DARI KEMAH KE BANGUNAN PERMANEN
Pelajaran Sekolah Sabat Tahun 2022 Semester Kedua “Pertolongan Dari Bait Suci”
15 – Sabat, 8 Oktober 2022
DARI KEMAH KE BANGUNAN PERMANEN
“Dan ketahuilah, aku berpikir-pikir hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, seperti yang dijanjikan TUHAN kepada Daud, ayahku, demikian: Anakmu yang hendak Kududukkan nanti di atas takhtamu menggantikan engkau, dialah yang akan mendirikan rumah itu bagi nama-Ku.” 1 Raja-Raja 5:5.
“Bangunan mewah yang mempunyai keindahan yang melebihi yang lain-lain dan kemuliaan yang tiada tandingannya adalah yang didirikan oleh Salomo dan pembantu-pembantunya bagi Allah dan kebaktian-Nya. Dihiasi dengan batu-batu permata, dikelilingi oleh ruangan-ruangan yang serba luas dengan penemuan yang luar biasa, dilengkapi dengan kayu aras berukir yang disalut dengan emas, susunan rumah sembahyang itu, dengan hiasan-hiasan gantung yang dibordir, dan dilengkapi secara mewah, adalah suatu lambang yang cocok dari gereja Allah yang hidup di atas bumi, yang sepanjang zaman telah dibangun sesuai dengan pola Ilahi, dengan bahan-bahan yang dihubungkan pada “emas, perak, batu-batu permata,” “yang dipahat untuk bangunan istana.” 1 Korintus 3:12; Mazmur 144:12. Untuk bait suci rohani, Kristus adalah “sebagai batu penjuru; di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.” Efesus 2:20, 21.” –Prophets and Kings, hal. 36.
MINGGU
1. Mengingat dia tinggal di sebuah rumah yang dilapisi dengan kayu aras, sementara tabut Tuhan berada di sebuah kemah sederhana, maka, apakah keinginan Daud? Apa jawaban nabi Natan ketika Daud memberi tahu dia tentang rencananya?
2 Samuel 7:2, 3 berkatalah raja kepada nabi Natan: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.” 3Lalu berkatalah Natan kepada raja: “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab TUHAN menyertai engkau.”
“Daud, ketika berdiam di istana kayu arasnya, merasa terganggu hati nuraninya karena ia menganggap tidak ada tempat tinggal yang cocok untuk tabut Allah, yang melambangkan kehadiran-Nya. Tabut itu masih ditaruh di kemah pertemuan yang telah dibangun sejak di padang gurun, dan dibawa sepanjang jalan dari Horeb ke Yerusalem dalam perjalanan panjang bangsa itu selama empat puluh tahun. Tapi sekarang bangsa itu telah mengakhiri perjalanan panjang mereka dan memperoleh lokasi tempat tinggal yang permanen. Daud melihat ke sekelilingnya ke bangunan-bangunan dari kayu aras yang mahal, rumah-rumah penduduk yang menetap di tanah Kanaan yang indah, dan memikirkan gagasan bahwa sebuah bait permanen harus dibangun, yakni yang lebih layak untuk tempat kediaman Tuhan.” –Christ Triumphant, hal. 155.
SENIN
JAWABAN TUHAN BAGI KERINDUAN DAUD
2. Meskipun raja dan nabi setuju, jawaban apa yang datang dari Tuhan? Mengapa Dia merespons dengan cara ini?
1 Raja-Raja 8:19 hanya, bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah itu, melainkan anak kandungmu yang akan lahir kelak, dialah yang akan mendirikan rumah itu untuk nama-Ku.
1 Tawarikh 22:8 tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku.
1 Samuel 7:12-14, bagian pertama Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 13Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. 14Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku…
“Ketika Daud menyatakan kerinduannya untuk mendirikan sebuah rumah bagi Allah, janji pun diberikan, “Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu. . . . Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian. . . . Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengukuhkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.”
