Apakah Iman Membatalkan Ketaatan pada Hukum?
28 Maret 2023
Apakah Iman Membatalkan Ketaatan pada Hukum?
Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya. Roma 3:31.
Iman bukanlah candu, tetapi stimulant, yakni pendorong. Dengan memandang ke Kalvari tidak akan membuat jiwamu tenang bila engkau tidak melakukan tugas, tetapi akan menciptakan iman yang akan berhasil dan menang, memurnikan jiwa dari semua keegoisan.
Iman kepada Kristus yang menyelamatkan jiwa bukanlah iman yang seperti yang digambarkan oleh banyak orang. “Percaya, percaya,” adalah seruan mereka; “hanya percaya kepada Kristus, dan engkau akan diselamatkan. Hanya itu yang harus engkau lakukan.” Iman yang sejati yakni yang percaya sepenuhnya kepada Kristus untuk keselamatan, akan menuntun pada keselarasan yang sempurna dengan hukum Allah.
Ada dua kesalahan yang harus diwaspadai oleh anak-anak Allah—khususnya mereka yang baru percaya pada kasih karunia-Nya. Yang pertama … adalah orang yang melihat pada pekerjaan mereka sendiri, dan percaya pada apapun yang bisa mereka lakukan, untuk membawa diri mereka ke dalam keharmonisan dengan Tuhan. Dia adalah orang yang berusaha untuk menjadi kudus dengan perbuatannya sendiri dalam memelihara hukum, karena artinya ia sedang mencoba suatu kemustahilan…. Hanya kasih karunia Kristus, melalui iman saja, yang dapat menjadikan kita kudus.
Kesalahan yang berlawanan berikutnya dan tidak kalah bahayanya adalah bahwa percaya kepada Kristus melepaskan manusia dari memelihara hukum Allah; bahwa karena hanya dengan iman dan kita mengambil bagian dalam kasih karunia Kristus, maka perbuatan kita tidak ada hubungannya dengan penebusan kita.
Tetapi perhatikan di sini bahwa kepatuhan bukanlah sekadar kepatuhan secara lahiriah, melainkan suatu pelayanan kasih. Hukum Allah adalah ungkapan dari sifat-Nya; itu adalah perwujudan dari prinsip kasih yang agung, dan karenanya menjadi dasar pemerintahan-Nya di surga dan di bumi…. Bukannya melepaskan manusia dari ketaatan, melainkan iman, dan hanya iman saja, yang sanggup membuat kita mengambil bagian dalam kasih karunia Kristus, yang memampukan kita untuk memberikan ketaatan.
Sebagaimana Yesus, ketika berada dalam kodrat manusia, demikianlah Allah memaksudkan para pengikut-Nya. Dalam kekuatan-Nya kita harus menjalani kehidupan yang murni dan mulia sebagaimana yang telah dijalani Juruselamat. –The Faith I Live By, hal. 93