh surga memelihara hari Sabat, tetapi tidak dengan cara yang lesu dan tidak melakukan apa-apa. Pada hari ini setiap energi jiwa harus terjaga, karena bukankah kita akan bertemu dengan Allah dan dengan Kristus Juruselamat kita? Kita boleh memandang Dia dengan iman. Ia rindu untuk menyegarkan dan memberkati tiap-tiap jiwa.

Pada Sabat pagi keluarga harus bangun pagi-pagi. Jika mereka bangun terlambat, ada kebingungan dan kesibukan dalam mempersiapkan sarapan dan sekolah Sabat. Ada yang terburu-buru, berdesak-desakan, dan menjadi tidak sabaran. Demikianlah perasaan tidak suci menjadi masuk ke dalam rumah. Hari Sabat, yang dinodai dengan demikian, menjadi suatu keletihan, dan kedatangannya akan menjadi ditakuti dan bukannya dikasihi.

Sabat adalah waktu Tuhan. Dia telah mengkhususkan dan menguduskan hari ketujuh. Ia menetapkannya bagi manusia untuk dipelihara sebagai hari ibadah.

Kita perlu menghargai dan memupuk semangat ibadah yang sejati, dan semangat pengabdian pada hari Tuhan yang suci dan yang dikuduskan itu. Kita harus bersekutu bersama-sama dan percaya bahwa kita akan menerima penghiburan dan harapan, terang dan kedamaian dari Yesus Kristus.

Pada hari Sabat, segenap surga digambarkan kepada saya sebagai yang menyaksikan dan memperhatikan orang-orang yang mengakui tuntutan hukum keempat dan memelihara hari Sabat. Para malaikat menandai minat mereka, dan menjunjung tinggi lembaga ilahi ini. Mereka yang menguduskan Tuhan Allah di dalam hati mereka dengan pola pikir yang benar-benar terfokus pada perenungan akan jam-jam yang kudus ini, dan yang berusaha memberdayakan jam-jam kudus dalam memelihara Sabat dengan kemampuan terbaik mereka, dan menghormati Allah dengan menyebut hari Sabat sebagai hari kenikmatan—orang-orang ini secara khusus akan diberkati dengan terang dan kesehatan para malaikat, dan kekuatan khusus diberikan kepada mereka. –The Faith I Live By, hal. 35.

 

Leave a Reply

  Subscribe To Newsletter
SUBSCRIBE TO OUR NEWSLETTER

Keep up to date with the latest news, articles and weekly Sabbath School Lessons. In order to subscribe please provide us with your contact details bellow.

Note: We hate spam emails and we will never share your details with anyone else.

×