“Alasan mengapa Daud tidak boleh mendirikan bangunan Bait Suci telah dijelaskan: “Telah kautumpahkan banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan ru- mah bagi nama-Ku. . . .Sesungguhnya, seorang anak laki-laki akan lahir bagimu; ia akan menjadi seorang yang dikaruniai keamanan. Aku akan mengaruniakan keamanan kepadanya dari segala musuhnya;… la akan bernama Salomo; sejahtera dan sentosa akan Kuberikan atas Israel pada zamannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku.” 1 Tawarikh 22:8-10.” –Patriarchs and Prophets, hal. 712.
SELASA
3. Namun demikian, apa yang dilakukan Daud sebelum kematiannya? Apa yang akan dilakukan Salomo setelah ayahnya meninggal?
1 Tawarikh 22:2-5 Daud menyuruh mengumpulkan orang-orang asing yang ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya tukang-tukang untuk memahat batu-batu pahat yang akan dipakai untuk mendirikan rumah Allah. 3Selanjutnya Daud menyediakan sangat banyak besi untuk paku-paku bagi daun pintu gerbang dan bagi tupai-tupai, juga sangat banyak tembaga yang tidak tertimbang beratnya, 4dan kayu aras yang tidak terbilang banyaknya, sebab orang Sidon dan orang Tirus membawa sangat banyak kayu aras bagi Daud. 5Karena pikir Daud: “Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi TUHAN haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!” Lalu Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati.
1 Raja-Raja 5:5 Dan ketahuilah, aku berpikir-pikir hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, seperti yang dijanjikan TUHAN kepada Daud, ayahku, demikian: Anakmu yang hendak Kududukkan nanti di atas takhtamu menggantikan engkau, dialah yang akan mendirikan rumah itu bagi nama-Ku.
“Dari sejak awal pemerintahan Daud, salah satu daripada rencananya yang paling disukainya adalah untuk mendirikan sebuah kaabah bagi Tuhan. Sekalipun ia tidak diijinkan untuk melaksanakan rencananya itu, ia tidaklah menunjukkan semangat dan kesungguh-sungguhan yang berkurang untuk pekerjaan itu. Ia telah menyediakan bahan-bahan yang amat mahal dalam jumlah yang banyak—emas, perak, batu unam, dan batu-batu yang berbagai corak warnanya; batu marmar, dan kayu yang amat mahal. Dan sekarang harta yang mahal ini yang telah dikumpulkannya itu harus diserahkan kepada orang lain; olehkarena tangan yang lain harus mendirikan rumah bagi peti perjanjian itu, lambang daripada hadirat Allah.” –Patriarchs and Prophets, hal. 751.
RABU
PENGORGANISASIAN MISI PEMBANGUNAN ITU
4. Perkumpulan besar apa yang direkrut raja untuk membangun bait suci bagi Tuhan? Apa yang menjadi ciri para pembangun itu?
2 Tawarikh 2:1, 2, 17, 18 Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah bagi nama TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri. 2Dan Salomo mengerahkan tujuh puluh ribu kuli, delapan puluh ribu tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam ratus mandur untuk mengawasi mereka itu. 17Lalu Salomo menghitung semua orang asing yang laki-laki yang ada di negeri Israel sama seperti yang pernah dilakukan Daud, ayahnya. Maka terdapatlah seratus lima puluh tiga ribu enam ratus orang. 18Dan dari antara mereka, tujuh puluh ribu orang dijadikannya kuli, delapan puluh ribu orang tukang pahat di pegunungan, dan tiga ribu enam ratus orang mandur yang harus menyuruh orang-orang itu bekerja.
“Orang yang membangun bait itu banyak dan bangunan yang mereka bangun itu besar dan megah; dan Tuhan Allah di surga menghormati mereka karena mereka telah membangun tempat kudus di mana mereka dapat bertemu untuk menyembah Dia. Barangsiapa yang menyembah Dia dengan tulus hati akan mendapat berkat-Nya.” –Christ Triumphant, hal. 155.
KAMIS
5. Tempat apakah yang dipilih untuk didirikannya bait itu? Berapa lama pembangunannya? Setelah pekerjaan itu selesai, siapa yang dipanggil Salomo untuk hadir pada pentahbisannya?
2 Tawarikh 3:1-3 Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu. 2Ia mulai mendirikan rumah itu dalam bulan yang kedua, pada tahun keempat pemerintahannya. 3Inilah ukuran dasar yang dipakai Salomo untuk mendirikan rumah Allah: panjangnya enam puluh hasta, menurut ukuran hasta yang lama dan lebarnya dua puluh hasta.
1 Raja-Raja 6:37, 38 Dalam tahun yang keempat, dalam bulan Ziw, diletakkanlah dasar rumah TUHAN, 38dan dalam tahun yang kesebelas, dalam bulan Bul, yaitu bulan kedelapan, selesailah rumah itu dengan segala bagian-bagiannya dan sesuai dengan segala rancangannya; jadi tujuh tahun lamanya ia mendirikan rumah itu.
2 Tawarikh 5:1-3 Maka selesailah segala pekerjaan yang dilakukan Salomo untuk rumah TUHAN itu. Kemudian Salomo memasukkan barang-barang kudus Daud, ayahnya, dan menaruh perak, emas dan barang-barang itu dalam perbendaharaan rumah Allah. 2Pada waktu itu Salomo menyuruh para tua-tua Israel dan semua kepala suku, para pemimpin puak orang Israel, berkumpul di Yerusalem, untuk mengangkut tabut perjanjian TUHAN dari kota Daud, yaitu Sion. 3Maka pada hari raya di bulan ketujuh berkumpullah di hadapan raja semua orang Israel.
“Kepedulian yang ditunjukkan dalam pembangunan bait suci merupakan pelajaran bagi kita mengenai kepedulian yang harus kita tunjukkan dalam pembangunan tabiat kita. Tidak ada bahan murah yang digunakan. Tidak ada pekerjaan serampangan yang boleh dilakukan dalam mencocokkan bagian-bagian yang berbeda. Potongan-potongannya harus pas dengan potongan lainnya, dan cocok dengan sempurna. Sama seperti bait Allah, demikian juga seharusnya gereja-Nya. Ke dalam pembentukan tabiat mereka, umat-Nya tidak boleh membawa kayu yang tidak berguna, dan tidak boleh ada pekerjaan yang sembrono dan acuh tak acuh….
“Sekarang kita sedang berada di dalam bengkel kerja Tuhan, dan prosesnya sedang berlangsung dalam jam-jam percobaan ini untuk menyesuaikan diri kita dengan bait suci yang mulia. Kita sekarang tidak bisa acuh tak acuh, dan lalai, dan ceroboh, dan menolak untuk meninggalkan dosa,… dan berharap nantinya bisa langsung menjadi murni dan suci dan bertabiat seperti istana…. Sekaranglah hari persiapan kita; sekaranglah saatnya dimana kita bisa menghilangkan kekurangan-kekurangan kita.
“Batu yang tidak berkilau tidak berharga. Apa yang membentuk nilai gereja kita bukanlah batu mati yang tidak berkilau, melainkan batu-batu yang hidup, yakni batu-batu yang mampu menangkap sinar terang dari Batu Penjuru Utama, yang adalah Matahari Kebenaran.” –Our High Calling, hal. 165; Seventh-day Adventist Bible Commentary, jilid 2, hal. 1030.
JUMAT
DIPINDAHKAN DARI KEMAH KE BAIT PERMANEN
6. Apa yang dilakukan setelah pekerjaan pembangunan bait suci itu selesai?
2 Tawarikh 5:4-7 Setelah semua tua-tua orang Israel datang, maka orang-orang Lewi mengangkat tabut itu. 5Mereka mengangkut tabut itu dan Kemah Pertemuan dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi. 6Tetapi raja Salomo dan segenap umat Israel yang sudah berkumpul di hadapannya, berdiri di depan tabut itu, dan mempersembahkan kambing domba dan lembu sapi yang tidak terhitung dan tidak terbilang banyaknya. 7Kemudian imam-imam membawa tabut perjanjian TUHAN itu ke tempatnya, di ruang belakang rumah itu, di tempat maha kudus, tepat di bawah sayap kerub-kerub;
“Rasanya mustahil untuk dapat menggambarkan keindahan dan kemegahan tempat suci ini. Ke tempat ini tabut suci kemudian dibawa dengan penghormatan yang khidmat oleh para imam, dan diletakkan di tempatnya di bawah sayap dua kerub yang megah yang berdiri di atas lantai.
“Paduan suara suci mengangkat suara mereka untuk memuji Tuhan, dan melodi suara mereka diiringi oleh semua jenis alat musik. Dan sementara pelataran Bait Suci bergema dengan pujian, awan kemuliaan Allah menguasai bangunan itu, seperti yang sebelumnya pernah melingkupi kemah pertemuan ketika padang gurun.” –(Review and Herald, 9 November 1905) Seventh-day Adventist Bible Commentary, jilid 2, hal. 1030.
SABAT
DOA PENTAHBISAN SALOMO
7. Apa yang Salomo ungkapkan dalam doanya kepada Allah selama pentahbisan bait suci itu?
2 Tawarikh 6:18-21, 41, 42 Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. 19Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu ini! 20Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu — dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. 21Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarnya dari tempat kediaman-Mu, dari sorga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni. 41Dan sekarang, bangunlah ya TUHAN Allah, dan pergilah ke tempat perhentian-Mu, Engkau serta tabut kekuatan-Mu! Kiranya, ya TUHAN Allah, imam-imam-Mu berpakaian keselamatan, dan orang-orang yang Kaukasihi bersukacita karena kebaikan-Mu. 42Ya TUHAN Allah, janganlah Engkau menolak orang yang telah Kauurapi, ingatlah akan segala kasih setia-Mu kepada Daud, hamba-Mu itu.”
“Pada saat yang telah ditentukan orang Israel sebagai bangsa tuan rumah, berdatangan dari luar negeri dengan berpakaian mewah mewakili mereka yang tinggal di antara bangsa-bangsa asing, lalu berhimpun di pelataran bait suci. Pemandangan itu adalah suatu kemuliaan yang luar biasa …. Kemudian Salomo berlutut di atas mimbar itu, dan sambil didengar oleh orang banyak, ia menyampaikan doa pentahbisannya….
“‘Tetapi benarkah Allah hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini. Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hamba-Mu ini, ya TUHAN Allahku, dengarkanlah seruan dan doa yang hamba-Mu panjatkan di hadapan-Mu ini! Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman nama-Mu — dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. Dan dengarkanlah permohonan hamba-Mu dan umat-Mu Israel yang mereka panjatkan di tempat ini; bahwa Engkau juga yang mendengarnya dari tempat kediaman-Mu, dari sorga; dan apabila Engkau mendengarnya, maka Engkau akan mengampuni….’” –Prophets and Kings, hal. 38, 40.
RESPON DAUD TERHADAP PEKABARAN TUHAN
“Sekalipun rencana yang diidam-idamkan itu telah ditolak dari padanya, Daud menerima kabar itu dengan rasa syukur. “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? Dan hal ini masih kurang di mata-Mu, ya Tuhan Allah; sebab itu Engkau telah berfirman juga tentang keluarga hamba-Mu ini dalam masa yang masih jauh dan telah memperlihatkan kepadaku serentetan manusia yang akan datang, ya Tuhan Allah,” (1 Tawarikh 17:16, 17), dan kemudian ia membaharui perjanjiannya dengan Allah.
“Daud mengetahui bahwa akan menjadi satu kehormatan kepada namanya dan akan mendatangkan kemuliaan kepada pemerintahannya untuk melaksanakan pekerjaan yang telah direncanakannya di dalam hatinya, tetapi ia sedia menyerahkan kehendaknya kepada kehendak Allah. Penyerahan yang disertai dengan rasa syukur yang dinyatakan seperti itu jarang sekali terlihat, sekalipun di antara orang-orang yang mengaku Kristen. Betapa seringnya mereka yang telah melewati batas kekuatan manusia berpegang kepada harapan untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang besar yang telah direncanakan di dalam hatinya, tetapi untuk mana mereka tidak pantas lagi untuk melakukannya! Pimpinan Allah boleh jadi berbicara kepada mereka, sebagaimana nabi-Nya telah kepada Daud, menyatakan bahwa pekerjaan yang mereka ingini itu tidaklah diserahkan kepada mereka. Bagian merekalah untuk mengadakan persiapan bagi orang lain, untuk melaksanakannya.” –Patriarchs and Prophets, hal. 712.
* * *